Anda di halaman 1dari 2

BELLS’ PALSY

No.Dokumen : 226/445.4/C/SOP/
III/2017
No.Revisi :A
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

Disahkan oleh:

1.Pengertian Paralisis fasialis idiopatik, merupakan kejadian akut, unilateral, paralisis saraf
fasial type LMN (perifer), yang secara gradual mengalami perbaikan pada 80-
90% kasus
2.Tujuan Sebagai acuan dalam mendiagnosa dan menangani Bells’ palsy
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 002/445.4/C/SK/I/2017 tentang Pelayanan Klinis
4.Referensi Kepmenkes Nomor 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter
di Fasyankes Primer
5.Langkah-langkah 1. Perkenalan, Informed consent
2. Menegakkan diagnosis Bells’ palsy
1) Anamnesis
a) Paralisis otot fasialis atas dan bawah unilateral, dengan onset akut
(periode 48 jam)
b) Nyeri auricular posterior
c) Penurunan produksi air mata
d) Hiperakusis
e) Gangguan pengecapan
f) Otalgia
2) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan yang teliti pada kepala, telinga, mata, hidung dan mulut
harus dilakukan pada semua pasien dengan paralisis fasial
 Kelemahan atau paralisis yang melibatkan saraf fasial (N VII)
melibatkan kelemahan wajah satu sisi (atas dan bawah). Inspeksi
awal pasien memperlihatkan lipatan datar pada dahi dan lipatan
nasolabial pada sisi kelumpuhan.
 Saat pasien diminta untuk tersenyum, akan terjadi distorsi dan
lateralisasi pada sisi berlawanan dengan kelumpuhan.
 Pada saat diminta mengangkat alis, sisi dahi terlihat datar.
 Juga dapat terjadi peningkatan salvias pada sisi yang lumpuh.
 Jika paralisis melibatkan hanya wajah bagian bawah, penyebab
sentral harus dipikirkan (supranuklear).
 Jika paralisisfasialonsetnya gradual, kelumpuhan pada sisi
kontralateral, atau ada riwayat trauma daninfeksi, penyebab lain dari
paralisisfasial harus sangat dipertimbangkan
 Progresifitas paresis masih mungkin, namun biasanya tidak
memburuk pada hari ke 7 sampai 10. Progresifitas antara hari ke 7-10
1/2
dicurigai diagnosis yang berbeda
3. Penatalaksanaan Bells’ palsy
a) Karena prognosis pasien dengan Bells’ palsy umumnya baik,
pengobatan masih kontroversi. Pengobatan dipertimbangkan untuk
pasien dalam 1-4 hari onset.
b) Pengobatan inisial
 Steroid dan asiklovir (dengan prednison) mungkin efektif untuk
pengobatan Bells’ palsy
 Kortikosteroid (Prednison), dosis: 1 mg/kg atau 60 mg/day selama 6
hari, diikuti penurunan bertahap total selama 10 hari.
 Asiklovir :dosis 5x400 mg oral selama 10 hari. Jika varicella zoster
dicurigai, dosis tinggi 5x800 mg oral
c) Lindungi mata :
 Lubrikasi okular topikal (artifisial air mata pada siang hari) dapat
mencegah corneal exposure
 Fisioterapi atau akupunktur: dapat mempercepat perbaikan dan
menurunkan sequele
6.Unit terkait Ruang pemeriksaan umum, ruang tindakan
7.Dokumen terkait Rekam Medis, Surat Rujukan, Form Informed Consent,

2/2

Anda mungkin juga menyukai