Anda di halaman 1dari 5

DERMATITIS ATOPIK

L 20
No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
PUSKESMAS Ttd Plt. Kepala Puskesmas drg. Yerlina
REJOSARI NIP.197610162006042010

1. Pengertian Dermatitis atopik (DA) adalah peradangan kulit berulang dan kronis dengan
disertai gatal. Pada umumnya terjadi selama masa bayi dan anak-anak dan
sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum serta
riwayat atopik pada keluarga atau penderita. Sinomin dari penyakit ini adalah
eczema atopik, eczema konstitusional, eczema fleksural, neurodermatitis
diseminata dan prurigo besnier.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan dermatitis


atopik.

3. Kebijakan

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES


/514/2015 Tentang Panduan Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama.

5. Prosedur/ 1. Petugas memanggil pasien.


langkah- 2. Petugas mencocokkakn identitas pasien dengan rekam medis.
langkah 3. Petugas melakukan anamnesa kepada pasien sesuai dengan keluhan
yang diderita pasien seperti :
a. Pasien datang dengan keluhan gatal yang bervariasi lokasinya
tergantung jenis dermatitis atopik (lihat klasifikasi).
b. Gejala utama DA adalah pruritus dapat hilang timbul sepanjang hari,
tetapi umumnya lebih pada malam hari. Akibatnya penderita akan
menggaruk.
c. Pasien biasanya juga mempunyai riwayat sering merasa cemas, egois,
frustasi, agresif atau merasa tertekan.
4. Petugas menayakan apakah terdapat faktor resiko riwayat alergi pada
keluarga :
a. Wanita lebih banyak menderita DA dibandingkan pria (rasio 1,3:1).
b. Riwayat atopik pada pasien atau keluarga (rhintis alergi, konjungtivis
alergi/vernalis, asma bronkial, dermatitis atopik dan lain-lain).
c. Faktor lingkungan: jumlah keluarga kecil, pendidikan ibu semakin
tinggi, penghasilan meningkat, migrasi dari desa ke kota dan
meningkatnya penggunaan antibiotik.
d. Riwayat sensitif terhadap wol, bulu kucing, anjing, ayam, burung dan
sejenisnya.
5. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign.
6. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
a. Kering pada perabaan.
b. Pucat/redup.
c. Jari tangan teraba dingin.
d. Terdapat papul, likenifikasi, eritema, erosi, eksoriasi, eksudasi dan
krusta pada lokasi predileksi.
7. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan :
 Diagnosis klinis
1) Kriteria mayor
a. Pruritus
b. Dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan anak
c. Dermatitis difleksura pada dewasa
d. Dermaritis kronis atau berulang
e. Riwayat atopi pada penderita atau keluarga
2) Kriteria minor
a. Xerosis
b. Infeksi kulit (khususnya oleh S. areus atau virus herpes
simpleks)
c. Iktiosis/hiperliniar palmaris/keratosis piliaris
d. Pitriasis alba
e. Dermatitis dipapilla mamae
f. White dermogrhapism dan delayed blanch response
g. Kelilitis
h. Lipatan infra orbital dennie-morgan
i. Konjungtivis berulang
j. Keratokonus
k. Katarak subskapsular anterior
l. Orbita menjadi gelap
m.Muka pucat atau eritem
n. Gatal bila terkeringat
o. Intolerans terhadap wol atau pelarut lemak
p. Aksentuasi perifolikular
q. Hipersensitif terhadap makanan
r. Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan atau
emosi
s. Tes kulit alergi tipe dadakan positif
t. Kadar IgE dalam serum meningkat
u. Mulai muncul pada usia dini
 Diagnosis banding
Dermatitis seboroik (terutama pada bayi), dermatitis kontak, dermatitis
numularis, skabies, iktosis, psioriasis (terutama di derah palmoplantar),
sindrom sezary, dermatitis herpetiformis pada bayi, diagnosis banding,
yaitu sindrom imunodefisiensi (misalnya sindrom wiskott-aldrich),
sindrom hiper IgE.
8. Petugas melakukan penatalaksanaan berupa :
a. Menemukan faktor resiko.
b. Menghindari bahan-bahan yang bersifat iritan termasuk pakaian seperti
wol atau bahan sintetik.
c. Memakai sabun dengan pH netral dan megandung pelembab.
d. Menjaga kebersihan bahan pakaian.
e. Menghindari pemakaian bahan kimia tambahan.
f. Membilas badan segera setelah berenang untuk menghindari kontak
klorin yang terlalu lama.
g. Menghindari stress psikis.
h. Menghindari bahan pakaian terlalu tebal, ketat dan kotor.
i. Pada bayi menjaga kebersihan di daerah popok, iritasi oleh kencing
atau feses dan hindari pemakaian bahan bahan medicated baby oil.
j. Menghindari pembersih yang mengandung antibakteri karena
menginduksi resistensi.
9. Petugas melakukan rencana tindak lanjut berupa :
a. Diperlukan pengobatan pemeliharaan setelah fase akut teratasi.
b. Pengobatan pemeliharaan dapat diberikan selama maksimal 4
minggu.
c. Pemantauan efek samping kortikosteroid. Bila terdapat efek samping
kortikosteroid dihentikan.
10. Pada kondisi tertentu pasien dapat dirujuk apabila tidak ada perbaikan
11. Petugas melengkapi rekam medis.
6. Unit terkait 1. Ruang Pendaftaran dan Rekam Medis
2. Ruang Pemeriksaan Umum
3. Ruang Pelayanan Lanjut Usia
4. Ruang KIA
5. Ruang Gawat Darurat dan Tindakan

7. Dokumen 1. Rekam medis


terkait 2. Buku register
3. Blanko resep

8. Riwayat perubahan dokumen

No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan


DERMATITIS ATOPIK
No. Dokumen :
No. Revisi : 00
KO DAFTAR TILIK
Tanggal Terbit : PU
TA
SKESMAS
PEKANBARU Halaman : 1/1
REJOSARI

Unit :
Nama Petugas :
Tanggal Pelaksanaan :

Tidak
NO KEGIATAN Ya Tidak
Ada
1. 1 Apakah petugas memanggil pasien sesuai nomor urut?

2. 2 Apakah petugas mencocokkan Identitas pasien dengan rekam


medis?
3. 3 Apakah petugas melakukan anamnesa kepada pasien sesuai dengan
keluhan pasien?
4. 4 Apakah petugas menayakan apakah terdapat faktor resiko alergi
kepada pasien?
5. 5 Apakah petugas melakukan pemeriksaan vital, fisik kepada pasien ?
6. 6 Apakah petugas menegakkan diagnosa kepada pasien?
7. 7 Apakah petugas melakukan penatalaksanaan kepada pasien?

Jumlah

CR : .......................%

Pekanbaru,
Auditor

( )

Anda mungkin juga menyukai