Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN URTIKARIA

No. Dokumen : 28/SOP/CAG/VII/2021

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 27 Juli 2021
dr. Caleria Ajeng
Givita
Halaman : 1-4

PRAKTEK
MANDIRI
DOKTER UMUM

1. Pengertian Penanganan Urtikaria adalah langkah-langkah yang dilakukan


petugas dalam melakukan penatalaksanaan kasus Urtikaria.
Urtikaria adalah reaksi vaskuler pada kulit akibat bermacam-macam
sebab. Ditandai dengan edema setempat yang timbul mendadak dan
menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan,
meninggi di permukaan kulit, sekitarnya dapat dikelilingi halo. Dapat
disertai dengan angioedema.
Nama lain: biduren, kaligata.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas di dalam melakukan penatalaksaan kasus
Urtikaria di Praktek Dokter Mandiri dr. Caleria Ajeng Givita.
3. Referensi PMK no 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
4. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis.
Onset terjadinya penyakit serta adanya riwayat alergi atau riwayat
alergi dalam keluarga.
Pasien datang dengan keluhan gatal, rasa tersengat atau tertusuk,.
Gatal bias sedang-berat disertai dengan bentol-bentol di daerah
wajah, tangan, kaki, atau hamper di seluruh tubuh. Keluhan dapat juga
disertai dengan rasa panas seperti terbakar atau tertusuk,Kadang-
kadang keluhan disertai dengan rasa sesak nafas, muntah-muntah,
nyeri perut, pusing atau berdebar-debar (gejala angioedema).
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
Keadan umum tampak sehat, sakit ringan-sedang.
Lesi kulit yang didapatkan meliputi :
a. Ruam atau patch eritema.
b. Berbatas tegas.
c. Bagian tengah tampak pucat.
d. Bentuk papul-papul dengan ukuran yang bervariasi mulai
papulair hingga plakat lebar.
e. Kadang-kadang disertai demografisme berupa edema linier di
kulit yang terkena goresan benda tumpul, timbul dalam waktu <
30 menit.
f. Pada lokasi tekanan dapat timbul lesi urtikaria juga.
g. Tanda lain dapat berupa lesi hekas garukan.
Tempat predileksi :dapat terlokasi pada suatu tempat tertentu tapi
dapat pula generalisata bahkan sampai terjadi angioedema pada
wajah atau bagian ekstremitas.
3. Petugas menegakkan diagnosis.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan penunjang dapat berupa :
a. Tes eliminasi makanan : dengan cara menghentikan semua
makanan yang dicurigai untuk beberapa waktu, lalu
mencobanya kembali satu per satu.
b. Tes Fisik : dingin (dengan es batu), panas (dengan air hangat).
Faktor resiko :
a. Riwayat atopi dalam keluarga.
b. Riwayat alergi.
c. Riwayat trauma fisik pada akktifitas.
d. Riwayat gigitan serangga/ sengatan serangga.
e. Konsumsi obat-obatan (analgetik NSAID, antibiotika-tersering
penisilin, diuretic, injeksi, hormone)
f. Konsumsi makanan (telur, udang, ikan, kacang)
g. Riwayat infeksi atau infestasi parasit.
h. Penyakit autoimun dan kolagen
i. Riwayat trauma faktor fisik (panas, dingin, trauma sinar X,
cahaya),
Diagnosis banding :
a. Pitiriasis rosea (lesi awal berbentuk eritema)
b. Eritema multiforme (lesi urtikaria, umumnya terdapat pada
ekstremitas bawah).
Komplikasi :
Angioedema dapat disertai obstruksi jalan nafas.
4. Petugas memberikan terapi.
Tata laksana dilakukan secara First Line therapy yaitu memberikan
edukasi pasien tentang penyakit urtikaria (penyebab dan prognosis),
dan terapi farmakologis sederhana.
Pada urtikaria akut yang disertai angioedema yang disertai obstruksi
jalan nafas diindikasikan pemberian epinefrin subkutan yang
dilanjutkan dengan pemberian kortikosteroid Prednison 60-80 mg/hari
selama 3 hari, dosis diturunkan 5-10 mg/hari.Penatalaksanaan
obstruksi jalan nafas dengan dikonsultasikan ahli THT.
Pemberian farmakoterapi :
a. Antihistamin oral non sedative, misalnya Loratadin 1 x 10
mg/hari, selama 1 minggu. Atau Cetirizine 1 x 10 mg/hari
pemakaian selama 1 minggu.
b. Bila tidak berhasil ditambahkan dengan Diphenhydramine
4x25-50 mg/hari selama 1 minggu.
c. Apabila urtkaria karena dingin diberikan Siproheptadin 3 x4 mg
lebih efektif selama 1 minggu terus-menerus.
d. Antipruritas topical : cooling antipruritic lotion seperti krim
mentol 1% atau 2%.
e. Apabila terjadi angioedema atau urtikaria generalisata dapat
diberikan Prednison oral 60-80 mg per hari dalam 3 kali
pemberian selama 3 hari dan dosis diturunkan 5-10 mg/hari.
Atau Dexametasone 3 x 0,5 mg/hari atau Methylprednisolone 3
x 4mg/hari selama 3 hari.
f. Obat Antipirettik bila demam.
5. Petugas melakukan rujukan pasien ke fasilitas kesehatan
sekunder bila urtikaria berlangsung kronik dan rekuren, atau
jika pengobatan first line therapy gagal.
6. Petugas memberikan edukasi dan konseling.
Prinsip pengobatan adalah identifikasi dan eliminasi faktor penyebab
urtikaria. Penyebab urtikaria perlu mendapat perhatian keluarga.
7. Petugas meuliskan ke dalam status rekam medis semua hasil
pemeriksaan dan terapi.
8. Petugas menulis kedalam buku register pasie

Anda mungkin juga menyukai