1. Pengertian Peradangan kulit berulang dan kronis yang disertai gatal. Pada
umumnya terjadi selama bayi dan anak-anak dan sering berhubungan
dengan peningkatan kadar ig E dalam serum serta riwayat atopi pada
keluarga atau penderita. SInonim dari penyakit ini adalah eczema
atopic, eczema konstituonal, eczme flexural, neurodermatitis
diseminata, prurigo besnier
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
kasus dermatitis atopik
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan
Cempaka Putih Nomor 096 Tahun 2017 Tentang Standar
Layanan Klinis
Factor pemicu
Pemeriksaan fisik :
Pucat / redup
Lokasi predileksi :
Tipe bayi :
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Ig E serum
6. Penegakkan Diagnostik
Diagnosis klinis
Kriteria mayor :
Kriteria minor :
Xerosis
Infeksi kulit (khususnya oleh S. aureus atau
virus herpes simpleks)
Iktiosis/ hiperliniar palmaris/ keratosis piliaris
Pitriasis alba
Dermatitis di papilla mamae
White dermogrhapism dan delayed blanch response
Kelilitis
Lipatan infra orbital Dennie-Morgan
Konjungtivitis berulang
Keratokonus
Katarak subskapsular anterior
Orbita menjadi gelap
Muka pucat atau eritem
Gatal bila berkeringat
Intolerans terhadap wol atau pelarut lemak
Aksentuasi perifolikular
Hipersensitif terhadap makanan
Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan atau emosi
Tes kulit alergi tipe dadakan positif
Kadar IgE dalam serum meningkat
Mulai muncul pada usia dini
Pada bayi, kriteria diagnosis dimodifikasi menjadi :
Pruritus
Kriteria minor
7. Diagnosis banding
Dermatitis seboroik (terutama pada bayi),Dermatitis
kontak, Dermatitis numularis, Skabies, Iktiosis ,
Psoriasis (terutama di daerah palmoplantar),
Sindrom Sezary, Dermatitis herpetiformis Pada
bayi,diagnosis banding,yaitu Sindrom imunodefisiensi
(misalnya sindrom Wiskott-Aldrich), Sindrom hiper IgE
Komplikasi
Infeksi sekunder
Perluasan penyakit (eritroderma)
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dilakukan dengan modifikasi
gaya hidup, yaitu:
Menemukan faktor risiko.
Menghindari bahan-bahan yang bersifat
iritan termasuk pakaian seperti wol atau
bahan sintetik.
Memakai sabun dengan pH netral dan
mengandung pelembab.
Menjaga kebersihan bahan pakaian.
Menghindari pemakaian bahan kimia tambahan.
Membilas badan segera setelah selesai
berenang untuk menghindari kontak
klorin yang terlalu lama.
Menghindari stress psikis.
Menghindari bahan pakaian terlalu tebal, ketat,
kotor.
Pada bayi, menjaga kebersihan di
daerah popok, iritasi oleh kencing atau
feses, dan hindari pemakaian bahan-
bahan medicatedbaby oil.
Menghindari pembersih yang
Oral sistemik
11. Prognosis
7. Diagram
Pasien datang
Alir (Jika
dibutuhkan)
Tanyakan keluhannya
Lakukan pf dan pem.penunjang
Penegakan diagnosis