Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN ARTHRITIS GOUT

No. Dokumen : 302/SOP/VII/2018


No. Revisi :-
SOP
Tanggal Terbit : 12 April 2018
Halaman : 1/4
UPT PUSKESMAS
Suciyati J. Sangadji, S.ST
RAWAT INAP Nip.197605292002122007
OME
Kondisi kadar asam urat dalam darah melebihi “normal” yaitu lebih dari 7,0
1. Pengertian
mg/dl. Hiperurisemia dapat terjadi akibat meningkatnya produksi ataupun
menurunnya pembuangan asam urat, atau kombinasi dari keduanya.
Gout adalah radang sendi yang diakibatkan deposisi Kristal monosodium urat
pada jaringan di sekitar sendi.
2. Tujuan Sebagai pedoman pengobatan di UPT Puskesmas Rawat Inap Ome
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Ome Nomor :
008/KAPUS/2018 Tentang jenis pelayanan yang disediakan di Puskesmas
Rawat Inap Ome
Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang
4. Referensi
panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas kesehatan primer
1. Petugas menyapa pasien dengan ramah
5. Prosedur
2. Petugas melakukan anamnesa pada pasien

Hasil Anamnesis (Subjective)


Keluhan
Pasien datang ke dokter dengan keluhan bengkak dan nyeri sendi yang
mendadak, biasanya timbul pada malam hari. Bengkak disertai rasa panas dan
kemerahan. Keluhan juga dapat disertai demam, menggigil, dan nyeri badan.
Apabila serangan pertama, 90% kejadian hanya pada 1 sendi dan keluhan dapat
menghilang dalam 3-10 hari walau tanpa pengobatan.
Faktor Risiko
a. Usia & Jenis kelamin
b. Obesitas
c. Alkohol
d. Hipertensi
e. Gangguan Fungsi Ginjal
f. Penyakit-penyakit metabolik
g. Pola diet
h. Obat: Aspirin dosis rendah, Diuretik, obat-obat TBC

Faktor pencetus timbulnya serangan nyeri sendi: trauma lokal, diet tinggi purin,
minum alkohol, kelelahan fisik, stress, tindakan operasi, penggunaan diuretik,
penggunaan obat yang dapat meningkatkan kadar asam urat.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana


(Objective)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: Tampak sehat atau kesakitan akibat nyeri sendi.
Arthritis monoartikuler dapat ditemukan, biasanya melibatkan sendi MTP-1
atau sendi tarsal lainnya. Sendi yang mengalami inflamasi tampak kemerahan
dan bengkak.
Pemeriksaan Penunjang
Tampak pembengkakan asimetris pada sendi dan kista subkortikal tanpa erosi
pada pemeriksaan radiologis.
Kadar asam urat dalam darah > 7 mg/dl.

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan untuk
diagnosis definitifGout arthritis adalah ditemukannya kristal urat (MSU) di
cairan sendi atau tofus.
Gambaran klinis hiperurisemia dapat berupa:
a. Hiperurisemia asimptomatis
Keadaan hiperurisemia tanpa manifestasi klinis berarti. Serangan
arthritis biasanya muncul setelah 20 tahun fase ini.
b. Gout arthritis, terdiri dari 3 stadium, yaitu:
1. Stadium akut
2. Stadium interkritikal
3. Stadium kronis
c. Penyakit Ginjal

Diagnosis Banding
a. Sepsis arthritis
b. Rheumatoid arthritis

Komplikasi
Keadaan hiperurisemia bisa menimbulkan terbentuknya batu ginjal dan keadaan
terminal berupa gagal ginjal.

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
a. Mengatasi serangan akut dengan segera
Obat: analgetik, colcichine, kortikosteroid
1. Analgesik (NSAID bila tidak terdapat kontraindikasi terbanyak
digunakan: indometasin 150-200 mg/hari selama 2-3 hari).
2. Colchicine (Efektif pada 24 jam pertama setelah serangan nyeri
sendi timbul. Dosis oral 0.5-0.6 mg per hari dengan dosis
maksimal 6 mg.
3. Kortikosteroid sistemik (bila NSAID dan Colchicine tidak
berespon baik)
b. Program pengobatan untuk mencegah serangan berulang
Obat: analgetik, colcichine dosis rendah
c. Mengelola hiperurisemia (menurunkan kadar asam urat) & mencegah
komplikasi lain
1. Obat-obat penurun asam urat
Agen penurun asam urat (tidak digunakan selama serangan
akut).Pemberian Allupurinol dimulai dari dosis terendah, 100mg,
kemudian bertahap dinaikkan bila diperlukan, dengan dosis
maksimal 800mg/hari. Target terapi adalah kadar asam urat <
6mg/dl.
2. Modifikasilifestyle/gaya hidup
 Minum cukup (8-10 gelas/hari).
 Mengelola obesitas danmenjaga Berat Badan Ideal.
 Kurangi konsumsi alkohol.
 Pola diet sehat (rendah purin).

Kriteria rujukan
Apabila pasien mengalami komplikasi atau pasien memiliki penyakit komorbid,
perlu dirujuk ke dokter spesialis penyakit dalam.

Sarana Prasarana
a. Laboratorium untuk pemeriksaan kimia darah.
b. Pemeriksaan radiologi.

Prognosis
Prognosis umumnya tidak mengancam jiwa, namun quo ad fungsionam dan
sanationamnya adalah dubia ad bonam.
6. Diagram Alir Menyapa pasien dengan ramah Melakukan anamnesis Melakukan
pada pasien pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang
bila diperlukan

Melakukan
Memberikan konseling penatalaksanaan sesuai Menegakkan diagnosis
dan edukasi dengan diagnosa berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang

Merujuk pasien bila


diperlukan

7. Unit terkait 1. Ruang pemeriksaan umum


8. Dokumen terkait 1. Rekam medis pasien
2. Buku register pasien rawat jalan
3. Lembar Rujukan Eksternal/internal
4. Resep
9. Rekaman No. Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan
Historis
1.
Perubahan
2.

3.

4.

Anda mungkin juga menyukai