Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rizki Agustiyan Andriani

Nim : 30901800151
Judul LP : GEDS

Pengertian Etiologi
Diare adalah suatu gejala klinis dari 1. Faktor infeksi
gangguan pencernaan (usus) yang a. Infeksi internal: infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare yang
ditandai dengan bertambahnya frekuensi meliputi:
buang air besar lebih dari biasanya dan  Infeksi bakteri: vibrio, salmonella
berulang-ulang yang disertai adanya  Infeksi virus: entero virus, nativirisis, astrovirus
perubahan bentuk dan konsistensi feses  Infeksi parasite: cacing ascaris, protozoa
menjadi lembek atau cair. b. Infeksi parenteral: infeksi dibagian tubuh lain diluar saluran pencernaan seperti Otitis
Media Akut (OMA), tensilia fungitis
2. Faktor malabsorsi
a. Malabsorpsi karbohidrat: di sakarida (intoleransi laktosa, maltose, dan sukrosa),
manosakarida (intoleran glukosa, fruktosa, dan galaktosa)
b. Malabsorpsi lemak
c. Malabsorpsi protein
3. Faktor makanan: makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan
4. Faktor psikologis: rasa takut dan cemas yang meningkatkan rangsangan para simpatis yang
GEDS meningkatkan mobilitas usus

Manifestasi klinik
Mekanisme dasar penyebab diare adalah gangguan osmotik
Komplikasi
(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
1. Dehidrasi Patofisiologi tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga
2. Hypernatremia terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus, isi
Sejumlah besar virus, rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu
3. Hiponatremia
bakteri/organisme protosoa dapat menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus
4. Hypokalemia
menyebabkan gastroenteritis. Pada meningkat kemudian terjadi diare. Ganguan motiliasi usus
5. Demam
diare bayi yang paling sering patogen yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik.
adalah virus dan entero patogenik,
Ecoli. Pada orang dewasa terdapat
perbedaan yang berkaitan dengan
Penatalaksanaan medis umur, apakah infeksi di daerah tropik
dan faktor presipitasi seperti
1. Rehidrasi oral pengorbanan antibiotik yang
 3,5g natrium klorida terdahulu atau imun. Enterokolitis
 2,5g natrium menyebabkan kram dan diare.
bikarbonat Sedangkan gastro entero kolitis
 1,5g kalium klorida menimbulkan mual, muntah dan
 20g glukosa kram.

Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Darah Lengkap: pemeriksaan darah dengan phlebotomy untuk melihat
adanya leukositosis dapat mengindikasikan terjadinya gastroenteritis akibat bakteri.
2. Pemeriksaan Elektrolit: berdasarkan kadar Natrium dalam plasma, jenis dehidrasi
dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu dehidrasi hiponatremia (<130 mEq/L),
isonatremia (130-150 mEq/L), dan hipernatremia (>150 mEq/L). Dehidrasi
isonatremia dapat bermanifestasi sebagai syok hipovolemik, sementara dehidrasi
hipernatremik pada konsentrasi >165 mmol/L dapat memicu terjadinya kejang.
3. Analisa gas darah
4. Pemeriksaan mikrobiologi
5. Pemeriksaan radiologis
Pathway
Pengkajian Diagnosa keperawatan
1. Identitas 1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang
a. Identitas pasien dari kebutuhan tubuh bd faktor
b. Identitas penanggung jawab biologis diare
2. Keluhan utama GEDS 2. Nyeri akut bd agen cedera kimia
3. Riwayat kesehatan 3. Defisiensi pengetahuan bd tidak
a. Riwayat kesehatan sekarang familier dengan informasi, kurang
b. Riwayat kesehatan terdahulu pajanan
c. Riwayat kesehatan keluarga
4. Pola kesehatan fungsional
5. Pemeriksaan fisik Intervensi
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd faktor fisiologis
diare
Intervensi:
Nyeri akut bd agen cedera kimia
a. Tujuan:
Intervensi:  Mengidentifikasi dan mengelola diare
b. Observasi:
a. Tujuan:  Identifikasi penyebab diare
 Mengidentifikasi dan mengelola  Identifikasi riwayat pemberian makanan
pengalaman sensorik atau emosional
 Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja
yang berkaitan dengan kerusakan
 Monitor tanda dan gejala hypovolemia
jaringan atau fungsional dengan onset
mendadak atau lambat dan  Monitor jumlah pengeluaran diare
berintensitas ringan hingga berat dan  Monitor keamanan penyiapan makanan
konstan. c. Terapeutik:
b. Observasi:  Berikan asupan cairan oral
 Identifikasi lokasi, karakteristik, d. Edukasi:
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas  Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
nyeri  Anjurkan menghindari makanan pedas, dan mengandung laktosa
 Identifikasi skala nyeri e. Kolaborasi:
c. Terapeutik:  Kolaborasi pemberian obat pengeras feses
 Berikan teknik nonfarmalogis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur Resiko gangguan integritas kulit bd peningkatan frekuensi diare
d. Edukasi:
 Ajarkan teknik nonfarmalogis untuk Intervensi:
mengurangi rasa nyeri
a. Tujuan:
e. Kolaborasi:
 Mengidentifikasi dan merawat kulit untuk menjaga keutuhan, kelembaban, dan
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika
mencegah perkembangan mikroorganisme
perlu
b. Observasi:
 Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
c. Teraupetik:
 Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
 Hindari produk berbahan dasar alcohol pada kulit kering
d. Edukasi:
 Anjurkan minum air yang cukup
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
Daftar pustaka
Amin, L. Z. (2015). Tatalaksana diare akut. Cermin Dunia Kedokteran, 42(7), 504-508.
RAHMAN, F. 1.1. Manifestasi Klinis.

Anda mungkin juga menyukai