Anda di halaman 1dari 8

Dermatitis Atopik

No. Dokumen : sop/pkmcp/pkm/228


No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 2 Oktober 2018
SOP
PEMERINTAH Halaman : 1/8
PROVINSI DKI
JAKARTA

PUSAT Drg. Endang Murdiati


KESEHATAN NIP.196505051992022001
MASYARAKAT
KECAMATAN
CEMPAKA PUTIH

1. Pengertian Peradangan kulit berulang dan kronis yang disertai gatal. Pada
umumnya terjadi selama bayi dan anak-anak dan sering berhubungan
dengan peningkatan kadar ig E dalam serum serta riwayat atopi pada
keluarga atau penderita. SInonim dari penyakit ini adalah eczema
atopic, eczema konstituonal, eczme flexural, neurodermatitis
diseminata, prurigo besnier
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
kasus dermatitis atopik
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan
Cempaka Putih Nomor 096 Tahun 2017 Tentang Standar
Layanan Klinis

2. Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan


Cempaka Putih Nomor 098 Tahun 2017 Tentang Sasaran-
Sasaran Keselamatan Pasien

4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR


HK.01.07/MENKES/1186/2022 Tentang Panduan Praktik
Klinik bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Alat dan 1. Tidak diperlukan peralatan khusus untuk mendiagnosis penyakit ini
Bahan

6. Prosedu 1. Hasil anamnesis


r / langkah- Pasien datang dengan keluhan gatal yang bervarias
langkah lokasinya tergantung pada jenis dermatitis atopik

2. Gejala utama DA adalah pruritus, dapat hilang timbul


sepanjang hari, tetapi umumnya lebih hebat pada
malam hari. Akibatnya penderita akan menggaruk.
Pasien biasanya juga mempunyai riwayat sering
cemas, egois, frustasi, agresif atau merasa tertekan,
3. Factor risiko :

Wanita lebih banyak menderita DA dibandingkan pria

Riwayat atopi pada pasien dan atau keluarga ( rhinitis


alergi, konjunctivitis alergi / vernalis,asma bronkial,
dermatitis atopic, dan lain lain

Factor lingkungan : jumlah keluarga kecil, Pendidikan


ibu semakin tinggi, penghasilan meningkat, migrasi
dari desa ke kota, dan meningkatnya penggunaan
antibiotic

Riwayat sensitive terhadap wol, bulu kucing, anjing,


ayam , burung dan sejenisnya

Factor pemicu

Makanan : telur, susu, gandum, kedelai, dan kacang


tanah

Tungau debu rumah

Sering mengalami infeksi di saluran napas atas

4. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang

Pemeriksaan fisik :

Tanda patognomis kulit penderita DA :

Kering pada perabaan

Pucat / redup

Jari tangan terasa dingin

Terdapat papul, likenifikasi, eritema, erosi, eksoriasi,


eskudasi dan krusta pada lokasi predileksi

Lokasi predileksi :

Tipe bayi :

Dahi, pipi, kulit kepala, leher, pergelangan tangan,


dan tungkai, serta lutut

Lesi berupa eritema, papul vesikel halus, eskudatif ,


krusta

No. Dokumen : sop/pkmcp/pkm/228


No. Revisi : 00
Halaman : 2/3
Tipe anak :

Lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan bagian


dalam, kelopak mata, leher, kadang di wajah

Lesi berupa papul, sedikit eskudatif, sedikit skuama,


likenifikasi, erosi, kadang kadang disertai pustule.

Tipe remaja dan dewasa :

Lipat siku, lipat lutut, samping leher, dahi , sekitar


mata, tangan dan pergelangan tangan, kadang
kadang ditemukan setempat misalnya dibibir mulut,
bibir kelamin,putting susu , atau kulit kepala

Lesi berupa plak popular eritematosa, skuama,


likenifasi, kadang kadang erosi dan eksudasi terjadi
hiperpigmentasi

Berdasarkan derajat keparahan terbagi menjadi :

DA ringan: apabila mengenai < 10 % luas permukaan


kulit

DA sedang : apabila mengenai 10-50% luas


permukaan kulit

DA berat : apabila mengenai > 50% luas permukaan


kulit

Tanpa penyulit ( tidak diikuti infeksi sekunder )

Dengan penyulit ( diikuti infeksi sekunder)

5. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Ig E serum

6. Penegakkan Diagnostik

Diagnosis klinis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan


pemeriksaan fisik harus terdiri dari 3 kriteria mayor
dan 3 kriteria minor

Kriteria mayor :

Pruritus, dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi

No. Dokumen : sop/pkmcp/pkm/228


No. Revisi : 00
Halaman : 3/3
dan anak

Dermatitis di fleksura pada dewasa

Dermatitis kronis atau berulang

Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya

Kriteria minor :
Xerosis
Infeksi kulit (khususnya oleh S. aureus atau
virus herpes simpleks)
Iktiosis/ hiperliniar palmaris/ keratosis piliaris
Pitriasis alba
Dermatitis di papilla mamae
White dermogrhapism dan delayed blanch response
Kelilitis
Lipatan infra orbital Dennie-Morgan
Konjungtivitis berulang
Keratokonus
Katarak subskapsular anterior
Orbita menjadi gelap
Muka pucat atau eritem
Gatal bila berkeringat
Intolerans terhadap wol atau pelarut lemak
Aksentuasi perifolikular
Hipersensitif terhadap makanan
Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan atau emosi
Tes kulit alergi tipe dadakan positif
Kadar IgE dalam serum meningkat
Mulai muncul pada usia dini
Pada bayi, kriteria diagnosis dimodifikasi menjadi :

Tiga kriteria mayor berupa :

Riwayat atopi pada keluarga

Dermatitis pada muka dan ekstensor

Pruritus

Kriteria minor

No. Dokumen : sop/pkmcp/pkm/228


No. Revisi : 00
Halaman : 4/3
Xerosis

Fisura belakang telinga

Skuama di scalp kronis

7. Diagnosis banding
Dermatitis seboroik (terutama pada bayi),Dermatitis
kontak, Dermatitis numularis, Skabies, Iktiosis ,
Psoriasis (terutama di daerah palmoplantar),
Sindrom Sezary, Dermatitis herpetiformis Pada
bayi,diagnosis banding,yaitu Sindrom imunodefisiensi
(misalnya sindrom Wiskott-Aldrich), Sindrom hiper IgE

Komplikasi
Infeksi sekunder
Perluasan penyakit (eritroderma)

8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dilakukan dengan modifikasi
gaya hidup, yaitu:
Menemukan faktor risiko.
Menghindari bahan-bahan yang bersifat
iritan termasuk pakaian seperti wol atau
bahan sintetik.
Memakai sabun dengan pH netral dan
mengandung pelembab.
Menjaga kebersihan bahan pakaian.
Menghindari pemakaian bahan kimia tambahan.
Membilas badan segera setelah selesai
berenang untuk menghindari kontak
klorin yang terlalu lama.
Menghindari stress psikis.
Menghindari bahan pakaian terlalu tebal, ketat,
kotor.
Pada bayi, menjaga kebersihan di
daerah popok, iritasi oleh kencing atau
feses, dan hindari pemakaian bahan-
bahan medicatedbaby oil.
Menghindari pembersih yang

No. Dokumen : sop/pkmcp/pkm/228


No. Revisi : 00
Halaman : 5/3
mengandung antibakteri karena
menginduksi resistensi.
Untuk mengatasi keluhan, farmakoterapi diberikan
dengan :

Topikal ( 2 kali sehari )

Pada lesi di kulit kepala, diberikan kortikosteroid


topical, seperti desonid krim 0,05 %

Pada kasus manifestasi klinis likenifikasi dan


hiperpigmentasi, dapat diberikan golongan
betametason valerat krim 0,1 % atau mometason
furoat krim 0,1 %

Pada kasus infeksi sekunder, perlu ditimbangkan


pemberian antibiotic topical atau sistemik bila lesi
meluas

Oral sistemik

Antihistamin sedatif : klorfernimin maleat 3 x 4 mg per


hari selama maksimal 2 minggu atau setirizine 1 x 10
mg per hari selama maksimal 2 minggu.

Antihistamin non sedative : loratadine 1 x 10 mg per


hari selama maksimal 2 minggu

9. Pemeriksaan penunjang lajutan

Pemeriksaan penegakkan atopi, misalnya skin prick


test/tes uji tusuk pada kasus dewasa.

Penyakit bersifat kronis dan berulang sehingga perlu


diberi pengertian kepada seluruh anggota keluarga
untuk menghindari factor risiko dan melakukan
perawatan kulit secara benar

Memberikan informasi kepada keluarga bahwa prinsip


pengobatan adalah menghindari gatal, menekan
proses, peradangan dan menjaga hidrasi kulit.

Menekankan kepada seluruh keluarga bahwa


modifikasi gaya hidup tidak hanya berlaku pada
pasien juga harus menjadi kebiasaan keluarga secara

No. Dokumen : sop/pkmcp/pkm/228


No. Revisi : 00
Halaman : 6/3
keseluruhan.

Rencana tindak lanjut :

Diperlukan pengobatan pemeliharaan setelah fase


akut teratasi pengobatan pemeliharaan dengan
kortikosteroid topical jangka Panjang 1 kali sehari dan
penggunaan krim pelembab 2 kali sehari sepanjang
waktu.

Pengobatan pemeliharaan dapat diberikan selama


maksimal 4 minggu

Pemantauan efek samping kortikosteroid bila terdapat


efek samping kortikosteroid dihentikan

10. Kriteria rujukan

Dermatitis atopic luas dan berat

Dermatitis atopic rekalsitran atau dependent steroid

Bila diperlukan skin prick test tes uji tusuk

Bila gejala tidak membaik dengan pengobatan


standar selama 4 minggu

Bila kelainan rekalsitran atau meluas sampai


eritroderma

11. Prognosis

Pada umumnya bonam, dapat terkendali dengan


terapi pemeliharaan

7. Diagram
Pasien datang
Alir (Jika
dibutuhkan)
Tanyakan keluhannya
Lakukan pf dan pem.penunjang

Penegakan diagnosis

Tatalaksana dermatitis atopik

8. Dokumen 1. Rekam Medis Elektronik / Rekam Medis Manual

No. Dokumen : sop/pkmcp/pkm/228


No. Revisi : 00
Halaman : 7/3
Terkait
2. Pengantar laboratorium
3. Kartu Identitas pasien (KTP, SIM, Kartu BPJS, Kartu KJS)
9. Unit Terkait Seluruh Unit Pelayanan Klinis Pusat Kesehatan Masyarakat
Kecamatan Cempaka Putih

10. Rekaman Historis Perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.Terbit

No. Dokumen : sop/pkmcp/pkm/228


No. Revisi : 00
Halaman : 8/3

Anda mungkin juga menyukai