Anda di halaman 1dari 6

URTIKARIA

No. Dokumen :

No. Revisi :

SOP Tanggal
Terbit
:

Halaman : 1/3

UPT dr. Fenny Novita DS


PUSKESMAS NIP.197611192009012001
LIMUSNUNGGAL

Urtikaria adalah reaksi vaskular pada kulit akibat bermacam-macam sebab.


Pengertian
Sinonim penyakit ini adalah biduran, kaligata, hives, nettle rash. Ditandai
oleh edema setempat yang timbul mendadak dan menghilang perlahan-
lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit,
sekitarnya dapat dikelilingi halo. Dapat disertai dengan angioedema.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah diagnose dan penatalaksanaan


Tujuan
urtikaria sesuai prosedur terapi yang tepat

Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Limusnunggal No : 45 Tahun


Kebijakan
2016 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskemas Limusnunggal

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


Referensi
HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Hasil Anamnesis (Subjective)
Langkah-Langkah/
Keluhan
Prosedur
Pasien datang dengan keluhan biasanya gatal, rasa tersengat atau tertusuk.
Gatal sedang-berat di kulit yang disertai bentol-bentol di daerah wajah,
tangan, kaki, atau hampir di seluruh tubuh. Keluhan dapat juga disertai rasa
panas seperti terbakar atau tertusuk. Kadang-kadang terdapat keluhan
sesak napas, nyeri perut, muntahmuntah, nyeri kepala, dan berdebar-debar
(gejala angioedema).
Faktor Risiko
1. Riwayat atopi pada diri dan keluarga.
2. Riwayat alergi.
3. Riwayat trauma fisik pada aktifitas.
4. Riwayat gigitan/sengatan serangga.
5. Konsumsi obat-obatan (NSAID, antibiotik – tersering penisilin, diuretik,
imunisasi, injeksi, hormon, pencahar, dan sebagainya).
6. Konsumsi makanan (telur, udang, ikan, kacang, dan sebagainya).
7. Riwayat infeksi dan infestasi parasit.
8. Penyakit autoimun dan kolagen.
9. Usia rata-rata adalah 35 tahun.
10. Riwayat trauma faktor fisik (panas, dingin, sinar matahari, sinar UV,
radiasi).

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
Lesi kulit yang didapatkan:
1. Ruam atau patch eritema.
2. Berbatas tegas.
3. Bagian tengah tampak pucat.
4. Bentuk papul dengan ukuran bervariasi, mulai dari papular hingga
plakat.
5. Kadang-kadang disertai demografisme, berupa edema linier di kulit
yang terkena goresan benda tumpul, timbul dalam waktu lebih kurang
30 menit.
6. Pada lokasi tekanan dapat timbul lesi urtika.
7. Tanda lain dapat berupa lesi bekas garukan.

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah (eosinofil), urin dan feses rutin (memastikan
adanya fokus infeksi tersembunyi).
2. Uji gores (scratch test) untuk melihat dermografisme.
3. Tes eliminasi makanan dengan cara menghentikan semua makanan
yang dicurigai untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu
per satu.
4. Tes fisik: tes dengan es (ice cube test), tes dengan air hangat

Penegakan Diagnostik (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Klasifikasi
1. Berdasarkan waktu berlangsungnya serangan, urtikaria dibedakan
atas urtikaria akut (< 6 minggu atau selama 4 minggu terus menerus)
dan kronis (> 6 minggu).
2. Berdasarkan morfologi klinis, urtikaria dibedakan menjadi urtikaria
papular (papul), gutata (tetesan air) dan girata (besarbesar).
3. Berdasarkan luas dan dalamnya jaringan yang terkena, urtikaria
dibedakan menjadi urtikaria lokal (akibat gigitan serangga atau
kontak), generalisata (umumnya disebabkan oleh obat atau makanan)
dan angioedema.
4. Berdasarkan penyebab dan mekanisme terjadinya, urtikaria dapat
dibedakan menjadi:
a. Urtikaria imunologik, yang dibagi lagi menjadi:
i. Keterlibatan IgE  reaksi hipersensitifitas tipe I
(Coombs and Gell) yaitu pada atopi dan adanya antigen
spesifik.
ii. Keikutsertaan komplemen  reaksi hipersensitifitas tipe
II dan III (Coombs and Gell), dan genetik.
iii. Urtikaria kontak  reaksi hipersensitifitas tipe 4
(Coombs and Gell).
b. Urtikaria non-imunologik (obat golongan opiat, NSAID, aspirin
serta trauma fisik).
c. Urtikaria idiopatik (tidak jelas penyebab dan mekanismenya).

Diagnosis Banding
Purpura anafilaktoid (purpura Henoch-Schonlein), Pitiriasis rosea (lesi awal
berbentuk eritema), Eritema multiforme (lesi urtika, umumnya terdapat pada
ekstremitas bawah).

Komplikasi Angioedema dapat disertai obstruksi jalan napas.

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Urtikaria akut
Atasi keadaan akut terutama pada angioedema karena dapat terjadi
obstruksi saluran napas. Bila disertai obstruksi saluran napas, diindikasikan
pemberian epinefrin subkutan yang dilanjutkan dengan pemberian
kortikosteroid prednison 60-80 mg/hari selama 3 hari, dosis diturunkan 5-10
mg/hari.
Urtikaria kronik
1. Pasien menghindari penyebab yang dapat menimbulkan urtikaria,
seperti:
a. Kondisi yang terlalu panas, stres, alkohol, dan agen fisik.
b. Penggunaan antibiotik penisilin, aspirin, NSAID, dan ACE
inhibitor.
c. Agen lain yang diperkirakan dapat menyebabkan urtikaria.
2. Pemberian farmakoterapi dengan:
a. Antihistamin oral nonsedatif, misalnya loratadin 1 x 10 mg per
hari selama 1 minggu.
b. Bila tidak berhasil dikombinasi dengan Hidroksisin 3 x 25 mg
atau Difenhidramin 4 x 25-50 mg per hari selama 1 minggu.
c. Apabila urtikaria karena dingin, diberikan Siproheptadin 3 x 4
mg per hari lebih efektif selama 1 minggu terus menerus.
1. Antipruritus topikal: cooling antipruritic lotion, seperti krim menthol 1%
atau 2% selama 1 minggu terus menerus.
d. Apabila terjadi angioedema atau urtikaria generalisata, dapat
diberikan Prednison oral 60-80 mg mg per hari dalam 3 kali
pemberian selama 3 hari dan dosis diturunkan 5-10 mg per
hari.

Konseling dan Edukasi


Pasien dan keluarga diberitahu mengenai:
1. Prinsip pengobatan adalah identifikasi dan eliminasi faktor penyebab
urtikaria.
2. Penyebab urtikaria perlu menjadi perhatian setiap anggota keluarga.
3. Pasien dapat sembuh sempurna.

Kriteria Rujukan
1. Rujukan ke dokter spesialis bila ditemukan fokus infeksi.
2. Jika urtikaria berlangsung kronik dan rekuren.
3. Jika pengobatan first-line therapy gagal.
4. Jika kondisi memburuk, yang ditandai dengan makin bertambahnya
patch eritema, timbul bula, atau bahkan disertai sesak.

Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam dengan tetap menghindari faktor
pencetus.

Diagram Alir -

Unit Terkait
Rekaman Historis Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai


Diberlakukan

1. Tata cara penulisan Sesuai dengan tata naskah


2019

2. Pejabat yang menandatangani Perubahan kepala


Puskesmas
STERILISASI ALAT DENGAN
PEREBUSAN
No. Dokumen :

DAFTAR No. Revisi :


TILIK Tgl Terbit :
Halaman :

UPT PUSKESMAS dr. Fenny Novita DS


NIP.197611192009012001
LIMUSNUNGGAL

Nama petugas :
Jabatan :
Tanggal pelaksanaan :

No Tidak
Langkah Kegiatan Ya Tidak
Berlaku
1 Apakah

2 Apakah

3 Apakah

4 Apakah

5 Apakah

6 Apakah

7 Apakah

8 Apakah

9 Apakah

10 Apakah

11 Apakah

12 Apakah

Rencana Tindak Lanjut :


.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

Petugas Pelaksana program / kegiatan Penilai /Observer

................................................................ ..................................
.....
NIP. NIP.

Anda mungkin juga menyukai