Anda di halaman 1dari 4

DERMATITIS PERIORAL

No. Dokumen : C/ VII/ SOP/


UMUM/ 220/
SOP II/ 2017
No. Revisi :0
Tgl. Terbit : 14 Februari
2017
Halaman : 1/4
UPT Titin Hendrawati,SKM.MM
PUSKESMAS NIP.196303081988012001
SEMIN II

1. Pengertian Dermatitis perioral adalah erupsi eritematosa persisten yang terdiri dari
papul kecil dan papulo-pustul yang berlokasi di sekitar mulut.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah–langkah penanganan dermatitis perioral.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Semin II Nomor 440 / 38 / PKM-SMN
II / 2017 tentang Standar Pelayanan Klinis UPT Puskesmas Semin II.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI no. 514 tahun 2015 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama
5. Prosedur a. Petugas melakukan anamnesis ( Subjective )
Keluhan
Keluhan yang dirasakan pasien adalah gatal dan rasa panas disertai
timbulnya lesi di sekitar mulut.
Faktor Risiko
1. Pemakaian kortikosteroid topikal.
2. Pemakaian kosmetik.
3. Pasien imunokompromais

b. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana


(Objective)
Pemeriksaan Fisik
Tanda patognomonis
Erupsi eritematosa yang terdiri dari papul, papulopustul atau
papulovesikel, biasanya tidak lebih dari 2 mm. Lesi berlokasi di
sekitar mulut, namun pada anak lesi dapat meluas ke perinasal atau
periorbita.
Pemeriksaan Penunjang
Umumnya tidak diperlukan.

c. Petugas menegakkan diagnosis ( Assessment )


Diagnosis Klinis
Ditegakkan ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaaan
fisik.
Diagnosis Banding

1
Dermatitis kontak, Dermatitis seboroik, Rosasea, Akne, Lip-licking
cheilitis, Histiocytosis , Sarkoidosis
Komplikasi
Infeksi sekunder
d. Petugas melakukan penatalaksanaan komprehensif ( Plan )
Penatalaksanaan
Untuk keberhasilan pengobatan, langkah pertama yang dilakukan
adalah menghentikan penggunaan semua kosmetik dan
kortikosteroid topikal. Jika tidak diobati, bentuk klasik dermatitis
perioral memiliki kecenderungan untuk bertahan, terutama jika
pasien terbiasa menggunakan pelembab atau krim malam. Dalam
kasus resisten, dermatitis perioral membutuhkan farmakoterapi,
seperti:
1. Topikal
a. Klindamisin krim 1%, satu atau dua kali sehari
b. Eritromisin krim 2-3% satu atau dua kali sehari
c. Asam azelaik krim 20% atau gel 15%, dua kali sehari
d. Adapalene gel 0,1%, sekali sehari selama 4 minggu
2. Sistemik
a. Tetrasiklin 250-500 mg, dua kali sehari selama 3 minggu.
Jangan diberikan pada pasien sebelum usia pubertas.
b. Doksisiklin 100 mg per hari selama 3 minggu. Jangan diberikan
pada pasien sebelum usia pubertas.
c. Minosiklin 100 mg per hari selama 4 minggu. Jangan diberikan
pada pasien sebelum usia pubertas.
d. Eritromisin 250 mg, dua kali sehari selama 4-6 minggu
e. Azytromisin 500 mg per hari, 3 hari berturut-turut per minggu
selama 4 minggu.
Pemeriksaan Penunjang Lanjutan
Pada pasien yang menderita dermatitis perioral dalam waktu lama,
pemeriksaan mikroskopis lesi dapat disarankan untuk mengetahui
apakah ada infeksi bakteri, jamur atau adanya Demodex
folliculorum.
Konseling dan Edukasi
Edukasi dilakukan terhadap pasien dan pada pasien anak edukasi
dilakukan kepada orangtuanya. Edukasi berupa menghentikan
pemakaian semua kosmetik, menghentikan pemakaian kortikostroid
topikal. Eritema dapat terjadi pada beberapa hari setelah
penghentian steroid.
Kriteria rujukan
Pasien dirujuk apabila memerlukan pemeriksaan mikroskopik atau
pada pasien dengan gambaran klinis yang tidak biasa dan perjalanan
penyakit yang lama.

2
6. Diagram Alir
Petugas melakukan anamnesis

Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang

Petugas menegakkan diagnosis

Petugas melakukan penatalaksanaan komprehensif

Petugas menulis di rekam medis rekam medis

Selesai

7. Unit Terkait a. Ruang Pendaftaran


b. Ruang Pemeriksaan Umum
c. Ruang KIA-KB
d. Ruang MTBS
e. Ruang Laboratorium
f. Ruang Kasir
g. Ruang Pelayanan Farmasi
8. Dokumen a. Rekam Medis
Terkait b. Form Rujukan Internal
c. Resep
d. Kuitansi Pembayaran

9. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai

3
Historis diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai