Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ PATAH TULANG (FRAKTUR) ”

1. TOPIK PENYULUHAN : Gangguan Sistem Muskuloskeletal


2. POKOK BAHASAN : Patah Tulang (Fraktur)
3. SUB POKOK BAHASAN : Pemahaman tentang penyakit
4. SASARAN : Mahasiswa
5. WAKTU PERTEMUAN :
HARI : Jumat
TANGGAL : 19 November 2021
PUKUL : 13.30-13.40 WITA
6. Penyaji : Muhammad Jihant
7. Tujuan
6.1 Tujuan umum : Setelah dilakukan penyuluhan tentang fraktur diharapkan penderita dan
keluarga yang dirawat di ruang 19 RSSA Malang mampu mengerti, memahami tanda dan
gejala fraktur
6.2 Tujuan khusus :
a. Penderita dan keluarga mengetahui tentang pengertian dari fraktur.
b. Penderita dan keluarga mengetahui penyebab dari fraktur.
c. Penderita dan keluarga mengetahui tanda dan gejala fraktur.
d. Penderita dan keluarga mampu menyebutkan penanganan / perawatan dari fraktur.
e. Penderita dan keluarga faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan dan
penyambungan tulang
Tahap Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Media
Kegiatan
Pembukaan Salam pembuka Mendengarkan Ceramah /
(5 menit) Memperkenalkan diri keterangan leaflet
Menjelaskan maksud dan tujuan penyaji
Membagikan leaflet
Penyajian Menyampaikan materi : Memperhatikan Ceramah
( 15 menit ) Pengertian Fraktur dan
Penyebab dari fraktur mendengarkan
Tanda dan gejala keterangan
Perawatan Fraktur penyaji
Penutup Melakukan tanya jawab Mendengarkan Ceramah
( 10 menit ) Menutup pertemuan dan bertanya

MATERI

Pengertian fraktur
Fraktur/patah tulang adalah terputusnya keteraturan jaringan tulang yang umumnya timbul
secara mendadak. Fraktur terdiri dari dua macam, yaitu:
a.Fraktur sederhana, yaitu fraktur tanpa disertai kerusakan jaringan sekitarnya
b.Fraktur kompleks, fraktur yang disertai kerusakan jaringan di sekitarnya sampai tulang
keluar.
Penyebab fraktur
 Trauma langsung.
Misalnya : benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang.
 Trauma tidak langsung.
Misalnya : jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang patah.
Tanda dan gejala fraktur
 Nyeri terus menerus dan bertambah berat.
 Adanya perubahan bentuk dari yang semula.
 Terjadi pemendekan tulang dari yang sebenarnya.
 Saat diperiksa teraba adanya derik tulang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan
antara framen tulang satu dengan lainnya.
 Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit.
Semua gejala diatas tidak semua terdapat pada setiap fraktur.

Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan radiologis (rontgen), pada daerah yang dicurigai fraktur, harus mengikuti
aturan role of two yang terdiri dari :
 Mencakup dua gambaran yaitu anteroposterior (AP) dan lateral.
 Memuat dua sendi antara fraktur yaitu bagian proximal dan distal.
 Memuat dua extremitas (terutama pada anak-anak) baik yang cidera maupun
yangtidak terkena cidera (untuk membandingkan dengan yang normal)
 Dilakukan dua kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan.
b) Pemeriksaan laboratorium, meliputi:
 Darah rutin,
 Faktor pembekuan darah,
 Golongan darah (terutama jika akan dilakukan tindakan operasi),
 Urinalisa,
 Kreatinin (trauma otot dapat meningkatkan beban kreatinin untuk kliren ginjal).

c) Pemeriksaan arteriografi dilakukan jika dicurigai telah terjadi kerusakan vaskuler akibat


fraktur tersebut

Pertolongan Pertama Fraktur


a) Pertahankan, jangan sampai terjadi pergerakan (pasang bidai bila perlu).
b) Segera bawa ke rumah sakit
Tindakan yang diberikan di Rumah Sakit
a) Reposisi immobilisasi dengan gips dilakukan bila tulang yang patah tidak merusak
jaringan di sekitarnya, patah tulang yang sederhana dan tidak mengenai sendi
b) Operasi pembersihan dan pemasangan penyangga tulang
c) Operasi pembersihan dilakukan pada tulang yang merobek kulit dan keluar sempat
terkena udara bebas.
d) Operasi pemasangan penyangga tulang dilakukan pada patah tulang yang tidak stabil,
misalnya hancur atau pada posisi tertentu seperti sendi.
Untuk pasien yang memerlukan tindakan operasi diperlukan persiapan medic sebagai
berikut:
a) Surat persetujuan tindakan medic yang ditandatangani pasien/keluarga dan atau
dokter yang menangani bila mengancam nyawa.
b) Puasa bagi pasien sebelum pembiusan sekurang-kurangnya 6 jam.
c) Persiapan obat-obatan dan infus perlu dilakukan sebelum operasi.
Penyembuhan fraktur
a) Terapi konserfatif terdiri dari :
 Protksi saja, misalnya mitella untuk fraktur collum chirurgicum humeri dengan
kedeudukan baik
 Imobilisasi saja tanpa reposisi, misalnya pemasangan g ips pada fraktur inkomplit
dan fraktur dengan kedudukan baik.
 Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips, misalnya pada fraktur suprakondilus.
Reposisi dapat dalam anastesi umum atau local
 Traksi, untuk reposisi secara perlahan.pada anak – anak dipakai traksi kulit (terapi
hamilton russel, traksi bryan). Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban < 5 kg.
Untuk traksi dewasa harus traksi skeletal berupa balanced traction
b) Terapi operatif terdiri dari :
 Reposis terbuka (OREF)
 Reposisi tertutup (ORIF) dengan kontrol radiologis diikuti fiksasi eksterna.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan dan penyambungan tulang
 Usia
 Sirkulasi dan adanya oksigen dijaringan
 Kondisi luka dan patah tulang
 Derajat kesehatan dan penyakit penyerta.
 Personal Higiene atau kebersihan luka
 Nutrisi / makanan yang mengandung kalsium
 Aktivitas
BUKU SUMBER

Mansjoer, Arief. Et all. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius

Soeparman. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai penerbit FKUI

S. Heru Adi. 1995. Kesehatan Masyarakat. Jakarta. : EGC

Anda mungkin juga menyukai