DRUG ERUPTION
No. Dokumen :
No. Revisi :-
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
UPT PUSKESMAS
Suciyati J. Sangadji, S.ST
RAWAT INAP Nip.197605292002122007
OME
Exanthematous Drug Eruption adalah salah satu bentuk reaksi alergi ringan
1. Pengertian
pada kulit yang terjadi akibat pemberian obat yang sifatnya sistemik. Obat yang
dimaksud adalah zat yang dipakai untuk menegakkan diagnosis, profilaksis, dan
terapi. Bentuk reaksi alergi merupakan reaksi hipersensitivitas tipe IV (alergi
selular tipe lambat) menurut Coomb and Gell. Nama lainnya adalah erupsi
makulopapular atau morbiliformis
2. Tujuan Sebagai pedoman pengobatan di UPT Puskesmas Rawat Inap Ome
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Ome Nomor :
008/KAPUS/2018 Tentang jenis pelayanan yang disediakan di Puskesmas
Rawat Inap Ome
Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang
4. Referensi
panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas kesehatan primer
1. Petugas menyapa pasien dengan ramah
5. Prosedur
2. Petugas melakukan anamnesa pada pasien
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Gatal ringan sampai berat yang disertai kemerahan dan bintil pada kulit.
Kelainan muncul 10-14 hari setelah mulai pengobatan. Biasanya disebabkan
karena penggunaan antibiotik (ampisilin, sulfonamid, dan tetrasiklin) atau
analgetik-antipiretik non steroid. Kelainan umumnya timbul pada tungkai, lipat
paha, dan lipat ketiak, kemudian meluas dalam 1-2 hari. Gejala diikuti demam
subfebril, malaise, dan nyeri sendi yang muncul 1-2 minggu setelah mulai
mengkonsumsi obat, jamu, atau bahan-bahan yang dipakai untuk diagnostik
(contoh: bahan kontras radiologi).
Faktor Risiko
a. Riwayat konsumsi obat (jumlah, jenis, dosis, cara pemberian, pengaruh
pajanan sinar matahari, atau kontak obat pada kulit terbuka).
b. Riwayat atopi diri dan keluarga.
c. Alergi terhadap alergen lain.
d. Riwayat alergi obat sebelumnya.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana
(Objective)
Pemeriksaan Fisik Patognomonis
a. Erupsi makulopapular atau morbiliformis.
b. Kelainan dapat simetris.
Tempat predileksi : Tungkai, lipat paha, dan lipat ketiak.
Pemeriksaan Penunjang
Biasanya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang.
Kriteria rujukan
a. Lesi luas, hampir di seluruh tubuh, termasuk mukosa dan dikhawatirkan
akan berkembang menjadi Sindroma Steven Johnson.
b. Bila diperlukan untuk membuktikan jenis obat yang diduga sebagai
penyebab : 1. Uji tempel tertutup, bila negatif lanjutan dengan 2. Uji tusuk,
bila negatif lanjutkan dengan 3. Uji provokasi
c. Bila tidak ada perbaikan setelah mendapatkan pengobatan standar dan
menghindari obat selama 7 hari d. Lesi meluas
Sarana Prasarana: -
Prognosis
Prognosis umumnya bonam, jika pasien tidak mengalami komplikasi atau tidak
memenuhi kriteri rujukan.
Melakukan
Memberikan konseling penatalaksanaan sesuai Menegakkan diagnosis
dan edukasi dengan diagnosa berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan
Mendokumentasikan semua hasil pemeriksaan penunjang
pemeriksaan pada rekam medik pasien
Merujuk pasien bila
diperlukan
3.
4.