Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS”

MATA KULIAH : KMB II


DOSEN MK : F. A. METEKOHY, S. SiT., M.Kes

TUGAS OLEH KELOMPOK 1


TINGKAT IIB
NAMA : 1. SAKINA AULIA TEHUAYO
2. RISKI AMALIA KAIMUDIN
3. MILA M. MARLISSA
4. WA KARISMA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PRODI KEPERAWATAN MASOHI

T.A. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayat-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.

Penulisan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah “KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH II”. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.

Masohi, 17 Mar. 20

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dermatitis merupakan peradangan pada kulit(epidermis dan dermis)sebagai
respon terhadap pengaruh resiko eksogen atau faktor endogen,menimbulkan kelainan
klinis berupa efloserasi limorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likonifikasi) dan
keluhan gatal tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya
beberapa (olimorgik). Dermatitis cenderung reisdif dan menjadi kronis.pada umumnya
penderita dermatitis mengeluh gatal kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit,
batasnya sikumskrip, dapat pula difus. Penyebarannya dapat pula setempat,
generalista, dan universalis.
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia,
(contoh deterjen, asam, basa, oli, dan semen), fisik (sinar dan suhu/atau air), mikro-
organisme (bakteri dan jamur) dan dapat pula dari dalam (endogen) misalnya :dermatitis
atopik sebagian lain tidak diketahui etiologinya secara pasti. Banyak dermatitis yang
belum diketahui dengan psti patogenesisnya terutama yang penyebabnya faktor
endogen.yang telah banyak dipelajari adalah tentang dermatitis kontak(baik tipe organic
maupun iritan)

B. RUMUSAN MASALAH
a. Konsep medis Dermatitis ?
b. Konsep asuhan keperawatan pada Dermatitis ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR MEDIS


1. Pengertian
- Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit yang
mengalami peradangan kerena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis,
terutama kulit yang kering, umumnya berupa pembengkakan, memerah, dan gatal
pada kulit (Widhya, 2011).
- Dermatitis adalah : Peradangan kulit (epidermis dan dermis)sebagai respon
terhadap faktor endogen,menimbulkan kelainan klinis efioresensi polimorfik (eritema,
edema, papul, vesikel, dan skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.
- Dermatitis adalah:epiderma-dermitis dengan gejala subyektif pruritis.

2. Etiologi
Dermatitis dapat berasal dari:
a.   Dari luar (eksogen)
1)      Bahan kimia (detrjen,asam,basa,oli,dan semen)
2)      Bahan fisik(sinar dan suhu atau air)
3)      Mikro-organisme(bakteri dan jamur)
b.  Dari dalam (endogen) Misalnya : dermatitis atropik terpaut pada faktor genetik
banyak pada bayi dan anak-anak.

3. Manifestasi Klinis
a.    Subyektif : Radang akut,kenaikan suhu atau (kalor) kemerahan (rubor), edema,
dan gangguan fungsi kulit.
b.    Obyektif : Biasanya batas kelainan tidak tegas,lesi polimorfi,yang dapat timbul
secara berturut-turut pada daerah berambut,sedangakan pasta pada
daerah tidak berambut.
4. Patofisiologi
Dermatitis adalah peradangan yang melibatkan perangsangan berlebihan limfosit
T dan sel mast.histamin dari sel mast menyebabkan rasa gatal dan eritema.
penggarukan menyebabkan rusaknya kulit.sedangakan faktor lainnya penyeabab
timbulnya dermatitis adalah akibat terpajannya iritan.sel langerhans mengolah dan
menyajikan suatu alergen ke sel T di dekatnya.sel T menanggapi dengan respon
hipersensitivitas terhadap alergen.respon tersebut berjalan lambat yaitu memelikan
waktu beberapa jam atau beberapa hari untuk muncul.

5. Komplikasi
a)      Likenifikasi
b)      Fisura
c)      Skuama
d)     Mata tertutup karena edema

6. Pemeriksaan Penunjang
Dengan dilakukan patch test atau uji tempel dilakukan dengan cara ditempel
dengan bahan yang dicurigai pada bagian intrascapular,kemudian ditutupi dengan
bahan impermiabel

7. Penatalaksanaan Dan Pengobatan


a. Sistemik
Pada kasus dermatits ringan diberi antihistamin,atau kombinasi
antihistamin antisrotonin,antibradikinin,anti SRA.pada kasus akut atau berat
dapat diberi kortikosteriod.
b. Topikal
1)  Dermatitis akut atau basah harus diobati secara basah (kompres terbuka).
dermatitis kering diobati dengan krim atau salep.
2)  Makin berat atau akut penyakitnya,makin rendah presentase obat spesifik
3)  Bila dermatitis akut diberi kompres.bila subakut,diberi lasio,pasta:bila
kronik
diberi salep. krim diberikan pada daerah berambut ,sedangkan pasta pada
daerah yang tidak berambut.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dermatitis
1. Pengkajian
a. Identitas
Identitas terdiri dari nama, jenis kelamin. Umur, agama, suku bangsa,
pendidkan pendapatan pekerjaan,nomor akses, alamat dan lain- lain.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pada kasus dermatitis biasanya klien mengeluh kulitnya terasa gatal
serta nyeri.Gejala yang sering menyebabkan penderita datang ke tempat
pelayanan kesehatan adalah nyeri pada lesi yang timbul.
2) Riwayat keluhan utama.
Provoking Inciden, yang menjadi faktor presipitasi dari keluhan utama.
Pada beberapa kasus dematitis kontak timbul Lesi kulit ( vesikel ),terasa
panas pada kulit dan kulit akan berwarna merah, edema yang diikuti oleh
pengeluaran secret. Kembangkan pola PQRST pada setiap keluhan klien .
3) Riwayat Kesehatan masa Lalu
Seperti apakah klien pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, apakah
pernah menderita alergi serta tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya
selain itu perlu juga dikaji kebiasaan klien.
4) Riwayat Kesehatan keluarga.
Apakah ada salah seorang anggota keluarganya yang mengalami
penyakit yang sama, tapi tidak pernah ditanggulangi dengan tim medis.
Dermatitis pada sanak saudara khususnya pada masa kanak-kanak dapat
berarti penderita tersebut juga mudah menderita dermatitis atopic
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Ringan, sedang, berat.
2) Tingkat Kesadaran
- Kompos mentis.
- Apatis.
- Samnolen, letergi/hypersomnia.
- Delirium.
- Stupor atau semi koma.
- Koma
3) Tanda-tanda vital
- Tekanan darah
- Denyut nadi
- Suhu tubuh
- Pernafasan
4) Berat Badan
5) Tinggi Badan
6) Kulit.
a) Inspeksi
- radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti dolor).
- kemerahan (rubor),
- gangguan fungsi kulit (function laisa).
- biasanya batas kelainan tidak tegas an terdapat lesi polimorfi yang dapat
timbul secara serentak atau beturut-turut.
- terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang kemudian
membesar.
- Terdapat bula atau pustule, ekskoriasi dengan krusta. Hal ini berarti
dermatitis menjadi kering disebut ematiti sika.
- terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik. Bila proses menjadi kronis tapak
likenifikasi dan sebagai sekuele telihat
- hiperpigmentasi tau hipopigmentasi.
b) Palpasi
- Nyeri tekan
- edema atau pembengkakan
- Kulit bersisik
7) Keadaan Kepala
a) Inspeksi
tekstur rambut klien halus dan jarang, kulit kepala nampak kotor.
b) Palpasi
Periksa apakah ada pembengkakan/ benjolan nyeri tekan atau adanya
massa
8) Keadaan mata
a) Inspeksi
- Palpebrae : tidak edema, tidak radang
- Sclera : Tidak ictertus
- Conjuctiva : Tidak terjadi peradangan
- Pupil : Isokor
b) Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan
- Tekanan Intra Okuler ( TIO ) tidak ada
9) Keadaan hidung.
a) Inspeksi
- simetris kiri dan kanan
- Tidak ada pembengkakan dan sekresi
- Tidak ada kemerahan pada selaput lendir
b) Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan
- Tidak ada benjolan/tumor
10) Keadaan telinga
a) Inspeksi
- telinga bagian luar simetris
- tidak ada serumen/cairan, nanah
d. Pola Kegiatan Sehari-hari
1) Nutrisi
Yang perlu dikaji adalah bagaimana kebiasaan klien dalam hal pola makan,
frekwensi maka/hari, nafsu makan, makanan pantang, makanan yang disukai
banyak minuman dalam sehari serta apakah ada perubahan.
2) Eliminasi
Pada eliminasi yang perlu dikaji adalah Kebiasaan BAK dan BAB seperti
frekuensi,warna dan konsistensi baik sebelum dan sesudah sakit
3) Aktivitas
Pada penderita penyakit dermatitis kontak biasanya akan mengalami
gangguan dalam aktifitas karena adanya rasa gatal dan apabila mengalami
infeksi maka akan mengalami gangguan dalam pemenuhan aktifitas sehari-
hari.
4) Istirahat
Klien biasanya mengeluh susah tidur dimalam hari karena gatal serta
adanya nyeri. Adanya gangguan pola tidur akibat gelisah, cemas.
5) Pola Interaksi social
Secara umum klien yang mengalami dermatitis kontak biasanya pola interaksi
sosialnya terganggu biasanya akan merasa malu dengan penyakitnya.
6) Keadaan Psikologis
Biasanya klien mengalami perubahan dalam berinteraksi dengan orang lain dan
biasanya klien lebih suka menyendiri dan sering cemas dengan penyakit yang diderita.
Pada keadaaan psikologis ada beberapa hal yang perlu dikaji seperti bagaimana
persepsi klien terhadap penyakit yang diderita sekarang, bagaimana harapan klien
terhadap keadaan kesehatannyaserta bagaimana pola interaksi dengan
tenaga kesehatan & lingkungan.
7) Kegiatan Keagamaan
Biasanya klien beranggapan bahwa penyakit yang dideritanya merupakan cobaan
untuknya dan pasti terdapat hikmah untuknya.yang perlu dikaji pada kegiatan
keagamaan seperti klien menganut agama apa selama sakit klien sering berdoa.

2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut b/d agen pencedera fisologis
b. Gangguan integritas kulit/jaringan b/d faktor mekanis
c. Resiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer

3. Intervensi keperawatan
Dx 1: Nyeri akut b/d agen pencedera fisologis
Tujuan : Klien menyatakan bahwa rasa nyeri telah terkontrol atau hilang
Kreteria Hasil : tingkat nyeri
1. Keluhan nyeri
2. meringis
3. gelisah
Intervensi : manajemen nyeri
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri mis. Kompres
hangat / dingin
3) Kolaborasi pemberian analgetik

Dx 2 : Gangguan integritas kulit/jaringan b/d faktor mekanis

Tujuan : klien akan menunjukan tidak terjadinya kerusakan kulit/minimum


Kreteria Hasil : integritas kulit dan jaringan
1. Kerusakan jaringan
2. Kerusakan lapisan kulit
3. kemerahan
Intervensi : perawatan integritas kulit
1) identifikasi gangguan penyebab integritas kulit
2) anjurkan menggunakan pelembab mis.lotion, serum.
3) Anjurkan meingkatkan asupan nutrisi
4) Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
5) Anjurkan mengindari terpapar suhu ekstrim

Dx 4 : Resiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer


Tujuan : klien akan menunjukan tidak terjadinya infeksi.
Kriteria hasil : tingkat infeksi
1. Kemerahan
2. Nyeri
3. Vesikel
Intervensi : pencegahan infeksi
1) Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
2) Berikan perawatan kulit
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien

4. Implementasi Keperawatan
Sesuai intervensi

5. Evaluasi Keperawatan
Sesuai tujuan dan kriteria hasil.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dermatitis merupakan peradangan pada kulit (epidermis dan dermis) sebagai
respon terhadap pengaruh resiko eksogen atau endogen,menimbulkan kelainan klinis
berupa efloserasi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likonifikasi) dan
keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya
beberapa (oligomorfik). Dermatitis cenderung reisdif dan menjadi kronis pada umumnya
penderita dermatitis mengeluh gatal kelainan kulit pada stadium penyakit, batasnya
sirkumskrip, dapat pula difus. Penyebarannya dapat pula setempat, generalisata, dan
universalis.
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar(eksogen),misalnya bahan kimia,
(contoh deterjen, asam, basa, oli, dan semen) fisik (sinar dan suhu atau air),
mikroorganisme (bakteri dan jamur) dan dapat pula dari dalam (endogen) misalnya :
dermatitis atropik sebagian lain tidak dapat ketahui etiologinya yang pasti

B. SARAN
Untuk Pembelajaran Kita semua bahwa menjaga kebersihan tubuh terutama
kulit. Guna terhindar dari penyakit kulit berbahaya., salah satu contoh penyakit kulit yaitu
dermatitis. Untuk itu selalu jaga kebersihan tubuh
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda suria, 1999, ipk dan kelamin, edisi 3, FKUI Jakarta


Brunner & Suddarth, 2001. keperawatan medikal bedah. Vol 3, edisi 8, EGC Jakarta
Doengoes Marilyn E. Rencana Asuhan keperawatan, Edisi 3, EGC Jakarta

Anda mungkin juga menyukai