Anda di halaman 1dari 8

DETEKSI DINI DERMATITIS ATOPIK PADA BAYI

DOSEN PENGAMPU
Ns. Siti Mukarommah, M.Kep

DITULIS OLEH
Nama : Putri Elok Handayani Gautama
Nim : 1901041
Prodi : S1-Ilmu Keperawatan

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS


WIYATA HUSADA SAMARINDA
TAHUN 2021
1. Definisi Skrining
Skrining adalah deteksi dini dari:
- Suatu penyakit
- Kerentanan terhadap suatu penyakit pada individu yang tidak/ belum menunjukkan adanya
tanda atau gejala dari penyakit tersebut
- Diagnose dini untuk mengetahui penyakit sedini-dininya sebelum gejala klinik tampak.

2. Dermatitis Atopik pada Bayi


Dermatitis atopik atau yang biasa dikenal dengan eksim susu merupakan salah satu jenis
dermatitis (eksim) yang terjadi akibat adanya peradangan pada kulit. Kondisi ini bisa disertai
dengan kulit yang memerah, kering dan pecah-pecah. Peradangan ini biasanya berlangsung lama
bahkan bisa hingga bertahun-tahun.

3. Gejala Dermatitis Atopik


Gejala yang umum terjadi yaitu berupa kulit bersisik, memerah dan berkerak di area pipi,
kulit kepala, tangan dan kaki. Gejala dermatitis atopik yang juga sering muncul berupa ruam
merah dan terasa sangat gatal di area belakang leher, lutut dan siku. Rasa gatal yang muncul lebih
buruk saat malam hari dan jika digaruk kulit akan menjadi lebih tebal, timbul bopeng atau
berlubang dan menggelap. Jika terus menerus menggaruk area kulit yang bermasalah pun dapat
memicu infeksi.
Selain gejala tersebut, pengidap juga dapat merasakan gejala lain seperti ruam yang
menonjol dan mengeluarkan cairan, kulit pecah-pecah, dan terkelupas. Gejala dan tanda dermatitis
atopic yang paling mudah dikenali adalah rasa gatal yang terasa berat. Saat rasa gatal terasa
memburuk, bayi akan sulit untuk menahan keinginan menggaruk. Akan tetapi, garukan dapat
membuat kondisi kulit bayi bertambah buruk. Kulit bisa saja berdarah akibat garukan, terasa
semakin gatal dan terjadi infeksi sekunder.

4. Penyebab Dermatitis Atopik


Dermatitis atopic terjadi akibat interaksi multifactorial yaitu factor genetic (keturunan) dan
factor alergi nonmakanan seperti debu, detergen, sabun, serta factor lingkungan yang meliputi
suhu yang ekstrem cuaca dingin dengan kelembapan yang rendah serta udara kering, gangguan
fungsi sawar (pelindung kulit), factor imunologi dan infeksi.

5. Faktor Risiko Dermatitis Atopik


Ada beberapa factor yang meningkatkan risiko terkena dermatitis atopic yaitu:
- Riwayat pribadi atau keluarga terhadap dermatitis alergi, demam tinggi atau asma
- Mengalami dermatitis kontak dengan bahan tertentu.
6. Pencegahan Dermatitis Atopik
Lakukan beberapa hal ini untuk mencegah dermatitis atopic kambuh. Yang paling utama
adalah dengan menghindari factor pencetus. Jika pencetus alergi adalah debu, maka hindari debu.
Jika pencetusnya berupa susu, hindari semua makanan dan minuman yang mengandung susu.
Beberapa hal berikut juga dapat membantu, yaitu:
- Bersihkan secara berkala perlengkapan tidur. Ganti seprai dan sarung bantal guling minimal 2
minggu sekali.
- Gunakan selimut saat tidur, khususnya jika tidak tahan dengan udara dingin.
- Bersihkan rumah secara rutin.

7. Perawatan Kulit pada Dermatitis Atopik


Dermatitis atopic memerlukan pengobatan yang menyeluruh. Pengobatan tersebut
bertujuan untuk mengurangi gejala dan mencegah berbagai komplikasi pada bayi.
- Perawatan saat Mandi
1. Mandi 1-2 kali sehari dengan menggunakan air hangat (suhu 36-37 derajat Celcius)
2. Lama durasi mandi kira-kira 10-15 menit
3. Gunakan sabun yang mengandung pelembap dengan Ph 5,5-6 dan tidak mengandung
pewarna serta pewangi
4. Menghindari penggunaan sabun antiseptic
- Perawatan Setelah Mandi
1. Setelah mandi sebaiknya kulit segera dikeringkan lalu dioleskan, pelembab keseluruhan
bagian kulit kecuali kulit kepala
2. Aplikasikan pelembap menggunakan tangan, dioleskan tipis diseluruh permukaan kulit
kecuali kulit kepala
- Perawatan Kulit Lainnya
1. Memakai pakaian yang lembut, halus dan menyerap keringat
2. Menghindari penggunaan bahan iritas seperti deterjen pada pakaian bayi, sabun pencuci
piring pada alat makan bayi dan desinfektan saat mencuci pakaian bayi
3. Menghindari factor pencetus alergen, seperti tungau, debu rumah, binatang peliharaan dan
serbuk bunga
4. Menjaga suhu ruangan tempat bayi berada.
DERMATITIS ATOPIK

No
:
Dokumen
:
SOP Tanggal
:
terbit
No
: 1 /2
Dokumen
Putri Elok Handayani
Gautama
ITKES WIYATA 1901041
HUSADA SAMARINDA 3A- Ilmu Keperawatan

Dermatitis atopik adalah peradangan kulit berulang


dan kronis dengan disertai gatal, padaumunya pada
1. Pengertian
bayi dan anak disertai adanya riwayat atopi pada
keluarga
Sebagai pedoman petugas untuk menegakan
2. Tujuan
diagnosis danpenatalaksanaan dermatitis atopik.
Dibawah Pengawasan dan Tanggung Jawab Dokter
3. Kebijakan
Puskesmas
Permenkes no. 5 tahun 2014 tentang Panduan
4. Referensi
Praktik Klinik bagi Dokter di Fasyankes Primer

5. Prosedur Alat dan bahan


1. Anamnesis :
- Keluhan utama gatal dapat hilang timbul
sepanjang hari, umumnya lebih hebat pada
malam hari.
- Terdapat riwayat sering merasa cemas,
frustasi.
6. Langkah- - Faktor resiko penderita wanita lebih banyak
Langkah
dibandingkan pria, riwayat sensitif
terhadapwol, bulu kucing, anjing, ayam,
burung.
2. PemeriksaanFisik :
kulit penderita dermatitis atopik :
- Perabaan kering
- Pucat/redup
- Jaritanganterabadingin
- Terdapatpapul, likenifikasi, eritema, erosi,
eksoriasi, eksudasi dan
krusta pada lokasi predileksi.
3. Diagnosis differensial :
- Dermatitis seboroik
- Dermatitis numularis
- Scabies
4. Terapi :
- Modifikasigayahidup
:menghindariwol/bahansintetik, memakai
sabun dengan pH netral dan mengandung
pelembab, menghindari pemakaian bahan
kimia tambahan, menghindari stress psikis,
menghindari bahan pakaian tebal/ketat/kotor,
menjaga kebersihan daerah popok (bayi),
hindari penggunaan babyoil.
- Farmakoterapi :
- Topical : kortikosteroid topical betametason
valeratkrim 0,1%
- Oral :antihistamin chlorfeniramine maleat 3x4
mg, atau loratadine 1x10 mg/hrselama 2
minggu.
5. Kriteria rujukan :
- Bila di perlukan skin prick test
- Bila gejala tidak membaik dengan pengobatan
selama 4 minggu
Bila kelainan meluas sampai eritroderma
7. Bagan Alir
Pasien datang

Anamnesa

p Pasien di lakukan
pemeriksan fisik

Di lakukan
pemeriksaan

Menegakkan
diagnosa

Penatalaksanaan
therapy dan eduksi

Rujuk bila perlu

Mencatat di buku
register

8. Hal-hal Yang
Perlu
Diperhatikan
9. Unit Terkait BP Umum,pustu, laboratorium
10. Dokumen
Rekam medis,buku Register
Terkait
Tanggal mulai
11. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan
diberlaku kan
Historis
Perubahan
8

Anda mungkin juga menyukai