Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS

Disusun oleh :

Elisa Oktaviana Firdausi (1811006)


Riska Nasiron M. (1811015)

Program Studi S1 Pendidikan Ners


STIKes Patria Husada Blitar
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat kesehatan
yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas asuhan
keperawatan “DERMATITIS” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Tak lupa juga sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SWT .
Kami sadar bahwa makalah ini masih belum sempurna dan masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini . Oleh karena itu , kami
mohon saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah
ini dapat lebih baik dari sebelumnya .
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua .

Blitar, 22 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ................................................................................................ 5
2.2 Klasifikasi ............................................................................................ 5
2.3 Etiologi ............................................................................................... 6
2.4 Patofisiologi ....................................................................................... 7
2.5 Pathway ............................................................................................... 7
2.6 Manifestasi Klinis ............................................................................... 8
2.7 Pemeriksaan Penunjang ....................................................................... 8
2.8 Penatalaksanaan................................................................................... 8
BAB III KONSEP ASKEP
3.1 Pengkajian ......................................................................................... 10
3.2 Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 12
3.3 Intervensi ........................................................................................... 13
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 16
4.2 Saran .................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot
dan organ dalam. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan
merupakan benteng pertahanan terhadap bakteri. Kehilangan panas dan
penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah
kulit atau sekresi kelenjar keringat. Kulit juga merupakan sensasi raba, tekan,
suhu, nyeri, dan nikmat berkat jalinan ujung-ujung saraf yangsaling bertautan.
Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan: pidermis, dermis, dan lemak
subkutan. Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi menjadi dua lapisan
utama yaitu stratum korneum dan stratum malfigi. Dermis terletak tepat di
bawah epidermis, dan terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin, dan
retikulin yang tertanam dalam substansi dasar. Di bawah dermis terdapat
lapisan lemak subcutan yang merupakan bantalan untuk kulit,isolasi untuk
pertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi.
Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni dermatitis
yang lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami
peradangan. Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul
dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering. Umumnya eksim dapat
menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis
tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak
menular.Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak
nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis muncul dalam beberapa jenis,
yang masing-masing memilikiindikasi dan gejala dermatitis yang muncul
dipicu alergen “penyebab alergi tertentu” seperti racun yang terdapat pada
berbeda, antara lain dermatitis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dermatitis?
2. Bagaimana etiologi, klasifikasi, patofisiologi, manifestsi klinis dermatitis?
3. Bagaimana komplikasi, penatalaksanaan pemeriksaan penunjang
dermatitis?
4. Bagaimaan asuhan keperawatan klien dermatitis?

1.3 Tujuan penulisan


1. Mengetahui definisi dermatitis
2. Mengetahui etiologi, klasifikasi, patofisiologi, manifestsi klinis
dermatitis?
3. Mengetahui komplikasi, penatalaksanaan pemeriksaan penunjang
dermatitis?

4
4. Mengetahui asuhan keperawatan klien dermatitis?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit
yang mengalami peradangan kerena bermacam sebab dan timbul dalam
berbagai jenis, terutama kulit yang kering, umumnya berupa pembengkakan,
memerah, dan gatal pada kulit.
Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai
respon terhadap pengaruh fakor eksogen atau pengaruh factor endogen,
menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik ( eritema, edema,
papul, vesikel, skuama ) dan keluhan gatal ( Djuanda, Adhi, 2007 ).

2.2 Klasifikasi
Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki
indikasi dan gejala berbeda :
1. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan /
substansi yang menempel pada kulit. (Adhi Djuanda,2005)
Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti
racun yang terdapat pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi dan
gejala antara kulit memerah dan gatal. Jika memburuk, penderita akan
mengalami bentol-bentol yang meradang. Disebabkan kontak langsung
dengan salah satu penyebab iritasi pada kulit atau alergi. Contohnya sabun
cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai. Alergennya bisa berupa
karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.
2. Neurodermatitis
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal
dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit
batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena
berbagai ransangan pruritogenik. (Adhi Djuanda,2005). Timbul karena
goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil, datar dan dapat
berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini muncul saat sejumlah
pakaian ketat yang kita kenakan menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi
ini memicu kita untuk menggaruk bagian yang terasa gatal. Biasanya
muncul pada pergelangan kaki, pergelangan tangan, lengan dan bagian
belakang dari leher.
3. Dermatitis atopik
Dermatitis atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif,
disertai gatal dan umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-

5
anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum
dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Kelainan kulit berupa
papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi,
tempatnya dilipatan atau fleksural.
4. Dermatitis munularis
Merupakan dermatitis yang bersifat kronik residif dengan lesi berukuran
sebesar uang logam, berbatas tegas, dengan efloresensi berupa
papulovesikel, biasanya mudah pecah sehingga basah, dan umumnya
berlokasi pada sisi ekstensor ekstremitas.
5. Dermatitis statis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena (atau
hipertensi vena) tungkai bawah. (Adhi Djuanda,2005)
Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan
tulang kering berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan
gatal. Dermatitis muncul ketika adanya akumulasi cairan di bawah
jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain pada kaki juga menjadi
penyebab.
6. Dermatitis seboroik
Merupakan golongan kelainan kulit yang didasari oleh factor konstitusi,
hormon, kebiasaan buruk dan bila dijumpai pada muka dan aksila akan
sulit dibedakan. Pada muka terdapat di sekitar leher, alis mata dan di
belakang telinga. Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi
dari hidung, antara kedua alis, belakang telinga serta dada bagian
atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor keturunan, muncul saat
kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang menderita penyakit
saraf seperti Parkinson.

2.3 Etiologi
Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar
merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan
fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis. Respon
tersebut dapat berhubungan dengan alergi.
Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (deterjen, oli, semen, asam, basa),
fisik (sinar matahari, suhu), mikroorganisme (mikroorganisme, jamur).
b. Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis atopik.
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi
dapat menjadi penyebab eksim. masing-masing jenis eksim, biasanya
memiliki penyebab berbeda pula. Seringkali, kulit yang pecah-pecah dan
meradang yang disebabkan eksim menjadi infeksi. jika kulit tangan ada strip
merah seperti goresan, kita mungkin mengalami selulit infeksi bakteri yang
terjadi di bawah jaringan kulit. Selulit muncul karena peradangan pada kulit

6
yang terlihat bentol-bentol, memerah, berisi cairan dan terasa panas saat
disentuh dan.Selulit muncul pada seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya
tidak bagus.

2.4 Patofisiologi
Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh iritan
melalui kerja kimiawi atau fisik. Bahan irisan merusak lapisan tanduk,
denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya
ikat air kulit. Keadaan ini akan merusak sel epidermis.
Ada 2 jenis bahan iritan yaitu: iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan
menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang,
sedang iritan lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami
kontak berulang-ulang. Faktor lain yang dapat mempengaruhi yaitu:
kelembaban udara, tekanan, gesekan, mempunyai andil pada terjadinya
kerusakan tersebut. Berkaitan dengan gejala diatas dapat menimbulkan rasa
nyeri yang timbul akibat lesi kulit, erupsi dan gatal. Selain itu, dapat
menimbulkan gangguan intergritas kulit dan gangguan citra tubuh yang
timbul karena vesikel kecil, kulit kering, pecah-pecah dan kulit bersisik.

2.5 Pathway

7
2.6 Manifestasi Klinis
Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut
terutama pruritus (gatal), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya
pada muka (terutama palpebra dan bibir), gangguan fungsi kulit dan genitalia
eksterna.
a. Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula,
erosi dan eksudasi sehingga tampak basah.
b. Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering
menjadi kusta.
c. Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan
likenefikasi.
Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja suatu dermatitis sejak awal
memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis.

2.7 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan penunjang
a. Percobaan asetikolin (suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin
1/5000).
b. Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi
2. Laboratorium
a. Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total,
albumin, globulin
b. Urin : pemerikasaan histopatologi

2.8 Penatalaksanaan
Pada prinsipnya penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak alergik
yang baik adalah mengidentifikasi penyebab dan menyarankan pasien untuk
menghindarinya, terapi individual yang sesuai dengan tahap penyakitnya dan
perlindungan pada kulit.
1. Pencegahan
Merupakan hal yang sangat penting pada penatalaksanaan dermatitis
kontak iritan dan kontak alergik. Di lingkungan rumah, beberapa hal dapat
dilaksanakan misalnya penggunaan sarung tangan karet di ganti dengan
sarung tangan plastik, menggunakan mesin cuci, sikat bergagang panjang,
penggunaan deterjen.
2. Pengobatan
Pengobatan yang diberikan dapat berupa pengobatan topikal dan sistemik.
a. Pengobatan topical

8
Obat-obat topikal yang diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip umum
pengobatan dermatitis yaitu bila basah diberi terapi basah (kompres
terbuka), bila kering berikan terapi kering. Makin akut penyakit, makin
rendah prosentase bahan aktif. Bila akut berikan kompres, bila subakut
diberi losio, pasta, krim atau linimentum (pasta pendingin ), bila kronik
berikan salep. Bila basah berikan kompres, bila kering superfisial diberi
bedak, bedak kocok, krim atau pasta, bila kering di dalam, diberi salep.
b. Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik ditujukan untuk mengontrol rasa gatal dan atau
edema, juga pada    kasus-kasus sedang dan berat pada keadaan akut
atau kronik.
3. Diet
Penatalaksanaan diet pada dermatitis msih merupakan masalah yang
kontriversional. Alergi makanan yang signifikan tidak diketahui seganai
penyebab dari dermatitis atau berapa persentase dari klien dermatitis yang
mempunyai alergi terhadap makanan. Diet pada penyakit dermatitis adalah
diet TKTP ( Tinggi Kalori Tinggi Protein).

9
BAB III
KONSEP ASKEP

3.1 Pengkajian
a. Identitas Meliputi nama, umur, alamat, tempat tanggal lahir, pendidikan,
suku, agama, diagnosa medis, jenis kelamin, pendidikan, status
pernikahan, dan identitas keluarga yang bertanggung jawab.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama : Pada penderita dermatitis biasanya akan ditemukan
keluhan gatal pada kuli, suhu tubuh meningkat/demam, kemerahan,
kering, edema disertai nyeri, dan rasa terbakar pada kulit. Keluhan
tersebut bisamuncul tergantung bagaimana respon kulitdari masing-
masing orang.
2. Riwayat penyakit sekarang : Biasanya penderita dengan dermatitis
akan mengalami rasa gatal-gatal pada kulit yang dapat menimbulkan
lesi akibat adanya infeksi sehingga suhu tubuh bisa
meningkat/demam, kemerahan, edema disertai rasa nyeri, rasa
terbakar/panas pada kulit.Keluha-keluhan yang muncul dan tidak bisa
ditangani oleh penderita sehingga penderita harus datang ke pelayanan
kesehatan.
3. Riwayat penyakit dahulu : Biasanya pada pasien dengan dermatitis
juga bisa disebakan oleh adanya riwayat alergi terhadap bahan-bahan
tertentu, kemudian juga dilihat dari sensitivitas kulit seseorang itu
sendiri.
4. Riwayat penyakit keluarga : Pada penderita dermatitis ditanyakan
apakah ada penyakit keluarga yang sama dengan yang dialami
penderita, selain itu pada anak-anak sering ditemukan alergi terhadap
bahan tertentu yang mungkin diketahui oleh keluarganya.
c. Pola fungsi kesehatan
1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat Biasanya pada penderita
dermatitis tidak begitu paham dengan kondisi kesehatan terutama
terhadap alergi bahan-bahan kimia yang dapat menimbulka dermatitis.
Jika penderita merasakan keluhan biasanya pasien minum obat dan
apabila penyakitnya tidak sembuh pasienpergi ke pelayanan kesehatan
2. Pola nutrisi dan metabolik Biasanya pada penderita dermatitis bisa
ditemukan nafsu makan terganggu karena penyakit yang rasakan
seperti rasa panas, demam dan nyeri bagian kulit yang biasanya

10
membuat nafsu makan turun tetapi tergantung dari masing-masin
idividu yang mengalami.
3. Pola eliminasi Pada penderita dermatitis biasanya tidak ditemukan
gangguan pada pola eliminasi, kecuali dermatitis timbul pada bagian
genital sehingga membuat penderita takut untuk BAK.
4. Pola aktivitas dan latihan Biasanya pada penderita dermatitis tidak
mengganggu aktivitas sehari-hari tetapi tergantung dari tingkat
keparahan penyakit dan rasa nyeri atau lokasi sakit yang dirasakan.
5. Pola tidur dan istirahat Biasanya pada pola istirahat penderita
dermatitis terjadi gangguan pola tidur dikarenakan rasa nyeri dan rasa
gatal ataupun rasa terbakar yang dialami.
6. Pola hubungan dan peran Biasanya hubungan dengan keluarga,teman
dan tetangga terganggu karena penyakitnya yang dirasakan.
7. Pola sensori dan kognitif Biasanya pada penderita dermatitis tidak
ditemukan ganngguan tetapi tergantung dari masing-masing individu
yang mengalami penyakit tersebut.
8. Pola persepsi dan konsep diri Biasanya pada penderita dermatitis
status mental sadar, bicara normal, masih mampu berinteraksi social .
9. Pola reproduksi dan seksual Biasanya penderita dermaitis merasa
terganggu dengan pola seksual jika penyakit tersebut menyerang
bagian genetalia
10. Pola penanggulangan stress Biasanyapada penderita dermatitis
mangatasi rasa nyeri dengan mengkonsumsi obat anti nyeri dan karena
nyeri yang dirasakan biasanya akan meningkatkan emosi dan rasa
khawatir klien tentang penyakitnya.
11. Pola tata nilai dan kepercayaan Biasanya pada penederita dermatitis
menyebabkan malaise, demam, rasa panas pada kulit sehingga bisa
membuat rutinitas ibadah penderita terganggu.
d. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum penderita bergantung pada luas, lokasi timbulnya lesi atau
kemerahan pada kulit, dankekuatan daya tahan tubuh. TTV biasanya
penderita mengalami peningkatan suhu tubuh dan akibat nyeri yang
dirasakan bisa juga mengakibatkanpeningkatan denyut jantung,
peningkatan pernapasan, serta peningkatan tekanan darah.
1. Pemeriksaan head to toe dengan cara Inspeksi (Melihat), Auskultasi
(Mendengar),Palpasi (Meraba), Perkusi (Mengetuk) mulai dari:
a) Kepala : Biasanya bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
lukaataulesi.
b) Rambut : biasanya berwarna hitam tergantung tingkatan usia
c) Wajah : kebersihan, ada lesi/tidak ada edema/tidak, dan tidakpucat,
sianosis adanya kemerahan/tidak.

11
d) Mata : Konjungtiva pucat/tidak dan sklera ikterus/tidak, ada
kelainan atau tidak, serta adanay bengkak kemrahan/tidak
e) Mulut dan gigi : Bersih/tidak, warna bibir, ada stomatitis/tidak, gigi
tidak berlubang, gusi tidak berdarah. Biasanya pada herpes terdapat
lesi pada bagian bibir akibat infeksi
f) Leher : ada kelainan atau tidak, adanya nyeri tekan/tidak, adanya
kemerahan atau tidak karena dermatitis bias menyerang bagian
kulit manapun
g) Thorak : Irama cepat/ tidak, suara jantung normal/tidak, ada tidak
bunyi tambahan nafas. Tidak ada masa/ benjolan,ada nyeri tekan
atau tidak.
h) Abdomen : Ada atau Tidak luka bekas operasi, distensi abdoen atau
tidak, kembung atau tidak, warna, kebersihan.
i) Genetalia : Apakah ada varises, bersih, adanynya nyeri tekan atau
tidak, edema/tidak. Biasanya pada dermatitis yang menyerang
genital mengalami kelainan seperti warna kemerahan serta adanya
rasa nyeri
j) Rectum : Bersih/tidak, tidak ada edema, Adanya tanda- tanda
insfeksi/tidak).
k) Ekstrimitas : Edema/tidak, adanya varises/tidak, sianosis, CRT
kembali normal/tidak
l) Integumen : biasanya pada dermatitis akan ditemukan radang akut
terutama priritus (sebagai pengganti dolor), kemerahan (rubor),
gangguan fungsi kulit (function laisa), terdapat Vesikel-veikel
fungtiformis yang berkelompok yang kemudian membesar,
terdapat bula atau pustule, hiperpigmentai tau
hipopigmentasi.Adanya nyeri tekan, edema atau pembengkakan,
serta kulit bersisik

3.2 Diagnosa Keperawatan


Adapun diagnosa keperawatan yang kemungkinan muncul pada penyakit
dermatitis diantaranya :
1. Nyeri akut berhubungan dengan lesi pada kulit
2. Gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi
barier kulit
3. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan Pruritus
4. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang
tidak baik
5. Defisit pengetahuan tentang perawatan kulit serta cara menangani kelainan
pada kulit
6. Risiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak – bercak merah pada kulit.

12
13
3.3 Intervensi
N SDKI SLKI SIKI
O
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri
b.d Agen tindakan keperawatan Observasi :
pencedera dalam jangka waktu -Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi frekuensi,
kimiawi d.d 2x24 jam tingkat nyeri kualitas, intensitas nyeri.
Mengeluh menurun dengan -Identifikasi skala nyeri
nyeri kriteria hasil : -Identifikasi respon nyeri non verbal
Keluhan nyeri : 4 Terapeutik :
Meringis :4 -Berikan teknik nonfarmakologis untuk
Gelisah :4 mengurangi rasa nyeri(mis, hipnosis, akupresur,
Kesulitan tidur : 4 terapi musik)
-Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis suhu ruangan, pencahayaan,kebisingan)
-Fasilitas istirahat dan tidur
Edukasi :
-Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
-Jelaskan strategi meredakan nyeri
-Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu
2 Gangguan Setelah dilakukan Perawatan integritas kulit
integritas tindakan keperawatan Observasi :
kulit b.d dalam jangka waktu -Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
perubahan 2x24 jam integritas (Misal perubahan sirkulasi,perubahan status)
sirkulasi d.d kulit meningkat Terapeutik
kerusakan dengan kriteria hasil : -Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
jaringan dan Elastisitas :4 -Bersihkan parineal dengan air hangat, terutama
lapisan kulit Hidrasi :4 selama periode diare
Perfusi jaringan : 4 -Gunakan produk berbahan ringan/alami
hipoalergik pada kulit sensitif
Edukasi
-Anjurkan menggunakan pelembab
-Anjurkan minum air yang cukup
-Anjurkan meningkatkan nutrisi yang cukup
3 Gangguan Setelah dilakukan Dukungan tidur
pola tidur b.d tindakan keperawatan Observasi :
hambatan dalam jangka waktu -Identifikasi pola aktivitas tidur
lingkungan 2x24 jam pola tidur -Identifikasi faktor pengganggu tidur
d.d mengeluh membaik dengan -Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
sulit tidur kriteria hasil : Terapeutik

14
Keluhan sulit tidur -Modifikasi waktu tidur siang
:3 -Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
Keluhan tidak puas -Tetapkan jadwal tidur rutin
tidur :3 Edukasi
Keluhan istirahat tidak -Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
cukup : 3 -Anjurkan menpati kebiasaan waktu tidur
-Anjurkan menghindari makanan/minuman yang
mengganggu tidur
4 Gangguan Setelah dilakukan Promosi citra tubuh
citra tubuh tindakan keperawatan Observasi
b.d dalam jangka waktu -Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap
perubahan 2x24 jam citra tubuh perkembangan
bentuk tubuh meningkat dengan -Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan
d.d kriteria hasil : umur terkait citra tubuh
kehilangan Melihat bagian tubuh -Identifikasi perubahan citra tubuh yang
bagian tubuh :4 mengakibatkan isolasi sosial
Menyentuh bagian Terapeutik
tubuh : 4 -Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
Hubungan sosial : 4 -Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap
harga diri
-Diskusikan presepsi pasien dan keluarga tentang
perubahan citra tubuh
Edukasi
-Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan
perubahan citra tubuh
-Anjurkan mengungkapkan gambaran diri
terhadap citra tubuh
-Anjurkan menggunakan alat bantu (mis pakaian,
wig, parfum)
5 Defisit Setelah dilakukan Edukasi kesehatan
pengetahuan tindakan keperawatan Observasi
b.d kurang dalam jangka waktu -Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
minat dalam 2x24 jam tingkat informasi
belajar d.d pengetahuan membaik -Identifikasi faktor faktor yang dapat
menunjukan dengan kriteria hasil : meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku
perilaku Perilaku sesuai hidup bersih dan sehat
tidakn sesuai anjuran :4 Terapeutik
ajaran Verbalisasi minat -Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
dalam belajar : 4 -Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
Perilaku sesuai kesepakatan
pengetahuan :4 -Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi

15
-Jelaskan faktor risiko yang dapat memperngaruhi
kesehatan
-Ajarkan perlaku hidup bersih dan sehat
-Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatanperilaku hidup bersih dan sehat

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon
terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan
kelainan klinis berubah eflo-resensi polimorfik (eritema, edema,papul,
vesikel, skuama, dan keluhan gatal).
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen) misalnya bahan
kimia (contoh:detergen,asam,basa,oli,semen), fisik (sinar dan suhu),
mikroorganisme (contohnya: bakteri,jamur) dapat pula dari dalam (endogen)
misalnya dermatitis atopik.
Pencegahan merupakan hal yang sangat penting pada penatalaksanaan
dermatitis kontak iritan dan kontak alergik. Di lingkungan rumah, beberapa
hal dapat dilaksanakan misalnya penggunaan sarung tangan karet di ganti
dengan sarung tangan plastik,menggunakan mesin cuci, sikat bergagang
panjang, penggunaan deterjen.

4.2 Saran
Untuk menghindari terjadinya dermatitis maka seseorang yang memiliki
kulit sensitive disarankan untuk menggunakan sarung tangan plastik saat
mencuci pakaian agar tidak terpapar dengan deterjen.

17
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, Adhi dkk. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI.

Djuanda, Adhi dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI.

Nurarif, A. huda, & Kusuma, H. (2015). APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN


BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
MediAction.

18

Anda mungkin juga menyukai