Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

FRAKTUR DAN DISLOKASI

Dosen Pembimbing :
Maratus sholikah.S.Kep,Ns,M.Kep
Disusun Oleh,:
1. Raswita Dini
2. Ayu Dwi Lestari
3. Dania Rista
4. Ella Rahmadhani P. P
5. Era Marantika
6. Hanifa Arum
7. Iis Anggraini
8. Irfanul Ma’arif
9. Putri Dwi Anjani
10. Siti Innayatul Hidaya
11. Shafira Pratiwi
12. Zahrotin Nisa
PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“ PATAH TULANG (FRAKTUR) DAN KESLEO(DISLOKASI)”

1. TOPIK PENYULUHAN : Gangguan Sistem Muskuloskeletal


2. POKOK BAHASAN : Patah Tulang (Fraktur)
3. SUB POKOK BAHASAN : Pemahaman tentang penyakit
4. SASARAN : Keluarga pasien yang dirawat di ruang
TERATAI RS. SOEGIRI LAMONGAN
5. WAKTU PERTEMUAN :
HARI : Senin
TANGGAL : 30 september 2019
PUKUL : 09.30-10.00 WIB
6. PENYAJI : Kelompok I Kelas 5 C Program Studi Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Lamongan
7. METODE :
a. Ceramah dan Tanya jawab
b. Diskusi
8. MEDIA : Leaflet
9. PENGORGANISASIAN
Dosen Pembimbing : Maratus sholikah.S.Kep,Ns,M.Kep
1. Pemateri :
 Ella Rahmadhani P. P
 Ayu Dwi Lestari
 Siti Inayatul Hidayah
2. Moderator : Putri Dwi Anjani
3. Fasilitator : Zahrotin Nisa’
10. SETTING TEMPAT
11. SETTING TEMPAT

Keterangan :

: Moderator : Pembimbing : Pasien

: Pemateri : Fasilitator

12. TUJUAN
Tujuan umum : Setelah dilakukan penyuluhan tentang fraktur diharapkan
penderita dan keluarga yang dirawat di ruang Teratai RS Dr. soegiri Lamongan
mampu mengerti, memahami tanda dan gejala fraktur
Tujuan khusus :
a. Penderita dan keluarga mengetahui tentang pengertian dari fraktur.
b. Penderita dan keluarga mengetahui penyebab dari fraktur.
c. Penderita dan keluarga mengetahui tanda dan gejala fraktur.
d. Penderita dan keluarga mampu menyebutkan penanganan / perawatan dari
fraktur.
e. Penderita dan keluarga faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan dan
penyambungan tulang

Tahap Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Media


Kegiatan
Pembukaan Salam pembuka Mendengarkan Ceramah
(5 menit) Memperkenalkan diri keterangan
Menjelaskan maksud dan tujuan penyaji
Membagikan leaflet
Penyajian Menyampaikan materi : Memperhatikan Ceramah ,Leaflet
( 15 menit ) Pengertian Fraktur dan
Penyebab dari fraktur mendengarkan
Tanda dan gejala keterangan
Perawatan Fraktur penyaji
Penutup Melakukan tanya jawab Mendengarkan Ceramah / leaflet
( 10 menit ) Menutup pertemuan dan bertanya
MATERI

A. Pengertian fraktur
Fraktur/patah tulang adalah terputusnya keteraturan jaringan tulang yang
umumnya timbul secara mendadak. Fraktur terdiri dari dua macam, yaitu:
a. Fraktur sederhana, yaitu fraktur tanpa disertai kerusakan jaringan
sekitarnya
b. Fraktur kompleks, fraktur yang disertai kerusakan jaringan di sekitarnya
sampai tulang keluar.
B. Penyebab fraktur
1. Trauma langsung.
Misalnya : benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang.
2. Trauma tidak langsung.
Misalnya : jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang patah.
C. Klasifikasi fraktur
1. Fraktur tertutup
2. Fraktur terbuka
Fraktur terbuka dibagi atas 3 derajat :
a. Derajat I
 Luka < 1 cm
 Kerusakan jaringan lunak sedikit
 Fraktur sederhana
 Kontaminasi minimal
b. Derajat II
 Laserasi > 1 cm
 Kerusakan jaringan lunak
 Fraktur sedang
 Kontaminasi sedang
c. Derajat III
 Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas
D. Tanda dan gejala fraktur
 Nyeri terus menerus dan bertambah berat.
 Adanya perubahan bentuk dari yang semula.
 Terjadi pemendekan tulang dari yang sebenarnya.
 Saat diperiksa teraba adanya derik tulang dinamakan krepitus yang teraba
akibat gesekan antara framen tulang satu dengan lainnya.
 Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit.
Semua gejala diatas tidak semua terdapat pada setiap fraktur.
E. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan radiologis (rontgen), pada daerah yang dicurigai fraktur, harus
mengikuti aturan role of two yang terdiri dari :
 Mencakup dua gambaran yaitu anteroposterior (AP) dan lateral.
 Memuat dua sendi antara fraktur yaitu bagian proximal dan distal.
 Memuat dua extremitas (terutama pada anak-anak) baik yang cidera
maupun yangtidak terkena cidera (untuk membandingkan dengan yang
normal)
 Dilakukan dua kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan.
b) Pemeriksaan laboratorium, meliputi:
 Darah rutin,
 Faktor pembekuan darah,
 Golongan darah (terutama jika akan dilakukan tindakan operasi),
 Urinalisa,
 Kreatinin (trauma otot dapat meningkatkan beban kreatinin untuk klien
ginjal).
c) Pemeriksaan arteriografi dilakukan jika dicurigai telah terjadi kerusakan
vaskuler akibat fraktur tersebut
F. Persiapan Pemeriksaan Diagnostik
 . Persiapan  Pasien
Pasien dan keluarga sebaiknya diberi penjelasan tentang prosedur yang
akan dilakukan. Pasien diberi gambaran tentang alat yang akan digunakan.
Bila perlu dengan menggunakan kaset video atau poster, hal ini dimaksudkan
untuk memberikan pengertian kepada pasien dengan demikian menguragi
stress sebelum waktu prosedur dilakukan.
Test awal yang dilakukan meliputi :
1. Kekuatan untuk diam ditempat ( dimeja scanner ) selama 45 menit.
2. Melakukan pernapasan dengan aba – aba ( untuk keperluan bila ada
permintaan untuk melakukannya ) saat dilakukan pemeriksaan.
3. Mengikuti aturan untuk memudahkan injeksi zat kontras.
4. Penjelasan kepada klien bahwa setelah melakukan injeksi zat kontaras maka
wajah akan nampak merah dan terasa agak panas pada seluruh badan, dan
hal ini merupakan hal yang normal dari reaksi obat tersebut. Perhatikan
keadaan klinis klien apakah pasien mengalami alergi terhadap iodine.
Apabila pasien merasakan adanya rasa sakit berikan analgetik dan bila
pasien merasa cemas dapat diberikan minor tranguilizer. Bersihkan rambut
pasien dari jelly atau obat-obatan. Rambut tidak boleh dikepang dan tidak
boleh memakai wig.
 Prosedur
1. Posisi terlentang dengan tangan terkendali.
2. Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner.
3. Dilakukan pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar dari
beberapa sudut yang dicurigai adanya kelainan.
4. Selama prosedur berlangsung pasien harus diam absolut selama 20-45
menit.
5. Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan pengaturan
komputer.
6. Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari luar
dengan memakai protektif lead approan.
7. Sesudah pengambilan gambar pasien dirapikan.
C. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
1. Observasi keadaan alergiterhadap zat kontras yang disuntikan. Bila terjadi
alergi dapat diberikan deladryl 50 mg.
2. Mobilisasi secepatnya karena pasien mungkin kelelahan selama prosedur
berlangsung.
3. Ukur intake dan out put. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah
pemberian zat kontras yang eliminasinya selama 24 jam. Oliguri
merupakan gejala gangguan fungsi ginjal, memerlukan koreksi yang cepat
oleh seorang perawat dan dokter.

G. Pertolongan Pertama Fraktur


a) Pertahankan, jangan sampai terjadi pergerakan,pasang bidai bila perlu.
Bidai (Splint atau spalk) adalah alat yang terbuat dari kayu, logam atau
bahan lain yang kuat tetapi ringan untuk imobilisasi tulang yang patah
dengan tujuan mengistirahatkan tulang tersebut dan mencegah timbulnya
rasa nyeri. Penggunaan bidai digunakan untuk imobilisasi dengan
maksud:
1. Mencegah pergerakan atau pergeseran fragmen atau bagian tulang
yang patah.
2. Menghindari trauma soft tissue (terutama syaraf dan pembuluh darah
pada bagian distal yang cedera) akibat pecahan ujung fragmen tulang
yang tajam.
3. Mengurangi nyeri
4. Mempermudah transportasi dan pembuatan foto rontgen.
5. Mengistirahatkan anggota badan yang patah.
Persiapan Pembidaian

1. Periksa bagian tubuh yang akan dipasang bidai dengan teliti dan
periksa status vaskuler dan neurologis serta jangkauan gerakan.
2. Pilihlah bidai yang tepat.
Alat alat pokok yang dibutuhkan untuk pembidaian
1. Bidai atau spalk terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat tetapi
ringan.
2. Pembalut segitiga.
3. Kasa steril.
Prinsip Pembidaian
1. Pembidaian menggunakan pendekatan atau prinsip melalui dua
sendi, sendi di sebelah proksimal dan distal fraktur.
2. Pakaian yang menutupi anggota gerak yang dicurigai cedera
dilepas, periksa adanya luka terbuka atau tanda-tanda patah dan
dislokasi.
3. Periksa dan catat ada tidaknya gangguan vaskuler dan neurologis
(status vaskuler dan neurologis) pada bagian distal yang
mengalami cedera sebelum dan sesudah pembidaian.
4. Tutup luka terbuka dengan kassa steril.
5. Pembidaian dilakukan pada bagian proximal dan distal daerah
trauma (dicurigai patah atau dislokasi).
6. Jangan memindahkan penderita sebelum dilakukan pembidaian
kecuali ada di tempat bahaya.
7. Beri bantalan yang lembut pada pemakaian bidai yang kaku.
 Periksa hasil pembidaian supaya tidak terlalu longgar ataupun
terlalu ketat sehingga menjamin pemakaian bidai yang baik
 Perhatikan respons fisik dan psikis pasien.

Syarat-syarat pembidaian
1. Siapkan alat alat selengkapnya.
2. Sepatu dan seluruh aksesoris korban yang mengikat harus dilepas.
3. Bidai meliputi dua sendi tulang yang patah, sebelumnya bidai diukur
dulu pada anggota badan kontralateral korban yang sehat.
4. Ikatan jangan terlalu keras atau terlalu longgar.
5. Sebelum dipasang, bidai dibalut dengan kain pembalut.
6. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah
tulang yang patah.
7. Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah
dibidai.
Prosedur Pembidaian
1. Persiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
2. Lepas sepatu, jam atau asesoris pasien sebelum memasang bidai.
3. Pembidaian melalui dua sendi, sebelumnya ukur panjang bidai pada
sisi kontralateral pasien yang tidak mengalami kelainan.
4. Pastikan bidai tidak terlalu ketat ataupun longgar
5. Bungkus bidai dengan pembalut sebelum digunakan
6. Ikat bidai pada pasien dengan pembalut di sebelah proksimal dan
distal dari tulang yang patah
7. Setelah penggunaan bidai cobalah mengangkat bagian tubuh yang
dibidai.
b) Segera bawa ke rumah sakit
H. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan dan penyambungan
tulang
1. Usia
2. Sirkulasi dan adanya oksigen dijaringan
3. Kondisi luka dan patah tulang
4. Derajat kesehatan dan penyakit penyerta.
5. Personal Higiene atau kebersihan luka
6. Nutrisi / makanan yang mengandung kalsium
7. Aktivitas

DAFTAR PUSTAKA
1. Mansjoer, Arief. Et all. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media
Aesculapius
2. Soeparman. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai penerbit FKUI
3. S. Heru Adi. 1995. Kesehatan Masyarakat. Jakarta. : EGC
Setting :
Moderator,Fasilitator, dan pemateri berada di depan
Audience duduk rapi di depan pemateri

Dialog
Moderator : “Assalamualaikum wr.wb. Selamat pagi ibu-ibu sekalian. Saya Putri
Dwi Anjani dan rekan saya Zahrotin Nisa yang akan membimbing acara
pada pagi hari ini. Hari ini kami mengajak bapak dan ibu disini dalam
rangka memberikan penyuluhan serta praktek langsung mengenai
penanganan pada Fraktur (Patah tulang) dan Dislokasi (Kesleo) yang
jatuh pada tanggal 1 Oktober 2019. Nah kami disini mengajak ibu-ibu
sekalian untuk turut serta untuk memperhatikan dan mempraktekkan
langsung bagaimana penanganan pada fraktur dan dislokas yang akan
disampaikan oleh teman kami Ella
Pemateri menjelaskan tentang definisi , perbedaan fraktur dan dislokasi , serta
penganganan dan penatalaksanaan persiapan pemeriksaan diagnostic.
Faslitator : wahhh luar biasa penjelasan dari dokter Ella. Ternyata banyak sekali
manfaat dari penanganan Frakur (Patah tulang) dan Dislokasi (Kesleo).
Ibu-ibu, bapak-bapak mulai sekarang harus hati-hati ya jangan sampai
terjadi patah tulang dan kesleo.
Audience : iya mbak.
Fasilitator : Baiklah telah dijelaskan oleh mbak Ella bahwa penanganan fraktur
dengan pembidaian bertujuan untuk immobilisasi tulang atau
mengistirahatkan tulang agar tidak terjadi pergerakan tulang yang
semakin parah serta mengurangi rasa nyeri. Setelah ini akan dipraktekkan
cara membidai tulang yang patah atau dislokasi yang akan disampaikan
oleh saudari Siti Inayah dan kawan-kawan.
Siti Inayah dan Ayu Dwi mempraktekkan cara menangani fraktur
Fasilitator : terimakasih mbak Siti dan mbak Ayu penjelasan dan mempraktekkan
mengenai cara menagani fraktur. Bagaimana ibu-ibu dan bapak-bapak
sudah paham atau belum ? Jadi mulai sekarang harus lebih hati-hati ya
dalam beraktivitas agar tidak terjadi patah tulang . Baiklah ,apakah ada
yang perlu ditanyakan tentang cara menangani fraktur ?

Anda mungkin juga menyukai