Anda di halaman 1dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

(SPO)
TINDAKAN KEPERAWATAN
PENANGANAN PASIEN STROKE

No. Dokumen : 800/ /AP/2022


No. Revisi : 02
SOP
Tgl Terbit : 10/01/2022
Halaman : 1/3
PUSKESMAS Ners. Dedi Cahyadi, S.Kep
AIR PUTIH NIP. 19801129 200502 1 004
1. Pengertian Stoke adalah kelainan neurologik yang timbul mendadak gangguan
darah local di otak. Gejala klinisnya tergantung letak lesi, cepat
lambatnya proses dan jenis stroke nya serta system pembuluh darah
yang terkena. Pada sistem klarotis gejalanya : hemiplegia,
hemihipestesia, amaurosis fugax, afasia, hemianopsia: sedangkan system
vetebrobasiler gejalnya : kulumpuhan saraf otak, hemiplegia alternans,
ataksia, vertigo, hemihipestesia, hemianopsia.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan Stroke agar


pelaksanaan penanganan pasien dengan stroke dapat terlaksana dengan baik.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang penanganan pasien stroke
4. Referensi Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit Buku Kedokteran
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 5 Tahun 2014
Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer.
4. Indikasi Berdasarkan the National Institute of Neurological Disorders and
Stroke (NINDS), Kontraindikasi absolut penggunaan rtPA yaitu:
 Perdarahan intrakranial akut
 Riwayat perdarahan intrakranial
 Hipertensi tidak terkontrol
 Trauma kepala serius atau stroke dalam 3 bulan terakhir
 Trombositopenia dan koagulopati
 Menggunakan low-molecular-weight heparin (LMWH)
 Menggunakan inhibitor thrombin direk
 Menggunakan inhibitor faktor Xa
 Hipoglikemia atau hiperglikemia parah (<50 atau >400 mg/dL)
 Perubahan radiografik iskemik yang lebih cepat
Sedangkan, kontraindikasi relatif adalah sebagai berikut:
 Usia lanjut (>75 tahun)
 Stroke ringan atau perbaikan gejala stroke
 Stroke berat dan koma
 Operasi besar dalam 14 hari sebelumnya
 Penusukan arteri pada pembuluh darah yang tidak dapat terkompresi
 Perdarahan gastrointestinal dan genitourinaria dalam 21 hari sebelumnya
 Kejang
 Infark miokardial dalam 3 bulan terakhir
 Lesi struktural pada sistem saraf pusat
 Demensia

5. Alat dan Bahan a. Peralatan infus


b. Peralatan resusitasi
c. Oksigen
d. Obat-obatan
e. ngt
6. Prosedur PELAKSANAAN
a. Lakukan intubasi bila pasien tidak sadar (Glasgow Coma Scale <8).
Pastikan jalan napas pasien aman jika intubasi tidak dapat dilakukan
b. Jika pasien mengalami hipoksia (saturasi oksigen di bawah 94%), berikan
oksigen. Mulai dari pemberian 2 liter per menit menggunakan nasal
kanul dan tingkatkan hingga 4 liter per menit sesuai kondisi pasien
c. Elevasi kepala 30o tetapi penelitian terbaru mempertanyakan posisi kepala
mana yang lebih baik, apakah elevasi kepala atau tidak
d. Intubasi bila stupor atau koma atau terjadi gagal nafas

7 Bagan Alir
8 Rekaman NO Yang di Ubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Historis 10 Januari 2022
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai