Anda di halaman 1dari 3

EXANTHEMATOUS DRUG ERUPTION

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :
UPT PUSKESMAS ….
BARUGA NIP. …
1. Pengertian Exanthematous Drug Eruption adalah salah satu bentuk reaksi alergi
ringan pada kulit yang terjadi akibat pemberian obat yang sifatnya sistemik.
Obat yang dimaksud adalah zat yang dipakai untuk menegakkan diagnosis,
profilaksis, dan terapi. Bentuk reaksi alergi merupakan reaksi hipersensitivitas
tipe IV (alergi selular tipe lambat) menurut Coomb and Gell. Nama lainnya
adalah erupsi makulopapular atau morbiliformis.
2. Tujuan 1. Dokter mampu mendiagnosa Exanthematous Drug Eruption
2. Memberikan terapi yang tepat sehingga mampu mencegah terjadinya
komplikasi terjadinya komplikasi.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Baruga No. …./…/ KEP/ PKM / 2017 tentang
Layanan Kesehatan di UPT Puskesmas Baruga.
4. Referensi Kemenkes & IDI. 2022. Buku Panduan Praktis Kllinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta
5. Prosedur Alat:
Tidak diperlukan pperalatn khusus

6. Langkah- Hasil Anamnesis (Subjective)


langkah Keluhan
Gatal ringan sampai berat yang disertai kemerahan dan bintil pada
kulit. Kelainan muncul 10-14 hari setelah mulai pengobatan.
Biasanya disebabkan karena penggunaan antibiotik (ampisilin,
sulfonamid, dan tetrasiklin) atau analgetik-antipiretik non steroid.
Kelainan umumnya timbul pada tungkai, lipat paha, dan lipat ketiak,
kemudian meluas dalam 1-2 hari. Gejala diikuti demam subfebril,
malaise, dan nyeri sendi yang muncul 1-2 minggu setelah mulai
mengkonsumsi obat, jamu, atau bahan-bahan yang dipakai untuk
diagnostik (contoh: bahan kontras radiologi).

Faktor Risiko
a. Riwayat konsumsi obat (jumlah, jenis, dosis, cara pemberian,
pengaruh pajanan sinar matahari, atau kontak obat pada kulit
terbuka).
b. Riwayat atopi diri dan keluarga.
c. Alergi terhadap alergen lain.
d. Riwayat alergi obat sebelumnya.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
Tanda patognomonis
a. Erupsi makulopapular atau morbiliformis.
b. Kelainan dapat simetris.
Tempat predileksi
Tungkai, lipat paha, dan lipat ketiak.

Pemeriksaan Penunjang
Biasanya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang.

Penegakan Diagnostik (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Diagnosis Banding
Morbili

Komplikasi
Eritroderma

Penatalaksanaan komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
Prinsip tatalaksana adalah menghentikan obat terduga. Pada
dasarnya erupsi obat akan menyembuh bila obat penyebabnya
dapat diketahui dan segera disingkirkan.
Farmakoterapi yang diberikan, yaitu:
a. Kortikosteroid sistemik: Prednison tablet 30 mg/hari dibagi
dalam 3 kali pemberian per hari selama 1 minggu.
b. Antihistamin sistemik:
1) Setirizin 2x10 mg/hari selama 7 hari bila diperlukan, atau
2) Loratadin 10 mg/hari selama 7 hari bila diperlukan
c. Topikal:
Bedak salisilat 2% dan antipruritus (Menthol 0.5% - 1%)

Konseling dan Edukasi


a. Prinsipnya adalah eliminasi obat penyebab erupsi.
b. Pasien dan keluarga diberitahu untuk membuat catatan kecil di
dompetnya tentang alergi obat yang dideritanya.
c. Memberitahukan bahwa kemungkinan pasien bisa sembuh
dengan adanya hiperpigmentasi pada lokasi lesi.

Kriteria Rujukan
a. Lesi luas, hampir di seluruh tubuh, termasuk mukosa dan
dikhawatirkan akan berkembang menjadi Sindroma Steven
Johnson.
b. Bila diperlukan untuk membuktikan jenis obat yang diduga
sebagai penyebab :
1) Uji tempel tertutup, bila negatif lanjutan dengan
2) Uji tusuk, bila negatif lanjutkan dengan
3) Uji provokasi
c. Bila tidak ada perbaikan setelah mendapatkan pengobatan
standar dan menghindari obat selama 7 hari
d. Lesi meluas

7. Bagan Air

8. Hal yang perlu 1. Alat pelindung diri


diperhatikan 2. Konseling dan Edukasi

9. Unit Terkait 1. Poli Umum


2. Unit KIA – KB

10. Dokumen 1. Buku registrasi


Terkait 2. Rekam medis
3. Lembar rujukan
11. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Historis diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai