Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TERAPI MODALITAS LANSIA (TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK)

Kata pengantar

Puji syukur, kami panjatkan kepadaTUHAN yang Maha Esa karena bimbingan-NYA lah
kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.

kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu ,kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Akhir kata,“tak ada gading yang tak retak” begitupun dengan makalah ini.kami mohon kritik
dan saran untuk lebih sempurnanya makalah ini di masa mendatang. Selanjutnya kami
berharap makalah yang sederhana ini bermanfaat, terutama bagi yang membutuhkannya.
Daftar isi
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan hidup manusia yang

terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami penurunan kemampuan fisik, mental dan sosial

secara bertahap sampai tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Bagi kebayakan orang masa

tua itu masa yang kurang menyenangkan. Anggapan terhadap lansia adalah bingung dan tidak peduli

terhadap lingkungan, kesepian dan tidak bahagia, pikun, tidak berminat seksual dan tidak berguna

bagi masyarakat. Namun kenyataannya tidak semua usia lanjut yang mencapai kematangan dan

produktifitas mental dan materi pada usia lanjut. Oleh karna itu perawat harus dapat

membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia dalam memecahkan masalah dan mengurangi

rasa putus asa, rendah diri, rasa keterbatasan akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan yang

dideritanya. Dapat disadari bahwa pendekatan komunikasi dalam perawat tidak kalah pentingnya

dengan upaya pengobatan medis dan proses penyembuhan dan ketenangan para klien lanjut usia.

Terapi kreatifitas menempel foto dimulai dengan membangun hubungan dan kepercayaan serta rasa

aman dan membuat lanjut usia merasa lebih baik dengan memanfaatkan waktu luangnya
A. PENGERTIAN

Terapi modalitas adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang bagi lansia.

B. TUJUAN
1. Mengisi waktu luang bagi lansia

2. Meningkatkan kesehatan lansia

3. Meningkatkan produktifitas lansia

4. Meningkatkan interaksi sosial antar lansia

C. JENIS KEGIATAN

a. Psikodrama

Bertujuan untuk mengekspresikan perasaan lansia. Tema dapat dipilih sesuai dengan masalah lansia.

b. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

Terdiri atas 7-10 orang. Bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan, bersosialisasi, bertukar pengala

man, dan mengubah perilaku. Untuk terlaksananya terapi ini dibutuhkan Leader, Co-Leader, dan fasili

tator. Misalnya : cerdas cermat, tebak gambar, dan lain-lain.

c. Terapi Musik

Bertujuan untuk mengibur para lansia sehingga meningkatkan gairah hidup dan dapat mengenang m

asa lalu. Misalnya : lagu-lagu kroncong, musik dengan gamelan.

d. Terapi Berkebun

Bertujuan untuk melatih kesabaran, kebersamaan, dan memanfaatkan waktu luang. Misalnya : pena

naman kangkung, bayam, lombok, dan lain-lain

e. Terapi dengan Binatang

Bertujuan untuk meningkatkan rasa kasih sayang dan mengisi hari-hari sepinya dengan bermain bers

ama binatang. Misalnya : mempunyai peliharaan kucing, ayam, dan lain-lain.

f. Terapi Okupasi
Bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan produktivitas dengan membuat atau

menghasilkan karya dari bahan yang telah disediakan. Misalnya : membuat kipas, membuat keset, m

embuat sulak dari tali rafia, membuat bunga dari bahan yang mudah di dapat (pelepah pisang, sedot

an, botol bekas, biji-bijian, dan lain-lain), menjahit dari kain, merajut dari benang, kerja bakti (merapi

kan kamar, lemari, membersihkan lingkungan sekitar, menjemur kasur, dan lain-lain).

g. Terapi Kognitif

Bertujuan agar daya ingat tidak menurun. Seperti mengadakan cerdas cermat, mengisi Teka-Teki Sila

ng (TTS), tebak-tebakan, puzzle, dan lain-lain.

h. Life Review Terapi

Bertujuan untuk meningkatkan gairah hidup dan harga diri dengan menceritakan pengalaman hidupn

ya. Misalnya : bercerita di masa mudanya.

i. Rekreasi

Bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi, gairah hidup, menurunkan rasa bosan, dan melihat peman

dangan. Misalnya : mengikuti senam lansia, posyandu lansia, bersepeda, rekreasi ke kebun raya bersa

ma keluarga, mengunjungi saudara, dan lain-lain.

j. Terapi Keagamaan

Bertujuan untuk kebersamaan, persiapan menjelang kematian, dan meningkatkan rasa nyaman. Sepe

rti mengadakan pengajian, kebaktian, sholat berjama’ah, dan lain-lain.

k. Terapi Keluarga

Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga sebagai unit penangan

an (treatment unit). Tujuan terapi keluarga adalah agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya. Un

tuk itu sasaran utama terapi jenis ini adalah keluarga yang mengalami disfungsi, tidak bisa melaksana

kan fungsi-fungsi yang dituntut oleh anggotanya.


Dalam terapi keluarga semua masalah keluarga yang dirasakan diidentifikasi dan kontribusi dari masi

ng-masing anggota keluarga terhadap munculnya masalah tersebut digali. Dengan demikian terlebih

dahulu masing-masing anggota keluarga mawas diri, apa masalah yang terjadi di keluarga, apa kontri

busi masing-masing terhadap timbulnya masalah, untuk kemudian mencari solusi untuk mempertaha

nkan keutuhan keluarga dan meningkatkan atau mengembalikan fungsi keluarga seperti yang seharus

nya.

Proses terapi keluarga meliputi tiga tahapan yaitu fase 1 (perjanjian), fase 2 (kerja), dan fase 3 (termi

nasi). Di fase pertama perawat dan klien mengembangkan hubungan saling percaya, isu-isu keluarga

diidentifikasi, dan tujuan terapi ditetapkan bersama. Kegiatan di fase kedua atau fase kerja adalah kel

uarga dengan dibantu oleh perawat sebagai terapis berusaha mengubah pola interaksi di antara angg

ota keluarga, meningkatkan kompetensi masing-masing individual anggota keluarga, eksplorasi batas

an-batasan dalam keluarga, peraturan-peraturan yang selama ini ada. Terapi keluarga diakhiri difase t

erminasi di mana keluarga akan melihat lagi proses yang selama ini dijalani untuk mencapai tujuan te

rapi, dan cara-cara mengatasi isu yang timbul. Keluarga juga diharapkan dapat mempertahankan pera

watan yang berkesinambungan.

BAB III

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Kelompok merupakan individu yang mempunyai hubungan satu dengan yang lain saling ketergantung

an dan mempunyai norma yang sama (Stuart & Sundeen, 1998). Aktivitas kelompok adalah kumpula
n individu yang mempunyai relasi atau hubungan satu dengan yang lain saling terkait dan dapat bers

ama-sama mengikuti norma yang sama.

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan kegiatan yang diberikan kelompok klien dengan tujuan m

emberi terapi bagi anggotanya. Dimana berkesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup dan meni

ngkatkan respon sosial. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi adalah upaya memfasilitasi sejumlah kli

en dalam membina hubungan sosial yang bertujuan untuk menolong klien dalam berhubungan deng

an orang lain seperti kegiatan mengajukan pertanyaan, berdiskusi, bercerita tentang diri sendiri pada

kelompok, menyapa teman dalam kelompok. Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita (TAK), orien

tasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, oran

g lain, lingkungan/tempat, dan waktu.

B. TUJUAN

Tujuan dari terapi aktivitas kelompok :

1. Mengembangkan stimulasi persepsi

2. Mengembangkan stimulasi sensoris

3. Mengembangkan orientasi realitas

4. Mengembangkan sosialisasi

C. PRINSIP-PRINSIP MEMILIH PESERTA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Prinsip memilih pasien untuk terapi aktifitas kelompok adalah homogenitas, yang dijabarkan antara l

ain:

a. Gejala sama

Misal terapi aktifitas kelompok khusus untuk pasien depresi, khusus untuk pasien halusinasi dan lain

sebagainya. Setiap terapi aktifitas kelompok memiliki tujuan spesifik bagi anggotanya, bisa untuk sosi

alisasi, kerjasama ataupun mengungkapkan isi halusinasi. Setiap tujuan spesifik tersebut akan dapat
dicapai bila pasien memiliki masalah atau gejala yang sama, sehingga mereka dapat bekerjasama ata

u berbagi dalam proses terapi.

b. Kategori sama

Dalam artian pasien memiliki nilai skor hampir sama dari hasil kategorisasi. Pasien yang dapat diikutk

an dalam terapi aktifitas kelompok adalah pasien akut skor rendah sampai pasien tahap promotion. B

ila dalam satu terapi pasien memiliki skor yang hampir sama maka tujuan terapi akan lebih mudah te

rcapai.

c. Jenis kelamin sama

Pengalaman terapi aktifitas kelompok yang dilakukan pada pasien dengan gejala sama, biasanya laki-

laki akan lebih mendominasi dari pada perempuan. Maka lebih baik dibedakan.

d. Kelompok umur hampir sama

Tingkat perkembangan yang sama akan memudahkan interaksi antar pasien.

e. Jumlah efektif 7-10 orang per-kelompok terapi

Terlalu banyak peserta maka tujuan terapi akan sulit tercapai karena akan terlalu ramai dan kurang p

erhatian terapis pada pasien. Bila terlalu sedikitpun, terapi akan terasa sepi interaksi dan tujuanya sul

it tercapai.

D. MANFAAT TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK BAGI LANSIA

Manfaat terapi aktivitas kelompok bagi lansia adalah:

1. Agar anggota kelompok merasa dimiliki, diakui, dan di hargai eksistensinya oleh anggota kelompok

yang lain.

2. Membantu anggota kelompok berhubungan dengan yang lain serta merubah perilaku yang destrk

utif dan maladaptive.


3. Sebagai tempat untuk berbagi pengalaman dan saling mambantu satu sama lain unutk menemuka

n cara menyelesaikan masalah.

E. JENIS-JENIS TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PADA LANSIA

Jenis-jenis dari terapi aktivitas kelompok pada lansia terdiri dari:

1. Stimulasi Sensori (Musik)

Musik dapat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, baik bagi para pendengar yang mendengarkan m

aupun bagi pemusik yang mengubahnya. Kualitas dari musik yang memiliki andil terhadap fungsi-

fungsi dalam pengungkapan perhatian terletak pada struktur dan urutan matematis yang dimiliki, ya

ng mampu menuju pada ketidak beresan dalam kehidupan seseorang. Peran sertanya nampak dalam

suatu pengalaman musikal, seperti menyanyi, dapat menghasilkan integrasi pribadi yang mempersat

ukan tubuh, pikiran, dan roh.

ü Musik memberikan pengalaman di dalam struktur

ü Musik memberikan pengalaman dalam mengorganisasi diri

ü Musik merupakan kesempatan untuk pertemuan kelompok di mana individu telah mengesampingk

an kepentingannya demi kepentingan kelompok.

2. Stimulasi Persepsi

Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami. Kemampu

an persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan proses ini maka diharapkan resp

on klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.

Aktifitas berupa stimulus dan persepsi. Stimulus yang disediakan : seperti baca majalah, menonton a

cara televise, stimulus dari pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses persepsi klien yang mal

adaptif atau destruktif, misalnya kemarahan dan kebencian.

3. Orientasi Realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien, yaitu diri sendiri, orang lain yang ada dis

ekeliling klien atau orang yang dekat dengan klien, dan lingkungan yang pernah mempunyai hubunga

n dengan klien. Demikian pula dengan orientasi waktu saat ini, waktu yang lalu, dan rencana ke depa

n. Aktifitas dapat berupa : orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada disekitar dan semua kondi

si nyata.

4. Sosialisasi

Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar klien. Sosialisasi dapat

pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal, kelompok, dan massa. Aktifitas dapat berupa latih

an sosialisasi dalam kelompok.

F. TAHAPAN DALAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

1. Fase pre-kelompok

Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader, anggota, dimana, kapan

kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan

sumber–sumber yang diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika memungkikan biaya dan keuan

gan.

2. Fase awal

Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik atau kebersamaan.

a. Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan sistem sosial masing–masing, dan leader mulai menunjukkan renca

na terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.

b. Konflik

Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan siapa yang berkuasa dala

m kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan saling ketergantungan yang akan terjadi.

c. Kebersamaan

3. Fase kerja

Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan negatif dikoreksi dengan hubungan

saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemas

an menurun, kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan

dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif.

4. Fase terminasi

Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin mengalami terminasi pre

mature, tidak sukses atau sukses.

G. PERAN PERAWAT DALAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

a. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.

b. Sebagai leader dan co leader

1. Leader

Tugasnya:

- Menyusun rencana pembuatan proposal

- Memimpin jalannya therapi aktifitas kelompok


- Merencanakan dan mengontrol terapi aktifitas kelompok

- Membuka aktifitas kelompok

- Memimpin diskusi dan terapi aktifitas kelompok

- Leader memperkenalkan diri dan mempersilahkan anggota diskusi lainnya untuk memperkenalkan

diri

- Membacakan tujuan terapi aktivitas kelompok

- Membacakan tata tertib

2. Co-leader

Tugasnya:

- Membantu leader mengorganisasi anggota

- Apabila terapi aktivitas pasif diambil oleh Co-leader

- Menggerakkan anggota kelompok

- Membacakan aturan main

c. Sebagai fasilitator

Tugasnya :

- Ikut serta dalam kegiatan kelompok untuk aktif jalannya permainan

- Memfasilitasi anggota dalam diskusi kelompok

d. Sebagai observer

Tugasnya :

- Mengobservasi jalannya terapi aktifitas kelompok mulai dari persiapan, proses dan penutup.
- Mencari serta mengarahkan respon klien

- Mencatat semua proses yang terjadi

- Memberi umpan balik pada kelompok

- Melakukan evaluasi pada terapi aktifitas kelompok

- Membuat laporan jalannya aktivitas kelompok

- Membacakan kontrak waktu

e. Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaa

H. CONTOH KEGIATAN

a. Definisi terapi aktivitas kelompok sosial (TAKS)

Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejuml

ah klien dengan masalah hubungan sosial.

b. Tujuan

1. Tujuan umum

Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.

2. Tujuan Khusus

a. Klien mampu memperkenalkan diri.

b. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok.

c. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok.

d. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan.

e. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain.
f. Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok.

g. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang telah dilakukan.

c. Aktivitas dan Indikasi

1. Tujuan

a. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok:

- Menyebutkan jati diri sendiri : nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi

- Menanyakan jati diri anggota kelompok lain : nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.

2. Setting

Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran

3. Alat

a. Tape recorder/laptop

b. Kaset lagu

c. Bola

d. Buku catatan dan pulpen

e. Jadwal kegiatan klien

4. Metode

Dinamika kelompok

5. Langkah-langkah Kegiatan

a. Persiapan

- Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok


- Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Orientasi

1. Salam terapeutik

- salam dari terapis

- Peserta dan terapis memakai name tag

2. Evaluasi / Validasi

- Menanyakan perasaan klien saat ini

- Menanyakan apakah pernah memperkenalkan diri pada orang lain.

3. Kontrak

- Menjelaskan tujuan kegiatan

- Menjelaskan aturan main yaitu:

· Berkenalan dengan anggota kelompok

· Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus minta izin pada pemimpin TAK.

· Lama kegiatan 45 menit

· Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

c. Tahap Kerja

1. Hidupkan lagu dan edarkan bola berlawanan dengan arah jarum jam.

2. Pada saat lagu dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola, mendapat giliran untuk berken

alan dengan anggota kelompok yang ada di sebelah kanan dengan cara :

ü memberi salam
ü menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi

ü menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi

ü dimulai oleh terapis sebagai contoh

3. Ulangi nomor 1 dan 2 sampai semua anggota kelompok mendapat giliran

4. Hidupkan lagi lagu dan edarkan bola tenis. Pada saat lagu dimatikan, minta anggota kelompok yan

g memegang bola untuk memperkenalkan anggota kelompok yang disebelah kanannya kepada kelom

pok yaitu nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.

5. Ulangi nomor 4 sampai semua anggota kelompok mendapat giliran

6. Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan

d. Tahap terminasi.

1. Evaluasi.

ü Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

ü Memberi pujian atas keberhasilan kelompok

2. Rencana tindak lanjut

ü Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri kepada orang lain di kehidupa

n sehari-hari

ü Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan harian klien.

3. Kontrak yang akan datang

ü Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota kelompok

ü Menyepakati waktu dan tempat.

6. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk menilai kem

ampuan klien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan

TAK. Evaluasi kemapuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal dengan menggunak

an formulir evaluasi berikut:

KEMANPUAN MEMPERKANALKAN DIRI

A. Kemampuan Verbal

No ASPEK YANG DINILAI Nama klien

1. Menyebutkan nama lengkap

2. Menyebutkan nama panggilan


3. Menyebutkan asal

4. Menyebutkan hobi
JUMLAH

B. Kemampuan non verbal

No ASPEK YANG DINILAI Nama klien

1. Kontak mata
2. Duduk tegak

3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai


4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

JUMLAH

Petunjuk :

1. Di bawah judul nama klien, tuliskan nama panggilan klien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda Ö jika ditemukan pada klien atau ta

nda X jika tidak ditemukan.

3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan jika nilai 0, 1, atau 2

klien belum mampu.

BAB IV

PENUTUP

Dari pembahasan di atas disimpulkan bahwa, Terapi Aktifitas Kelompok sangat dibutuhkan bagi lansi

a karena dapat mempertahankan kemampuan stimulasi persepsi lansia, mempertahankan kemampu

an stimulasi sensori lansia, mempertahankan kemampuan orientasi realitas lansia dan mempertahan

kan kemampuan sosialisasi lansia.

Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok bagi lansia yaitu agar anggota kelompok merasa dimiliki, diakui, d

an dihargai eksistensinya oleh anggota kelompok yang lain, membantu anggota kelompok berhubung
an dengan yang lain, serta merubah perilaku yang destruktif dan mal adaptif dan Sebagai tempat unt

uk berbagi pengalaman dan saling mambantu satu sama lain untuk menemukan cara menyelesaikan

masalah.
DAFTAR PUSTAKA

http://dwaney.wordpress.com/2011/10/09/tak-lansia/2013/5/8

Maryam, R.Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba

Medika

http://khwanul-khair.blogspot.com/.../terapi-aktifitas-kelom/2013/5/8

Mubarak, wahit ikbal. 2006. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta:

Sagung seto

Anda mungkin juga menyukai