Anda di halaman 1dari 2

KERACUANAN MAKANAN

No. Dokumen : SOP / UKP / / 2016


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 01 01 2016
Halaman : 1/2

UPTD
dr. PUGUH HARI S.,MSi
PUSKESMAS
196811102002121005
TAPEN

1. Pengertian Suatu kondisi gangguan pencernaan yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau air
yang terkontaminasi dengan zat patogen dan atau bahan kimia
2. Tujuan Sebagai pedoman penatalaksanaan keracunan makanan
3. Kebijakan
4. Referensi Permenkes RI Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur
6. Langkah- 1. Anamnesa
langkah Keluhan:
a. Diare akut. Pada keracunan makanan biasanya berlangsung
kurang dari 2 minggu
b. Darah atau lendir pada tinja, menunjukkan invasi mukosa usus
atau kolon
c. Nyeri perut
d. Nyeri kram otot perut, menunjukkan hilangnya elektrolit yang
mendasari, seperti pada kolera berat
e. Kembung
Faktor resiko
a. Riwayat makan/minum di tempat yang tidak higienis
b. Konsumsi daging yang kurang matang dapat dicurigai untuk
Salmonella, Campylobacter, Shiga E coli
c. Konsumsi makanan laut mentah dapat dicurigai untuk virus,
Vibrio, atau hepatitis A
2. Pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana
Pemeriksaan fisik patognomosis:
a. Diare, dehidarsi, dengan tanda tanda tekanan darah turun, nadi
cepat, mulut kering, penurunan keringat, dan penurunan output
urin
b. Nyeri tekan perut, bising usus meningkat atau melemah
Pemeriksaan penunjang
a. Lakukan pemeriksaan mikroskopis dari feses untuk telur cacing
dan parasit
b. Pewarnaan Gram, KOH dan metilbiru Loeffler untuk membantu
membedakan penyakit invasif dari penyakit non-invasif
3. Penegakan diagnosis
Diagnosa klinis ditegakkan berdasar anamnesa, pemeriksaan fisik, dan
penunjang
4. Penatalaksanaan
Kasus GEA bisa sembuh sendiri, pengobatan khusus tidak diperlukan.
Hanya 10% membutuhkan terapi antibiotik. Tujuan utama adalah
rehidrasi ynag cukup dan suplemen elektrolit. Dapat dicapai dengan
pemberian cairan rehidrasi oral (oralit) atau larutan intravena (NaCl,
RL). Obat absorben (Kaopectate, aluminium hidroksida) membantu
memadatkan feses, diberikan bila diare tidak segera berhenti.
Diphenoxylate dengan atropin (lomotil) tersedia dalam tablet (2,5mg
diphenoxylate) dan cair (2,5mg diphenoxylate/5ml). Dosis awal dewasa
adalah 2tablet 4x sehari (20mg/d). Digunakan hanya apabila diare masif
Jika masalah menetap setelah 3-4 hari, etiologi spesifik harus ditentukan
dengan melakukan kultur tinja. Untuk itu harus segera dirujuk
Modifikasi gaya hidup dan edukasi untuk menjaga kebersihan diri
5. Konseling dan edukasi
Eduaksi pada keluarga untuk turut menjaga higiene keluarga dan pasien
6. Kriteria rujukan
Gejala keracunan tidak berhenti setelah 3 hari ditangani dengan adekuat
Pasien mengalami perburukan
Dirujuk ke layanan sekunder dengan spesialis penyakit dalam atau
spesialis anak

7. Bagan Alur
Anamanesis

Pemeriksaan Fisik

Penatalaksanaan

8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. Loket
2. UGD
10. Dokumen
terkait
11. Rekaman No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis
perubahan

Anda mungkin juga menyukai