Anda di halaman 1dari 9

PENANGANAN

DERMATITIS ATOPIK

No. Dokumen

No. Revisi 0
SPO
TanggalTerbit

Halaman 1- 9

1. Pengertian Penanganan Dermatitis Atopik adalah langkah-langkah yang


dilakukan petugas dalam melakukan penatalaksanaan kasus
Dermatitis Atopik.
Dermatitis Atopik (DA) adalah peradangan kulit berulang dan kronis
dengan disertai gatal. Pada umumnya terjadi selama masa bayi dan
anak-anak dan sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE
dalam serum serta riwayat atopi pada keluarga atau penderita.

Sinonim dari penyakit ini adalah eczema atopik, eczema


konstitusional, eczema fleksural, neurodermatitis diseminata,
prurigo Besnier.

2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas di dalam melakukan penatalaksaan


kasus dermatitis Atopik di
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor tentang Pelayanan
Klinis.
4. Referensi PMK no 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
5. Prosedur 1.Petugas melakukan anamnesis.

Keluhan

Pasien datang dengan keluhan gatal yang bervariasi lokasinya


tergantung pada jenis dermatitis atopik (lihat klasifikasi).

Gejala utama DA adalah pruritus (gatal), dapat hilang timbul


sepanjang hari, tetapi umumnya lebih hebat pada malam hari.
Akibatnya penderita akan menggaruk.

Pasien biasanya mempunyai riwayat juga sering merasa cemas,


PENANGANAN
DERMATITIS ATOPIK

No. Dokumen

No. Revisi 0
SPO
TanggalTerbit

Halaman 2- 9

egois, frustasi, agresif, atau merasa tertekan.

Faktor Risiko

a. Wanita lebih banyak menderita DA dibandingkan pria (dengan

rasio 1.3 : 1).

b. Riwayat dermatitis atopic atau riwayat atopi diri dan keluarga.

c. Riwayat atopi pada pasien dan atau keluarga.


konjungtivitis alergi/vernalis, asma bronkial, dermatitis atopik,
dll).
d. Faktor lingkungan: jumlah keluarga kecil, pendidikan ibu
semakin tinggi, penghasilan meningkat, migrasi dari desa ke
kota, dan meningkatnya penggunaan antibiotik.
e. Riwayat sensitif terhadap wol, bulu kucing, anjing, ayam,
burung, dan sejenisnya.
Faktor Pemicu :
a. Makanan: telur, susu, gandum, kedelai, dan kacang tanah.
b. Tungau debu rumah
c. Sering mengalami infeksi di saluran napas atas (kolonisasi
Staphylococus aureus)
2.Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan Fisik :
Kulit Penderita DA
a. Perabaan Kering,
b. Pucat/redup,
c. Jari tangan teraba dingin.
d. Terdapat papul, likenifikasi, eritema, erosi, eksoriasi,
PENANGANAN
DERMATITIS ATOPIK

No. Dokumen

No. Revisi 0
SPO
TanggalTerbit

Halaman 3- 9

eksudasi dan krusta pada lokasi predileksi.


Predileksi.
a. Tipe bayi (infantil)
1. Dahi, pipi, kulit kepala, leher, pergelangan tangan dan
tungkai, serta lutut (pada anak yang mulai merangkak).
2. Lesi berupa eritema, papul vesikel halus, eksudatif, krusta.
b. Tipe anak
1. Lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan bagian dalam,
kelopak mata, leher, kadang-kadang di wajah.
2. Lesi berupa papul, sedikit eksudatif, sedikit skuama,
likenifikasi, erosi. Kadang-kadang disertai pustul.
c. Tipe remaja dan dewasa
1. Lipat siku, lipat lutut, samping leher, dahi, sekitar mata,
tangan dan pergelangan tangan, kadang-kadang
ditemukan setempat misalnya bibir mulut, bibir kelamin,
puting susu, atau kulit kepala.
2. Lesi berupa plak papular eritematosa, skuama,
likenifikasi, kadang- kadang erosi dan eksudasi, terjadi
hiperpigmentasi.
d. Berdasarkan derajat keparahan terbagi menjadi
1. DA ringan: apabila mengenai < 10% luas permukaan kulit.
2. DA sedang: apabila mengenai kurang dari 10-50% luas
permukaan kulit.

DA berat: apabila mengenai kurang dari > 50% luas


permukaan kulit.

Tanpa penyulit (umumnya tidak diikuti oleh infeksi


PENANGANAN
DERMATITIS ATOPIK

No. Dokumen

No. Revisi 0
SPO
TanggalTerbit

Halaman 4- 9

sekunder). Dengan penyulit (disertai infeksi sekunder


atau meluas dan menjadi relekalsitran (tidak membaik
dengan pengobatan standar).

3.Petugas menegakkan diagnosis.

Diagnosis Klinis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik


harus terdiri dari 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor dari kriteria
Williams (1994) di bawah ini.

Kriteria Mayor:

a. Pruritus
b. Dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan anak
c. Dermatitis di fleksura pada dewasa
d. Dermatitis kronis atau berulang
e. Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya

Kriteria minor:

a. Xerosis.
b. Infeksi kulit (khususnya oleh S. aureus atau virus herpes
simpleks).
c. Iktiosis/ hiperliniar palmaris/ keratosis piliaris.
d. Pitriasis alba.
e. Dermatitis di papilla mamae.
f. White dermogrhapism dan delayed blanch response.
g. Kelilitis.
h. Lipatan infra orbital Dennie-Morgan.
PENANGANAN
DERMATITIS ATOPIK

No. Dokumen

No. Revisi 0
SPO
TanggalTerbit

Halaman 5- 9

i. Konjunctivitis berulang.
j. Keratokonus.
k. Katarak subskapsular anterior.
l. Orbita menjadi gelap.
m. Muka pucat atau eritem.
n. Gatal bila berkeringat.
o. Intolerans terhadap wol atau pelarut lemak.
p. Aksentuasi perifolikular.
q. Hipersensitif terhadap makanan.
r. Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh factor lingkungan dan
atau emosi.
s. Tes kulit alergi tipe dadakan positif.
t. Kadar IgE dalam serum meningkat.
u. Mulai muncul pada usia dini.
Pada bayi, kriteria diagnosis dimodfikasi menjadi 3 kriteria mayor
berupa :
a. Riwayat atopi pada keluarga.
b. Dermatitis pada muka dan ekstensor.
c. Pruritus.
Dengan ditambah criteria minor berupa :
a. Xerosis/iktiosis/hiperliniaris palmaris, aksentuasi perifolikular.
b. Fisura di belakang telinga.
c. Skuama di scalp kronis.

Diagnosis Banding Dermatitis Atopik :


PENANGANAN
DERMATITIS ATOPIK

No. Dokumen

No. Revisi 0
SPO
TanggalTerbit

Halaman 6- 9

a. Dermatitis seboroik (terutama pada bayi),


b. Dermatitis kontak,
c. Dermatitis numularis,
d. Skabies,
e. Iktiosis,
f. Psoriasis (terutama di daerah palmoplantar),
g. Sindrom Sezary,
h. Dermatitis herpetiformis.
Pada bayi, diagnosis banding dermatitis atopi adalah :
a. Sindrom imunodefisiensi (misalnya sindrom Wiskott-Aldrich),
b. Sindrom hiper IgE.

Komplikasi dermatitis atopik :

a. Infeksi sekunder
b. Perluasan penyakit (eritroderma)
4.Petugas memberikan terapi.

Penatalaksanaan :

a. Penatalaksanaan dilakukan dengan modifikasi gaya hidup,


yaitu:

1. Menemukan faktor risiko


2. Menghindari bahan-bahan yang bersifat iritan termasuk
pakaian sepert wol atau bahan sintetik
3. Memakai sabun dengan pH netral dan mengandung
pelembab
4. Menjaga kebersihan bahan pakaian
PENANGANAN
DERMATITIS ATOPIK

No. Dokumen

No. Revisi 0
SPO
TanggalTerbit

Halaman 7- 9

5. Menghindari pemakaian bahan kimia tambahan


6. Membilas badan segera setelah selesai berenang untuk
menghindari kontak klorin yang terlalu lama
7. Menghindari stress psikis
8. Menghindari bahan pakaian terlalu tebal, ketat, kotor
9. Pada bayi, menjaga kebersihan di daerah popok, iritasi
oleh kencing atau feses, dan hindari pemakaian bahan-
bahan medicated baby oil
10. Menghindari pembersih yang mengandung antibakteri
karena menginduksi resistensi
b. Untuk mengatasi keluhan, farmakoterapi diberikan dengan:
1. Topikal (2x sehari)

 Pada lesi di kulit kepala, diberikan kortikosteroid


topikal, seperti: fluosinolon asetonidkrim 0.025%)
selama maksimal 2 minggu.
 Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan
hiperpigmentasi, dapat diberikan golongan
betametason valerat krim 0.1% atau mometason furoat
krim 0.1%).
 Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan
pemberian antibiotik topikal atau sistemik bila lesi
meluas.
2. Oral sistemik
 Antihistamin sedatif yaitu: CTM ( 3x1 tablet ) atau
Cetirizin (1x1 tablet )

5.Petugas melakukan rujukan.


PENANGANAN
DERMATITIS ATOPIK

No. Dokumen

No. Revisi 0
SPO
TanggalTerbit

Halaman 8- 9

Kriteria Rujukan :

a. Dermatitis atopik luas, dan berat


b. Dermatitis atopik rekalsitran atau dependent steroid
c. Bila diperlukan skin prick test/tes uji tusuk
d. Bila gejala tidak membaik dengan pengobatan standar
selama 4 minggu
e. Bila kelainan rekalsitran atau meluas sampai eritroderma

6.Petugas memberikan edukasi dan konseling.

a. Penyakit bersifat kronis dan berulang sehingga perlu diberi


pengertian kepada seluruh anggota keluarga untuk
menghindari faktor risiko dan melakukan perawatan kulit
secara benar.
b. Memberikan informasi kepada keluarga bahwa prinsip
pengobatan adalah menghindari gatal, menekan proses
peradangan, dan menjaga hidrasi kulit.
c. Menekankan kepada seluruh anggota keluarga bahwa
modifikasi gaya hidup tidak hanya berlaku pada pasien, juga
harus menjadi kebiasaan keluarga secara keseluruhan.
7.Petugas menulis hasil pemeriksaan dan terapi ke dalam status
rekam medis.
8.Petugas menuliskan ke dalam buku register.
6.Unit terkait 1. Unit Gawat Darurat
2. Ruang Pemeriksaan Umum
3. Pustu
4. PKD..
PENANGANAN
DERMATITIS ATOPIK

No. Dokumen

No. Revisi 0
SPO
TanggalTerbit

Halaman 9- 9

6. -

7. RekamanHistorisPerubahan
No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl.MulaiDiberlakukan

Anda mungkin juga menyukai