Anda di halaman 1dari 3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

TINDAKAN KEPERAWATAN
KERACUNAN

No. Dokumen : 800/ /AP/2022


No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS Ners. Dedi Cahyadi, S.Kep
AIR PUTIH NIP. 19801129 200502 1 004
1. Pengertian Pertolongan yang diberikan pada pasien keracunan baik yg
disebabkan karena sengaja maupun tidak sengaja

2. Tujuan 1. Mencegah dan menghentikan efek samping racun dengan


dekontaminasi ( mata, kulit, saluran cerna)
2. Mencegah kematian, dengan pengobatan penunjang dan
eliminasi cepat.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang keracunan.

4. Referensi Permenkes no 5 tahun 2014 tentang panduan klinik bagi dokter di fasyankes
primer.
4. Indikasi

5. Alat dan Bahan


Persiapan Alat
1. NGT sesuai ukuran yg dibutuhkan.
2. Air hangat, susu, teh, putih telur mentah.
3. Alat klisma bila perlu.

Persiapan Obat
1. Bubuk arang aktif, dosis 1gr/kg BB
2. Natrium Bicarbonat 5%
3. Antasida
4. Oksigen

6. Prosedur Persiapan Pasien


1. Informed Consent
2. Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
Pelaksanaan Tindakan
1. Cari penyebab racun yang mengenai
2. Pakai sarung tangan masker dan celemek
3. Bersihkan saluran nafas dan kotoran dan lendir atau
muntahan
4. Berikan bantuan nafas kalau terjadi henti nafas secara
lansung. Hindari aspirasi gas beracun dari pasien
5. Cegah penyerapan racun dan keluarkan racun dengan cara :

Bila racun tertelan


1. Encerkan racun yang ada dilambung dan halangi
penyerapannya dengan susu dan putih telur mentah atau air matang
200 cc+ norit atau berikan universal antidotum (2 bagian norit + 1
bagian the pekat + 1 bagian antasida.
2. Kosongkan lambung ( efektif bila dilakukan 4 jam pertama setelah
racun ditelan) dengan tindakan emesis dengan cara :
a. Mekanik :rangsang dinding faring dengan jari
b. Obat-obatan :air garam dan sirup pekat, CuSO4 atau
ZnSO4.
3. Lakukan bilas lambung dengan cara :
a. Pasien telungkup dengan kepala dan bahu lebih
rendah( setelah pasien terpasang guedel dengan nomor
besar)
b. Masukan universal antidotum
c. Bilas dengan cairan pembilas yang hangat sekitar 250 cc setiap
kali sampai kurang lebih 20 kali dengan bilasan terakhir
ditinggalkan dilambung.
d. Bila perlu bilas usu besar dengan pencahar atau klisma dengan
sabun / gliserin per rectal.

4. Tidak dilakukan bila keracunan disebabkan zat korosif (asam/basa


kuat), keracunan senyawa hidrokarbon (minyak tanah,
bensin),adanya penurunan kesadaran atau kejang.

Bila racun melalui kulit atau mata :


a. Pakaian yang terkontaminasi dilepas
b. Cuci atau bilas bagian yang terkena dengan air dan sabun atau
jika terkontaminasi asam kuat dapat dibilas dengan larutan Na-
Bicarbonat dan jika terkena basa kuat dapat dibilas dengan cuka
encer.

Bila racun melalui inhalasi


a. Pindahkan pasien ketempat yang aman
b. Lakukan pernafasan buatan untuk mengeluarkan racun yang
terhisap, jangan lakukan dari mulut ke mulut.
Bila racun melalui suntikan:
a. Pasang torniket pada bagian proksimal tempat suntikann, jaga
agar denyut nadi bagian distal masih teraba. Lepaskan selama 1
menit tiap 15 menit sekali.
b. Beri kompres dingin ditempat suntikan
c. Beri epinefrin 1/1000 dengan dosi 0,3-0,4 mg per SC/IM
7 Bagan Alir
8 Rekaman NO Yang di Ubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai