I. PENGKAJIAN
1. Identitas
2. Status Kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
b. Status kesehatan masa lalu
3. Pola kebutuhan dasar (Data Bio-Psiko-Sosio-Kultural-Spiritual)
a.Pola Bernafas
b. Pola Makan dan Minum
c. Pola Eliminasi
d. Pola Gerak dan Aktivitas
e. Pola Istirahat dan Tidur
f. Pola Kebersihan Diri
g. Pola Pengaturan Suhu Tubuh
h. Pola Rasa Nyaman
i. Pola Rasa Aman
j. Pola Sosialisasi
k. Pola Ibadah
l. Pola Rekreasi
m. Pola Produktivitas
n. Kebutuhan Belajar
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan Umum
b. Tanda-tanda vital
c. Keadaan Fisik
• Inspeksi pada posisi punctum
• Palpasi daerah sakkus lakrimal, apakah mengeluarkan cairan bercampur nanah.
• Irigasi melalui punctum dan kanalikuli lakrimal, bila cairan mencapai rongga hidung , maka
system eksresi berfungsi baik (tes anel).
• Probing yaitu memasukkan probe Bowman melalui jalur anatomic system eksresi lakrimal.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan Radiologi
II. ANALISA DATA
Inflamasi
Nyeri
Nyeri akut
2. DO : Dakriosistitis Hipertermi
- Kulit klien tampak memerah
Mata merah
Gangguan saraf
Hipotalamus
Demam
3. DO : Dakriosistitis Resiko Cedera
- Klien tampak terbatas dalam
beraktivitas
Gangguan penglihatan
Resiko cedera
4. DO : Dakriosistitis Kerusakan integritas kulit
- Kulit klien tampak mengalami
iritasi
Bengkak dan bernanah
Iritasi
Dakriosistitis
Kurang pengetahuan
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada kantong air mata (sakus lakrimalis). Dakriosistitis
terbagi atas akut dan kronik. Bentuk spesial dari inflamasi pada saccus lacrimalis adalah
Dakriosistitis Kongenital, dimana patofisiologinya terkait erat dengan embryogenesis sistem
eksresi lakrimal. Pada orang dewasa, perempuan lebih sering terkena dakriosistitis. Umumnya
dakriosistitis mengenai umur lebih dari 40 tahun, dan tertinggi pada usia 60-70 tahun.
Pada Dakriosistitis Kongenital, kanalisasi yang tidak lengkap dari duktus nasolakrimalis
memiliki peran yang penting dari pathogenesis yang terjadi. Obstruksi dari bagian bawah duktus
nasolakrimalis seringkali ditemukan pada orang dewasa yang terkena Dakriosistitis. Bakteri
aerob dan non aerob bisa didapatkan pada kultur dari anak-anak dan orang dewasa dengan
Dakriosistitis.
Infeksi menyebabkan nyeri di daerah sekitar kantong air mata yang tampak merah dan
membengkak. Mata menjadi merah dan berair serta mengeluarkan nanah.
Penderita juga mengalami demam. Jika infeksi yang ringan atau berulang berlangsung lama
maka sebagian besar gejala mungkin menghilang hanya pembengkakan ringan yang menetap.
Dakriosistitis akut biasanya berespons terhadap antibiotika sistemik yang memadai, dan bentuk
menahun sering dapat dipertahankan agar laten dengan tetesan antibiotika. Kompres dengan
menggunakan desinfektan juga berpengaruh positif terhadap gangguan klinis. Meskipun begitu,
menghilangkan obstruksi adalah penyembuhan satu-satunya.
4.2 Saran
Diharapkan bagi para mahasiswa keperawatan memperbanyak ilmu tentang adanya
berbagai macam penyakit serta penanggulangnnya sejak dini sehingga kita akan dapat membantu
masyarakat dalam pencegahan berbagai penyakit menular atau tidak menular Khususnya herpes
ini.
REFERENSI
1.Dakriosistitis. [online]. 2009. [cited 2008 March 01 ]. Available from: URL:
http://www.medicastore.com
2.Dacryocystitis. [online]. 2008. [cited 2008 March 01 ]. Available from: URL:
http://www.stlukeseye.com
3.Gilliland, GD. Dacryocystitis. [online]. 2007. [cited 2008 March 01 ]. Available from: URL:
http://www.emedicine.com
4.Dacryocystitis. [online]. 2006. [cited 2008 March 01 ]. Available from: URL:
http://www.hmc.psu