Anda di halaman 1dari 11

J.

PERENCANAAN

Analisa Data

No Analisa Data Etiologi Masalah


1 DS: Internal : Kerusakan
- Klien mengatakan terdapat kemerahan pada bagian Imunodefisiensi Integritas Kulit
wajah
- Klien mengatakan timbul bercak kemerahan setelah
terkena sinar matahari
- Klien mengatakan mengkonsumsi obat
procainamide hingga sekarang.
DO:
- Terdapat eritema di area wajah klien seperti kupu-
kupu(butterfly rash)
- Terdapat lesi skuama pada leher
2 DS : Penyakit Gangguan Citra
- Klien mengatakan malu dengan kemerahan yang Tubuh
ada pada bagian wajah
- Klien mengatakan tidak suka dengan
penampilannya sekarang
- Klien selalu menceritakan penampilan fisiknya di
masa lalu
DO :
- Klien didiagnosa SLE
- Terdapat eritema pada bagian wajah berbentuk kupu
– kupu (butterfly rush)
- Terdapat lesi skuama pada leher
3 DS : Kelelahan Otot Ketidakefektifan
- Klien mengatakan kesulitan dalam bernapas saat Pernafasan Pola Nafas
beraktifias berat
DO :
- Klien menggunakan otot bantu pernapasan saat
bernapas

13
- Pernapasan klien cepat dan dangkal
- Terdapat pernapasan cuping hidung
- Hasil rontgen menyatakan terdapat adanya pleuritis
dan perikarditis
4 DS : Gejala Terkait Gangguan Rasa
- Klien mengatakan merasakan nyeri pada sendi Penyakit Nyaman
- Klien mengatakan merasa tidak nyaman atas
gangguan yang ia rasakan
DO :
- Terdapat peradangan pada sendi
- Klien didiagnosa mengalami SLE
-
5 DS : Gangguan Integritas Resiko Infeksi
- Klien mengatakan terdapat lecet pada bagian leher Kulit
DO :
- Terdapat lesi skuama pada leher
- Klien didiagnosa SLE

1. Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
1 Kerusakan integritas kulit b.d Internal : Imunodefisiensi
2 Gangguan citra tubuh b.d penyakit
3 Ketidakefektifan Pola Nafas b.d Kelelahan otot pernafasan
4 Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit
5 Resiko infeksi dengan faktor resiko gangguan integritas kulit

2. Intervensi keperawatan
No Dx Kep NOC NIC Rasional

1 Kerusakan Integritas Jaringan : Perawatan Kulit : Perawatan Kulit :


integritas Kulit dan membran Pengobatan Topikal Pengobatan Topikal
kulit b.d mukosa 1. Berikan anti inflamasi 1. Dengan memberikan
Internal : Setelah diberikan asuhan topical untuk daerah anti inflamasi topical
Imunodefisie keperawatan selama 3 x yang terkena, dengan pada klien, pada
nsi 20 menit, keutuhan cepat daerah yang terkena
struktur dan fungsi dapat membantu

14
fisiologis kulit membaik. Kontrol Infeksi mengatasi
Dengan kriteria hasil : 1. Pastikan teknik permasalahan kulit
1. pigmentasi abnormal perawatan luka yang klien.
(dari skala 3 ke 4) tepat
2. Lesi pada kulit (dari 2. Ajarkan pasien dan Kontrol Infeksi
skala 2 ke 3) keluarga mengenai 1. Ketika teknik
tanda dan gejala infeksi perawatan luka yang
Skala : dan kapan harus digunakan tepat dapat
 1 : Berat melaporkannya kepada mempercepat proses

 2 : Cukup berat penyedia perawatan penyembuhan

 3 : Sedang kesehatan masalah kulit klien

 4 : Ringan 3. Ajarkan pasien dan 2. Keluarga adalah


anggota keluarga orang terdekat klien,
 5 : Tidak ada
mengenai bagaimana yang dapat membantu
menghindari infeksi mempercepat
Respon Alergi: Sistemik
penanganan yang
Setelah diberikan asuhan
akan didapat klien
keperawatan selama 6 x
mengenai perawatan
10 menit, keparahan
kesehatan
respon imun hipersensitif
3. Dengan mengaj
sitemik berkurang.
Dengan kriteria hasil :
1. Eritema (Dari skala
3 ke skala 4)

2 Gangguan Citra tubuh Peningkatan Citra Tubuh Peningkatan Citra


citra tubuh Setelah dilakukan 1. Bantu pasien Tubuh
b.d tindakan selama 5 x 15 memisahkan
penyakit menit, persepsi pasien penampilan fisik 1. Membantu pasien
terhadap penampilan dan dari perasaan dalam memisahkan
fungsi tubuhnya berharga secra penampilan fisik dari
membaik. pribadi perasaan berharga
Dengan kriteria hasil : 2. Bantu pasien secara pribadi dapat

15
1. Deskripsikan bagian mengidentifikasi membantu pasien
tubuh yang terkena tindakan – tindakan dalammengurangi
dampak (dari skala 2 yang akan kata-kata negatif
ke 4) meningkatkan pada tubuhnya
2. Kepuasan dengan penampilan
penampilan (dari Peningkatan Harga Diri 2. Dengan membantu
skala 2 ke 4) 1. Dukung pasien
3. Sikap terhadap (melakukan) kontak mengidentifikasi
penggunaan strategi mata pada saat tindakan – tindakan
untuk meningkatkan berkomunikasi yang akan
fungsi tubuh (dari 2 dengan orang lain meningkatkan
ke 4) 2. Bantu pasien penampilannya akan
mengidentifikasi membuat pasien lebih
Skala : respon positif orang percaya diri dengan
 1 Berat lain penampilan tubuhnya
 2 Cukup berat 3. Monitor tingkat dan mempermudah
 3 Sedang harga diri dari pasien mengambil
 4 Ringan waktu ke waktu tindakan yang dapat

 5 Tidak ada dengan tepat meningkatkan citra


Dukungan Emosional tubuhnya
1. Buat pernyataan
yang mendukung
Peningkatan Harga Diri
dan empati
1. Adanya kontak mata
2. Diskusikan
pada saat
konsekuensi dari
berkomunikasi akan
tidak mengatasi
menjalin hubungan
perasaan malu
saling percaya dan
3. Berikan bantuan
dapat meningkatkan
dari pembuatan
rasa percaya diri dan
keputusan
harga diri
2. Respon positif yang
diberikan oleh orang
lain dapat membuat

16
klien
menstimulasikan
fikirannya sehingga
membantu klien
dalam meningkatkan
harga dirinya
3. Dengan memonitor
tingkat harga diri
dari waktu ke waktu
dapat mengontrol
perubahan yang
terjadi pada harga
diri klien dari waktu
ke waktu secara
tepat

Dukungan Emosional
1. Pernyataan yang
mendukung
membuat emosional
klien dalam kualitas
yang baik serta
terarah dan rasa
empati membuat
hubungan menjadi
keterbukaan
sehingga membuat
pasien merasa lebih
nyaman
2. Dengan berdiskusi
serta mengetahui
konsekuensi dari
tidak mengatasi
perasaan malu akan

17
mencegah terjadinya
arus balik pada
situasi yang
membuat dirinya
merasa malu
3. Bantuan dalam
pembuatan keputusan
mempermudah pasien
dalam menimbang
langkah-langkah
untuk mengambil
keputusan
3 Ketidakef Status pernafasan Monitor pernafasan Monitor pernafasan
ktifan Pola Setelah dilakukan 1. monitor kecepatan, irama, 1. kaji dengan cara
Nafas b.d tindakan selama 6 x 10 kedalaman dan kesulitan mengukur frekuensi
Kelelahan menit, proses keluar bernafas nafas, milihat irama
otot masuknya udara ke paru 2. monitor kelelahan otot – dan penggunaan otot
pernafasan – paru menjadi lebih baik otot diapragma dengan bantu pernafasan pada
Dengan kriteria hasil : pergerakan parasoksikal saat pasien bernafas
1. Frekuensi 3. monitor nilai fungsi paru, 2. monitor adanya arah
pernapasan (3 ke 4) terutama kapasitas vital yang berlawanan pada
2. Kedalaman paru, volume inspirasi saat pasien bernafas
inspirasi (3 ke 4) maksimal, volume 3. monitor fungsi paru
3. Kepatenan jalan ekspirasi maksimal, pasien dan lihat
napas (3 ke 4) selama 1 detik adanya kelainan
ket : 4. monitor keluhan sesak 4. kaji adanya keluhan
1 : Deviasi berat dari nafas pasien, termasuk sesak nafas pada
kisaran normal kegiatan yang pasien dan hindari
2 : Deviasi cukup berat meningkatkan atau terjadinya sesak nafas
dari kisaran normal memperburuk sesak nafas pada pasien dengan
3 : Deviasi sedang dari tersebut cara memposisikan
kisaran normal 5. berikan bantuan terapi pasien dengan benar
4 : Deviasi ringan dari jalan nafas jika (setengah duduk atau
kisaran normal diperlukan 45o)

18
5 : Tidak ada Bantuan Ventilasi 5. berikan oksigen
Respon alergi : sistemik 1. Pertahankan apabila terdapat sesak
Setelah dilakukan kepatenan jalan yang parah ataupun
tindakan selama 2 x 30 napas berikan terapi dengan
menit, keparahan 2. Posisikan pasien nebulizer
respon imun untuk mengurangi Bantuan Ventilasi
hipersensitifitas dyspnea 1. Menjaga keadekuatan
sistemik berkurang. 3. Auskultasi suara ventilasi
Dengan kriteria hasil : nafas, catat area 2. Posisikan pasien
1. Edema pulmonal (3 ke penurunan atau semifowler untuk
4) tidak adanya meringankan
ket : ventilasi, dan pernapasan
1: Berat adanya suara 3. Mengenali gejala
2: Cukup Berat tambahan. awal gangguan
3: Sedang 4. Monitor kelelahan pernapasan
4 : Ringan oto pernapasan 4. Monitor otot
5: Tidak Ada 5. Monitor pernapasan pernapasan untuk
dan status mengetahui adanya
oksigenasi gangguan nafas
6. Ajarkan teknik 5. Mengetahui perubah
pernapasan dengan pernapasan dan status
tepat oksigen dalam dalam
7. Insiasi program 6. Mengajarkan teknik
kekuatan otot relaksasi
dan/atau pelatihan 7. Memberikan latihan
daya tahan cara tarik nafas
pernapasan dengan dalam.
tepat. Manajemen Anafilaksis
Manajemen Anafilaksis 1. Kaji penyebab
1. Identifikasi dan alergi dan
bersihkan semua jauhkan faktor-
sumber alergi, jika faktor pencetus
memungkinkan. alergi dari sekitar
Manajemen Alergi pasien.

19
1. Identifikasi alergi Manajemen Alergi
yang diketahui 1. Mencegah
(misalnya, obat- terjadinya alergi
obatan, makanan, karena obat,
serangga, makanan, dan
lingkungan) dan reaksi nb yang
reaksi yang tidak tidak biasa
biasa 2. Memudahkan
2. Dokumentasikan perawat dan tim
semua informasi medis lainnya
mengenai alergi mengatahui
dalam rekam tentang alergi
medis, sesuai pasien
dengan prosedur 3. Mengetahui
3. Monitor pasien bagaimana reaksi
terhadap reaksi alergi pada
alergi pada pasien
pengobatan baru, 4. Agar langsung
formula, makanan, dilakukan
karet, atau uji coba tindakan apabila
bahan celup terjadi reaksi
4. Jaga pasien tetap di alergi pada
bawah pengawasan pasien
selama 30 menit 5. Pasien dapat
setelah pengelolaan mencegah
bahan yang terjadinya alergi
diketahui bisa akibat obat
membuat atau 6. Meningkatkan
memicu respon status kesehatan
alergi pasien
5. Instruksikan pasien 7. Mengetahui jenis
mengenai alergi (alergi
pengobatan alergi terhadap obat,
untuk dapat makanan,

20
menanyakan semua serangga, atau
resep baru yang lingkungan) atau
potensial reaksi yang tidak
menimbulkan biasa
reaksi alergi 8. Mencegah
6. Identifikasi segera terjadinya
tingkat ancaman kelebihan dosis
terhadap 9. Mengetahui
munculnya reaksi bagaimana
alergi dalam status respon tubuh
kesehatan pasien pasien terhadap
7. Bantu dengan alergi, lalu dapat
melakukan tes dilakukan
alergi, sebagaimana penanganan
mestinya langsung
8. Kelola injeksi anti 10. Pasien dapat
alergi, sesuai melakukan
dengan kebutuhan perawatan sendiri
9. Awasi respon alergi apabila tidak ada
selama imunisasi perawat pada
10. Instruksikan pasien saat terjadi
bagaimana merawat alergi.
kemerahan,
muntah, diare atau
masalah masalah
pernafasan yang
berhubungan
dengan paparan
dari bahan yang
membuat alergi

21
2. Evaluasi kperawatan
Hari/tgl No Diagnosa Evaluasi paraf

1 S : Pasien mengatakan kemerahan pada bagian


wajah sudah berkurang
O : -Terlihat warna kemerahan pada bagian wajah
sudah berkurang
- Tidak terlihat tanda tanda infeksi pada lesi
skuama di leher
- Keutuhan struktur dan fungsi fisiologis kulit
terlihat membaik
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
(Kontrol Infeksi : 2,3)
2 S : -Klien mengatakan tidak merasa malu lagi
karena kemerahan pada bagian wajah mulai
berkurang
-Klien mengatakan lebih menyukai perubahan
penampilannya yang sekarang
O : Klien terlihat lebih percaya diri dengan
penampilannya sekarang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
( Peningkatan Harga Diri :2)
(Banntuan Emosional :1,2)
3 S : Pasien mengatakan bernapas sudah lebih baik dari
sebelumnya
O : -Frekuensi pernapasan klien dalam batas normal
-Pernapasan klien tidak terlihat cepat dan
dangkal
-Tidak terlihat pernapasan cuping hidung
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
( Bantuan Ventilasi : 3)

22
( Manajemen Anafilaskis : 1)
( Manajemen Alergi : 5,6,8,9,10)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Lupus eritematosus sistemik (LES) merupakan salah satu penyakit autoimun


yang disebabkan oleh disregulasi sistim imunitas. SLE dapat menyerang berbagai
sistem organ dan keparahannya berkisar dari sangat ringan sampai berat. Etiologi
belum dipastikan, secara garis besar dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu endokrin-
metabolik, lingkungan dan genetik. Pencetus fungsi imun abnormal mengakibatkan
pembentukan antibodi yang ditujukan terhadap berbagai komponen tubuh. Tidak ada
suatu tes laboratorium tunggal yang dapat memastikan diagnosis SLE. Masalah yang
paling sering dirasakan pasien adalah keletihan, gangguan integritas kulit, gangguan
citra tubuh dan kurang pengetahuan untuk mengambil keputusan mengenai
penatalaksanaan mandiri.

B. SARAN

Sebagai tenaga propesional tindakan perawat dalam penanganan masalah


keperawatan khususnya sistemics lupus erythematosus ( SLE ) harus di bekali dengan
pengetahuan yang luas dan tindakan yang di lakukan harus rasional sesuai gejala
penyakit.

23

Anda mungkin juga menyukai