Anda di halaman 1dari 2

KERACUNAN MAKANAN

No. : KP.03.01/SOP.348/2023
S Dokumen
O No. Revisi :

P Tanggal Terbit : 10 April 2023


Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS dr.Agus Budhi Prayoga, M.Hkes

CIPEUNDEUY NIP: 19740816 200701 1 009

1. Pengertian Keracunan makanan merupakan suatu kondisi gangguan pencernaan yang


disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan zat
patogen dan atau bahan kimia, misalnya Norovirus, Salmonella, Clostridium
perfringens, Campylobacter, dan Staphylococcus aureus.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui


diagnosis keracunan makanan dan penanggulangannya.
3. Dasar Hukum SK Kepala UPTD Puskesmas Cipeundeuy Nomor :
KP.03.01/SK.0036/PKM.CIP.2023 Tentang Pelayanan Klinis.
4. Kebijakan 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 47 Tahun 2018 Tentang Pelayanan
Kegawatdaruratan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 4 Tahun 2019
Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/1936/2022 tentang Panduan Praktek Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :
1. APD level 2
2. Tensimeter
3. Termometer
4. Stetoskop
5. Pulse Oxymetri
6. Rekam Medik

b. Langkah – Langkah Prosedur :


1. Petugas Cuci tangan, menggunakan APD (pasang sarung tangan dan
masker)
2. Lakukan Triase
3. Lakukan anamnesa pada pasien
Keluhan :
a. Diare akut.
b. Pada keracunan makanan biasanya berlangsung kurang dari 2
minggu. Darah atau lendir pada tinja; menunjukkan invasi mukosa
usus atau kolon.
c. Nyeri perut.
d. Nyeri kram otot perut; menunjukkan hilangnya elektrolit yang
mendasari, seperti pada kolera yang berat.
e. Kembung.
Faktor Risiko :
a. Riwayat makan/minum di tempat yang tidak higienis
b. Konsumsi daging/unggas yang kurang matang dapat
dicurigai untuk Salmonella spp, Campylobacter spp, toksin
Shiga E coli, dan Clostridium perfringens.
c. Konsumsi makanan laut mentah dapat dicurigai untuk
Norwalk-like virus, Vibrio spp, atau hepatitis A.
d. Periksa TTV pasien dan pemeriksaan fisik
4. Jelaskan tentang penyakit pasien pada keluarga dan prosedur apa
yang akan diberikan, sebelumnya tanda tangan IC
5. Lakukan pemeriksaan penunjang: lab darah, mikroskopis dari feses
untuk telur cacing dan parasit
6. Berikan tatalaksana pada pasien
Penatalaksanaan :
a. Tujuan utamanya adalah rehidrasi yang cukup dan suplemen
elektrolit.
- Pemberian cairan rehidrasi oral (oralit) atau larutan intravena
(misalnya, larutan natrium klorida isotonik, larutan Ringer Laktat).
- Obat absorben (misalnya, kaopectate, aluminium hidroksida)
membantu memadatkan feses diberikan bila diare tidak segera
berhenti.
- Jika gejalanya menetap setelah 3-4 hari, etiologi spesifik harus
ditentukan dengan melakukan kultur tinja. Untuk itu harus segera
dirujuk.
b. Modifikasi gaya hidup dan edukasi untuk menjaga kebersihan diri.
c. Lakukan pemerikaan penunjang
7. Perawat melepas sarung tangan dan cuci tangan
8. KIE: edukasi kepada keluarga untuk turut menjaga higiene keluarga
dan pasien
9. Lakukan prosedur rujukan bila terdapat tanda-tanda perburukan
Kriteria Rujukan :
1. Gejala keracunan tidak berhenti setelah 3 hari ditangani dengan adekuat.
2. Pasien mengalami perburukan.

6. Diagram Alur
Pemeriksaan Penegakan
Anamnesis Fisik dan Diagnostik
Penunjang

Penatalaksanaan
Prognosis
Komprehensif

7. Unit Terkait 1. BP Umum


2. IGD

8. Perubahan
Tanggal Mulai
No Yang dirubah Isi perubahan
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai