Anda di halaman 1dari 5

PENATALAKSANAAN

URTICARIA
UPTD PUSKESMAS
PARANG
No. Ditetapkan oleh
: C/SOP/YANIS/81/2018
DINAS Kode Kepala UPTD Puskesmas
Terbitan : 2018 Parang
KESEHATAN
KABUPATEN SOP No.
Revisi : 0
Tgl.
MAGETAN Mulai : 12 Maret 2018
Berlaku dr. Avnie Febriana
Halaman : 1/3 NIP. 19810208 200901 2 005

1. Pengertian Merupakan reaksi vaskular pada kulit akibat bermacam-macam sebab.


Ditandai oleh edema setempat yang timbul mendadak dan menghilang
perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi dipermukaan
kulit, sekitarnya dapatdapat dikelilingi halo. Dapat disertai dengan
angioedema.
Nama lain: biduran, kaligata, hives, nettle rash.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melayani pasien Urticaria

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Parang Nomor 6 Tahun


2018 Tentang Jenis-Jenis Pelayanan di UPTD Puskesmas Parang
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 514 tahun
2015 tentang Panduan Praktek Klinis Dokter Umum di FKTP
5. Prosedure / 1. Petugas melakukan anamnesa
langkah-2 2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
3. Petugas melakukan terapi
Prinsip pengobatan pada layanan primer dilakukan dengan first-
line theraphy, yaitu memberikan edukasi p-asien tentang penyakit
urtikaria (penyebab dan prognosis) dan terapi farmakologis
sederhana.
Pengobatan untuk urtikaria akut yaitu atasi keadaan akut
terutama pada angioedema karena dapat terjadi obstruksi
saluran napas. Penanganan dapat dilakukan di Unit Gawat
Darurat bersama-sama dengan/ atau dikonsultasikan ke Spesialis
THT.
Bila disertai obstruksi saluran naps, diindikasikan pemberian
epinefrin subkutan yang dilanjutkan dengan pemberian
kortikosteroid Prednison 60-80 mg/hari selama 3 hari, dosis
diturunkan 5-10 mg/hari.
Pengobatan untuk urtikaria kronik:
a. Pasien menghindari penyebab yang dapat menimbulkan
urtikaria seperti:
1) Kondisi yang terlalu panas, stres, alkohol dan agen fisik.
2) Pengguanaa antibiotik penisilin, aspirin, NSAID, dan ACE
inhibitor.
3) Agen lain yang diperkirakan dapat menyebabkan urtikaria.
b. Pemberian farmakoterapi dengan:
1) Antihistamin (AH) oral non sedati, misalnya loratadin 10
mg/hari pemakaian 1 x sehari selama 1 minggu.
2) Bila tidak berhasil dikombinasikan dengan hidroksizin 3 x
25 mg atau diphenhydramine 4 x 25-50 mg / hari selama 1
minggu.
3) Apabiloa urtikaria karena dingin, diberikan Siproheptadin
(3 x 4 mg) lebih efektif selama 1 minggu terus-menerus.
4) Antipruritus topikal: cooling antipruritic lotion, seperti krim
menthol 1% atau 2% selama 1 minggu terus-menerus.
5) Apabila terjadi angiodema atau urtikaria generalisata,
dapat diberikan Prednison oral 60-80 mg per hari dalam 3
kali pemberian selama 3 hari dan dosis diturunkan 5-10
mg/hari.
4. Petugas melakukan KIE
6.Bagan Alir *) Anamnesa

Melakukan Pemeriksaan Fisik

Melakukan terapi dan tindakan

Melakukan konselling dan


edukasi

7.Unit Terkait Pemeriksaan umum, UGD, Rawat Inap, Persalinan 24 jam, Pustu
Ponkesdes
8.Rekaman No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
Historis tanggal

*) di isi bila perlu


URTICARIA

UPTD PUSKESMAS
PARANG
DINAS No. Kode : Ditetapkan oleh
Terbitan : Kepala UPTD Puskesmas
KESEHATAN
Daftar
Parang
No. Revisi :
KABUPATEN
Tilik Tgl. Mulai
Berlaku :
MAGETAN
Halaman : dr. Avnie Febriana
NIP. 19810208 200901 2 005

Unit :
Nama Petugas :
Tgl. Pelaksanaan :

No. KEGIATAN YA TIDAK

Compliance Rate ( CR ) : %

……………….., …………
Auditor
(………………………….....)

Anda mungkin juga menyukai