Anda di halaman 1dari 7

ASKARIASIS

No. : 440/136/SOP/Pkm-
Dokumen Cibeuteung/I/2022
No. Revisi : 01
SOP
Tanggal
: 04 Juli 2022
Terbit
Halaman : 1/7

UPT PUSKESMAS dr. HIDAYAH ILMIATI .K


CIBEUTEUNG UDIK NIP : 197909192014122001

1. Pengertian Askariasis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infestasi parasit
Ascaris Lumbricoides.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah memberikan kemudahan dan
sebagai acuan bagi praktisi kesehatan (Puskesmas) dalam
penanganan/penatalaksanaan pertama Pada Askariasis.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor. /SK/Pkm-Cibeuteung/2022
tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi KEPMENKES RI NOMOR HK.01.07/MENKES/1186/2022 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama.
5. Alat dan Bahan a. Gown / baju APD
b. Handscoon
c. Masker
d. Safety glasses / kacamata pelindung
e. Stetoskop
f. Senter
g. Blangko Lab
h. Blanko Rujukan pasien
i. RM
j. Buku Register BP dan Anak

6. Langkah-langkah 1. Petugas memakai APD Level 2 sebelum melakukan pelayanan


2. Pasien dipersilakan masuk ruangan pemeriksaan
3. Petugas melakukan anamnesis, yang tersusun :

a. Hasil Anamnesis (Subjective)


Keluhan
Nafsu makan menurun, perut membuncit, lemah, pucat, berat badan
menurun, mual, muntah.
Gejala Klinis
Gejala yang timbul pada penderita dapat disebabkan oleh cacing
dewasa dan migrasi larva.
Gangguan karena larva biasanya terjadi pada saat larva berada diparu.
Pada orang yang rentan, terjadi perdarahan kecil pada dinding
alveolus dan timbul gangguan pada paru yang disertai dengan batuk,
demam, dan eosinofilia. Pada foto thoraks tampak infiltrat yang
menghilang dalam waktu 3 minggu. Keadaan ini disebut sindroma
Loeffler. Gangguan yang disebabkan cacing dewasa biasanya ringan,
dan sangat tergantung dari banyaknya cacing yang menginfeksi di
usus. Kadang-kadang penderita mengalami gejala gangguan usus
ringan seperti mual, nafsu makan berkurang, diare, atau konstipasi.
Pada infeksi berat, terutama pada anak dapat terjadi malabsorpsi
sehingga memperberat keadaan malnutrisi. Gejala klinis yang paling
menonjol adalah rasa tidak enak di perut, kolik akut pada daerah
epigastrium, gangguan selera makan, mencret. Ini biasanya terjadi
pada saat proses peradangan pada dinding usus. Pada anak kejadian
ini bisa diikuti demam. Komplikasi yang ditakuti (berbahaya) adalah
bila cacing dewasa menjalar ketempat lain (migrasi) dan
menimbulkan gejala akut. Pada keadaan infeksi yang berat, paling
ditakuti bila terjadi muntah cacing, yang akan dapat menimbulkan
komplikasi penyumbatan saluran nafas oleh cacing dewasa. Pada
keadaan lain dapat terjadi ileus oleh karena sumbatan pada usus oleh
massa cacing, ataupun apendisitis sebagai akibat masuknya cacing ke
dalam lumen apendiks. Bisa dijumpai penyumbatan ampulla Vateri
ataupun saluran empedu dan terkadang masuk ke jaringan hati.
Gejala lain adalah sewaktu masa inkubasi dan pada saat cacing
menjadi dewasa di dalam usus halus, yang mana hasil metabolisme
cacing dapat menimbulkan fenomena sensitisasi seperti urtikaria,
asma bronkhial, konjungtivitis akut, fotofobia dan terkadang
hematuria. Eosinofilia 10% atau lebih sering pada infeksi dengan
Ascaris lumbricoides, tetapi hal ini tidak menggambarkan beratnya
penyakit, tetapi lebih banyak menggambarkan proses sensitisasi dan
eosinofilia ini tidak patognomonis untuk infeksi Ascaris
lumbricoides.
Faktor Risiko:
1. Kebiasaan tidak mencuci tangan.
2. Kurangnya penggunaan jamban.
3. Kebiasaan menggunakan tinja sebagai pupuk.
4. Kebiasaan tidak menutup makanan sehingga dihinggapi lalat
yang membawa telur cacing

b. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik:
1. Pemeriksaan tanda vital
2. Pemeriksaan generalis tubuh: konjungtiva anemis, terdapat
tandatanda malnutrisi, nyeri abdomen jika terjadi obstruksi.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk penyakit ini adalah dengan melakukan
pemeriksaan tinja secara langsung. Adanya telur dalam tinja
memastikan diagnosis Askariasis.
c. Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Penegakan diagnosis dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan ditemukannya larva atau cacing dalam tinja.
Diagnosis Banding: jenis kecacingan lainnya
Komplikasi: anemia defisiensi besi
d. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan) Penatalaksanaan
1. Memberi pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya
kebersihan diri dan lingkungan, antara lain:
a) Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
b) Menutup makanan
c) Masing-masing keluarga memiliki jamban keluarga
d) Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk
e) Kondisi rumah dan lingkungan dijaga agar tetap bersih dan
tidak lembab.
2. Farmakologis
a) Pirantel pamoat 10 mg/kg BB/hari, dosis tunggal, atau
b) Mebendazol, dosis 100 mg, dua kali sehari, diberikan selama
tiga hari berturut-turut, atau
c) Albendazol, pada anak di atas 2 tahun dapat diberikan 2
tablet (400 mg) atau 20 ml suspensi, dosis tunggal. Tidak
boleh diberikan pada ibu hamil
Pengobatan dapat dilakukan secara perorangan atau secara masal
pada masyarakat. Syarat untuk pengobatan massal antara lain:
1. Obat mudah diterima dimasyarakat
2. Aturan pemakaian sederhana
3. Mempunyai efek samping yang minimal
4. Bersifat polivalen, sehingga dapat berkhasiat terhadap beberapa
jenis cacing
5. Harga mudah dijangkau
Konseling dan Edukasi
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai
pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan, yaitu antara lain:
1. Masing-masing keluarga memiliki jamban keluarga. Sehingga
kotoran manusia tidak menimbulkan pencemaran pada tanah
disekitar lingkungan tempat tinggal kita.
2. Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk.
3. Menghindari kontak dengan tanah yang tercemar oleh tinja
manusia. 4. Menggunakan sarung tangan jika ingin mengelola
limbah/sampah.
4. Mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan aktifitas dengan
menggunakan sabun dan air mengalir.
5. Kondisi rumah dan lingkungan dijaga agar tetap bersih dan tidak
lembab.
Kriteria Rujukan: -
Prognosis:
Pada umumnya prognosis adalah bonam, karena jarang menimbulkan
kondisi yang berat secara klinis.

1. Waktu dalam melakukan pemeriksaan askariasis 10-15 menit.


7. Diagram Alir (jika
dibutuhkan) Pasien Masuk :
Melakukan Anamnesa

Pemeriksaan Pemeriksaan
penunjang (Bila
Fisik
Perlu)

Menegakkan diagnosa klinis

Melakukan Therapy

Memberikan RUJUK
Edukasi
(Bila Perlu)

8. Hal-hal yang perlu -


diperhatikan
Pendaftaran
Rekam medis
9. Unit Terkait Pelayanan Umum
Rawat jalan
Ruang Tindakan
10. Dokumen terkait -
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
11. Rekaman Histori
Diberlakukan
Perubahan
DAFTAR TILIK
ASKARIASIS

UPT PUSKESMAS dr. HIDAYAH ILMIATI .K


CIBEUTEUNG UDIK NIP : 197909192014122001

Unit : UPT Puskesmas Cibeuteung Udik


Nama Petugas : Liliana Anggraeni Amd.Keb
No Langkah Kegiatan Ya Tidak
1 Apakah Petugas memakai APD Level 2 sebelum melakukan pelayanan?
2 Apakah petugas menerima rekam medis dari petugas pendaftaran?
3 Apakah Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut?
4 Apakah Petugas mencocokkan identitas pasien dengan Rekam
Medis?
5 Jika ada ketidak sesuaian data apakah petugas mengkonfirmasikan
dengan sub unit pendaftaran?
6 Apakah Petugas melakukan anamnesa keluhan pasien?
7 Apakah Petugas melakukan pemeriksaan penunjang (bila perlu)?
8 Apakah Petugas menegakan diagnosis klinis?
9 Apakah Petugas melakukan therapy?
10 Apakah Petugas memberikan edukasi?
11 Apakah Petugas merujuk (bila perlu)?
12 Apakah Petugas mengarahkan pasien untuk mengambil obat ke
ruang obat?
Jumlah
Compliance Rate (CR)

Pelaksana / auditor

drg. Gema Femina


NIP : 198111142014122001
DAFTAR TILIK
ASKARIASIS

UPT PUSKESMAS dr. HIDAYAH ILMIATI .K


CIBEUTEUNG UDIK NIP : 197909192014122001

Unit : UPT Puskesmas Cibeuteung Udik


Nama Petugas : Liliana Anggraeni Amd.Keb
No Langkah Kegiatan Ya Tidak
1 Apakah Petugas memakai APD Level 2 sebelum melakukan pelayanan?
2 Apakah petugas menerima rekam medis dari petugas pendaftaran?
3 Apakah Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut?
4 Apakah Petugas mencocokkan identitas pasien dengan Rekam
Medis?
5 Jika ada ketidak sesuaian data apakah petugas mengkonfirmasikan
dengan sub unit pendaftaran?
6 Apakah Petugas melakukan anamnesa keluhan pasien?
7 Apakah Petugas melakukan pemeriksaan penunjang (bila perlu)?
8 Apakah Petugas menegakan diagnosis klinis?
9 Apakah Petugas melakukan therapy?
10 Apakah Petugas memberikan edukasi?
11 Apakah Petugas merujuk (bila perlu)?
12 Apakah Petugas mengarahkan pasien untuk mengambil obat ke
ruang obat?
Jumlah
Compliance Rate (CR)

Pelaksana / auditor

Nadia Fahmi Silabi, Apt


NIP : 199301172019022006

Anda mungkin juga menyukai