PENDAHULUAN
A. Latar belakang
sesuai jenis dan luasnya atau ada juga yang mengartikan fraktur merupakan hilang
kontinuitas tulang - tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis baik yang bersifat
total maupun parsial. Fraktur vertebra thorakal adalah fraktur yang mengenai
kadang disebut juga vertebra dorsalis, dan setiap vertebra itu berhubungan dengan
lumbal, tempat lima buah vertebra lumbal L1-L5. Yang terlihat jelas secara umum
untuk penderita fraktur vertebra adalah bentuk tubuh yang bungkuk, dan biasanya
disertai dengan tinggi badan yang berkurang belasan sentimeter. Ruas tulang
sekaligus, misalnya tulang vertebra lumbal 3,4 dan 5 (L III, L IV, L V), atau
vertebra thorakal 12, Lumbal 1 dan 2 (Th XII, L , II) (Tandra, 2009)
berbagai cedera antara lain pada tulang belakang dapat berupa subluxation,
dislokasi dan fraktur. Hal ini akan menyebabkan ketidakstabilan pada columna
1
veterbralis. Ketidakstabilan ini bisa berupa gangguan neurology yang akut
maupun tidak langsung. Fraktur sering disebabkan trauma baik trauma langsung
maupun tidak langsung. Fraktur patologis sering terjadi pada orang tua
disebabkan oleh osteoporosis, penderita tumor, infeksi. Fraktur stres atau fatique
fractur disebabkan peningkatan drastis latihan pada atlit atau pada pemulaan
aktivitas baru. Timbulnya fraktur demikian bisa karena jatuh tertunduk, atau
tanpa trauma apapun tapi tubuh tampak semakin bungkuk. Jika mengalami
osteoporosisnya berat, tulang belakang akan sangat keropos, sehingga bersin atau
batuk sedikit saja bisa menyebabkan fraktur. Ada 30% fraktur kompresi atau
kolaps tulang belakang yang bahkan terjadi ketika berada di tempat tidur. Fraktur
verterbra biasanya tidak sampai harus dirawat di rumah sakit, tapi menimbulkan
sakit dan perlu tirah baring terus (Tandra, 2009). Pada trauma yang lebih berat
pasien dapat mengalami dislokasi fraktur, fraktur terbuka atau fraktur asimetris
yang buka hanya mengenai korpus veterbra tetapi juga elemen posteriornya
(Harrison, 2008)
B. Perumusan masalah
Samarinda
2
C. Tujuan penelitian
bertujuan untuk
2. Tujuan khusus :
kompresi vl 2 frangkle E
frangkle E
kompresi vl 2 frangkle E
D. Manfaat penelitian
3
Penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat dalam dua
aspek yaitu manfaat aplikatif ( bagi pasien, perawat, tenaga kesehatan) dan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep medis
1. Pengertian
Siti,dkk, 2014)
tulang yang terjadi apabila tulang mendapat stress yang lebih besar
2014)
2. Etiologi
a) Trauma langsung
5
b) Trauma tidak langsung
fraktur berjauhan.
3. Patofisiologi
6
perubahan perfusi jaringan primer. Markam,Seomarno 1992;
4. Manisfestasi klinis
tulang.
saraf dimana saraf ini dapat terjepit atau terputus oleh fragmen
tulang
tulang
g) Pergerakan abnormal
7
h) Krepitasi, sering terjadi karena pergerakan bagian fraktur
5. Pemeriksaan penunjang
a) Rontgen
c) Cek Lab
d) Cek Kreatinin
6. Penatalaksanaan
a) Resusitasi klien.
8
b) Pertahankan pemberian cairan dan nutrisi.
d) Mencegah dekubitus.
rehabiIitasi lainnya.
5. Komplikasi
a. Infeksi
b. Syok hipovolemik
d. Sindrom kompartemen
B. Konsep keperawatan
Menurut Arif Muttaqim, (2005, hlm. 103-107) hal-hal yang perlu dikaji
1. Pengkajian.
9
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit
trauma.
industri, jatuh dari pohon atau bangunan, luka tusuk, luka tembak,
f) Pengkajian psikososiospiritual.
g) Pemeriksaan fisik.
10
Pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data
3) Pernapasan.
11
d) Perkusi. Didapatkan adanya suara redup sampai pekak
4) Kardiovaskular
5) Persyarafan
mental.
12
b) Pemeriksaan Saraf kranial:
penciuman.
wajah simetris.
tuli persepsi.
c) Pemeriksaan refleks:
13
1) Pemeriksaan refleks dalam. Refleks Achilles
tulang belakang
defekasi tidak ada. Hal ini merupakan gejala awal dari syok
14
beberapa minggu. Pemenuhan nutrisi berkurang karena
b) Diagnosa keperawatan
edema, dan cedera jaringan, alat traksi atau imobilisasi, stress, ansietas.
c) Intervensi
antara lain :
15
a) Nyeri berhubungan dengan jaringan tulang, gerakan fragmen tulang,
edema, dan cedera jaringan, alat traksi atau imobilisasi, stress, ansietas
Intervensi
kooperatif.
nyeri.
16
Rasional : Tindakan dependent perawat, analgetik berfungsi untuk
tanpa dibantu.
Intervensi:
pulih kembali.
17
4) Setelah latihan dan aktivitas kaji respon pasien Rasional : Menjaga
latihan.
jaringan nekrosis.
Tujuan : Mencapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuai Kriteria hasil :
Intervensi :
2) Kaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe cairan yang luka
mempermudah intervensi.
18
Rasional : Suhu tubuh yang meningkat dapat diidentifikasikan
4) Berikan perawatan luka dengan teknik aseptik. Balut luka dengan kasa
debridement
Rasional : Agar benda asing atau jaringan yang terinfeksi tidak menyebar
Rasional : Balutan dapat diganti satu atau dua kali sehari tergantung
d) Implementasi
19
mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan untuk mendukung dan
e. Evaluasi
dan obyektif dari klien, keluarga dan anggota tim kesehatan lain. Selain itu,
evaluasi juga dapat meninjau ulang pengetahuan tentang status terbaru dari
kondisi, terapi, sumber daya pemulihan, dan hasil yang diharapkan. (Potter dan
evaluasi dari tindakan mobilisasi dini baik ROM aktif maupun ROM pasif antara
20
BAB III
A. Pengkajian
1. Biodata
a) identitas klien
Nama : Ny. J
Umur : 59 tahun
Agama : islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
2. Penanggung jawab
21
Nama : ny. W
Umur : 38 tahun
Status : menikah
Hubungan : anak
c) identitas medis
d) Riwayat penyakit
pada punggung
frankle E
22
4) Riwayat penyakit terdahulu : stroke, hipertensi
e) Genogram
X X X
X
X
*
KET:
* : klien
-- : tinggal serumah
X : meninggal
: perempuan
23
: laki- laki
lengan:- cm
IMT= BB/TB/1002
c) Pola eliminasi
Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan
24
diri
Makan/ V
minum
mandi V
toileting V
berpakaian V
Mobilisasi di V
tempat tidur
berpindah V
Ambulasi/ V
ROM
KETERANGAN :
0 : Mandiri
1 : Alat bantu
4 : Tergantung total
e) Pola persepsi
a) Penglihatan : NORMAL
b) Pendengaran : NORMAL
25
c) Pengecapan : NORMAL
d) Penciuman : NORMAL
e) Sensasi : NORMAL
nyeri timbul
a) Body image
b) Ideal diri
c) Harga diri
26
d) Peran
e) Identitas diri
dzikir.
3. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum :
b) TTV
27
TD : 160/80 mmHg
N : 89 x/mnt
RR : 20 x/mnt
S : 36.4°C
e) Mata : Normal
f) Telinga : Normal
g) Mulut : Normal
extermitas
4. Pemeriksaan penunjang
Lab, EKG,
28
Gambar 1.1
Neutrofil % 74 40 - 74
Limfosit % 17 19 - 48
5. Terapi obat
a) Ceftriaxone
29
b) Omeprazole
c) Gentamicin
d) Santagesik
e) Keterolak
6. Analisa data
timbul
DO : klien meringis
Td : 170/90
N: 89
R : rasa nyerinya
menyebar
30
S : skala 8
yang timbul
Do : mata cekung,
lemah
yang di operasi
melakukan pergerakan
B. Diagnosa keperawatan
31
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens pencedera fisik ( prosedur
C. Intervensi keperawatan
meredakan nyeri
Gelisah
32
1 2 3 4 5 (menurun) nonfarmakologi untuk
1 2 3 4 5 (membaik)
1 2 3 4 5 (meningkat)
cukup
1 2 3 4 5 (meningkat)
33
fisik berhubungan selama 2 x 24 jam 1.3. Monitor secara berkala
Kekuatan otot
1 2 3 4 5 (meningkat)
Rentang gerak
1 2 3 4 5 (menurun)
D. Implementasi
34
Diagnosa Tgl/jam implementasi paraf
( prosedur operasi )
1.2. Mengidentifikasi skala nyeri
ditandai dengan
1.3. Memberikanerikan teknik non-
mengeluh nyeri, sulit
farmakologi untuk mengurangi rasa
tidur
nyeri( mis. Terapi pijat)
dan tidur
nyeri
rasa nyeri
35
dengan mengeluh lainnya.
dan perlahan.
E. Evaluasi
( prosedur operasi )
36
ditandai dengan
1. Keluhan nyeri 8 3
2. Meringis 1 5
3. Gelisah 1 5
P : Lanjutkan intervensi 1. 4
Gangguan pola tidur 20 / 12 / 2019 S : Klien mengatakan tidak ada masalah dengan
37
P :lanjutkan intervensi, masalah belum teratasi
38
BAB IV
PEMBAHASAN
pada tanggal 1974 dikenal dengan Rumah sakit umum segiri. Pada 12
H.A Wahab Sjahranie untuk pelayanan rawat jalan. Pada 12 Juli 1984,
seluruh pelayanan rawat inap dan rawat jalan dipindahkan dari rumah sakit
lama (Selili) ke lokasi rumah sakit baru yang terletak di Jalan Palang Merah
Indonesia. Pada tahun 1987 nama RSUD Abdul Wahab Sjahranie diresmikan.
Fasilitas yang tersedia di RSUD Abdul Wahab Sjahranie antara lain Instalasi
Gawat Darurat 24 jam, Instalasi Rawat Jalan (20 klinik), Instalasi Rawat Inap
39
Kamar Operasi, Stroke Center. Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis
Ruang Dahlia terdiri dari 2 tim yaitu tim 1 dari kamar 4000 - 4004
dengan tambahan ruang isolasi dan tim 2 dari kamar 5001 - 5005 ruangan
B. Pengkajian
Menurut Arif muttaqim 2005 hal - hal yang perlu dikaji pada pasien
fraktur vertebra lumbal ialah identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit
klien.
ialah klien merasakan nyeri pada bagian tulang belakangnya, sulit untuk tidur
serta terganggunya pergerakan karna nyeri yang timbul ketika bergerak, nyeri
serta stroke sekitar 5 tahun yang lalu menyerang bagian kiri tubuhnya.
C. Diagnosa keperawatan
40
Menurut Diagnosis Keperawatan menurut Boedihartono dalam Jitowiyono
gangguan pola tidur tidak efektif serta gangguan mobilitas fisik. Adanya
yang terdapat di teori belum tentu ada pada pasien yang ada di Rs.
D. Intervensi
mobilitas fisik perencanaan yang di ambil ialah terapi relaksasi otot progresif.
E. Implementasi
pijat untuk mengurangi rasa nyerinya, melatih ny. J untuk melakukan terapi
F. Evaluasi
41
relaksasi untuk mengurangi nyeri apabila nyeri dirasakan lagi. Dihari kedua
pola tidur klien membaik di karenakan nyeri yang dirasakan pada malam hari
42
BAB 5
A. PENUTUP
fraktur merupkan hal yang dapat terjadi kapan saja dan dapat
43
seperti semula.
B. SARAN
2. Bagi perawat
44
Diharapkan keterlibatan dan kerja sama antara pasien dan keluarga
5. Bagi penulis
45
DAFTAR PUSTAKA
Depok
kesehatan. Suratakarta
kesehatan
46
Widiyaningsih ika(2014). Fakultas ilmu keperawatan universitas indonesia.
Depok
47
Lampiran 3
BIODATA PENELITI
A. Data Pribadi
B. Riwayat Pendidikan
48