Anda di halaman 1dari 2

SOP PADA PASIEN KERACUNAN

MAKANAN
No. Dokumen :
619/B.6/SOP/PKM.UTAN/III/2017

SOP No. Revisi : 00


Tgl. Terbit : 21 Maret 2017
Halaman : 1/2 hal

UPT PUSKESMAS
SUPRIYADI, SKM
KECAMATAN NIP. 19681231 198903 1 092
UTAN

1. Pengertian Keracunan makanan merupakan suatu kondisi gangguan pencernaan yang


disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan zat
pathogen dan atau bahan kimia misalnya Norovirus, Salmonella, Clostridium
perfingens, Campylobacter, dan Staphylococcus aureus

2. Tujuan Sebagai acuan untuk menerapkan langkah langkah untuk melaksanakan


penanganan yang tepat pada pasien keracunan makanan.
3. Kebijakan Keputusan kepala puskesmas nomor 7 tahun 2017 tentang jenis jenis
pelayanan yang disediakan bagi masyarakat.
4. Referensi
5. Langkah- 1. Petugas menerima pasien.
Langkah 2. Petugas melakukan anamnesis pada pasien.
3. Petugas menanyakan keluhan berupa diare akut, diare disertai darah
atau lendir, nyeri perut, kram otot perut, kembung.
4. Petugas menanyakan riwayat makanan/ minuman di tempat yang
tidak higienis, konsumsi daging/ unggas yang tidak matang,
konsumsi makanan laut mentah.
5. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan
pemeriksaan.
6. Petugas mengukur tanda vital pasien meliputi tekanan darah, nadi,
suhu dan frekuensi pernafasan.
7. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung kaki.
Pemeriksaan fisik difokuskan untuk menilai keparahan dehidrasi.
Petugas menemukan data tidaknya tanda-tanda tekanan darah turun,
nadi cepat, mulut kering, penurunan keringat dan urine output, nyeri
tekan perut dan bising usu lemah atau meningkat.
8. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan.

1
9. Petugas memberikan tata laksana terhadap hasil diagnosa berupa :
Self limiting, tujuan utamanya rehidrasi yang cukup dan suplemen
elektrolit. Cairan rehidrasi oral dapat diberi oralit atau larutan
intravena (RL atau NaCl). Obat absorben (misal kaolin pectin,
aluminium hidroksida) membantu memadatkan feses diberikan
bila diare tidak segera berhenti
Jika gejala menetap setelah 3-4 hari, etiologi spesifik harus
ditentukan dengan menggunakan kultur tinja. Untuk itu harus
6. Unit Terkait UGD
7. Dokumen Rekam Medis
Terkait
8. Rekaman
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis
.
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai