Anda di halaman 1dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

(SPO)
TINDAKAN KEPERAWATAN
GIGITAN ULAR BERBISA

No. Dokumen : 800/ /AP/2022


No. Revisi : 02
SOP
Tgl Terbit : 10/01/2022
Halaman : 1/3
PUSKESMAS Ners. Dedi Cahyadi, S.Kep
AIR PUTIH NIP. 19801129 200502 1 004
1. Pengertian Tata cara mengatasi gigitan bisa ular
2. Tujuan Secara garis besar menghentikan penyebaran efek racun atau bisa dari gigitan ular
berbisa.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang gigitan ular berbisa


4. Referensi Modul pelatihan penanggulangan penderita gawat darurat/BTCLS
4. Indikasi a. Terdapat dua luka
b. Nyeri dan bengkak, kemerahan/kehitaman atau lepuh di sekitar luka
c. Sesak nafas, mual dan muntah
d. Berkeringat
e. Air meningkatt
f. Mati rasa di wajah dan anggota badan tertentu

5. Alat dan Bahan a. spuit


b. kain pengikat
c. serum ABU
d. Perlak
e. Tourniquet
f. Plester
g. Gunting
h. Bengkok
i. Sarung tangan bersih
j. Kassa steril
k. Kapal alkohol / Alkohol swab
6. Prosedur PELAKSANAAN
a. Luka di cuci dengan air bersih atau dengan larutan kalium permanganate
untuk menghilangkan atau menetralisir bisa ular yang belum terabsorpsi
b. Jika gigitan terjadi dalam waktu kurang dari setengan jam, buat sayatan
silang ditempat masuknya gigi taring ular sepanjang dan sedalam 0,5 cm,
kemudian lakukan pengisapan mekanis
c. Usaha menghambat penyerapan dapat dilakukan dengan memasang
tourniquet beberapa cm di atas gigitan/pembengkakan yang telah terlihat,
dengan tekanan yang untuk menghambat aliran vena dan aliran limfe
tetapi lebih rendah daripada tekanan arteri. Ikatan di kendorkan tiap 15
menit selama 1 menit. Tekanan dipertahankan 2 jam.
d. Cara pemberian dan lama pemberian ABU: dosis pertama sebanyak 2 vial
5 ml sebagai larutan 2% dalam garam faali dapat diberikan sebagai infus
dengan kecepatan 40-80 tetes per menit
7 Bagan Alir
8 Rekaman NO Yang di Ubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Historis 10 Januari 2022
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai