Anda di halaman 1dari 5

SOP SYOK HIPOGLIKEMIA

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1

Klinik Pratama
Dharma Husada
Ditetapkan Oleh:
Standar Penanggung Jawab
Operasional Tanggal Terbit Klinik Pratama Dharma Husada
Prosedur (SOP) 2 Mei 2023

dr. Anis Bitriarno, M.MRS


NIP: -
Penanganan pasien hipoglikemia adalah tata cara penanganan pasien
Pengertian
yang mengalami keadaan klinik dengan kadar gllukosa darah kurang
dari 36 mg% (2 mmol/L), dan pada beberapa penderita gejala
hipoglikemia sudah timbul pada kadar glukosa darah kurang dari 6o
mg% (33,3 mmol/L). Dengan gejala yang timbul antara lain : lapar,
gemetar, keringat dingin, berdebar, pusing, gelisah dan akhirnya
koma
Tujuan Memenuhi kebutuhan glukosa otak agar tidak terjadi gangguan yang
“irreversible” dan tidak mengganggu regulasi DM.
1. PMK no.5 tahun 2014, Panduan Praktik Klinik bagi Dokter
Referensi di Fasilitas Pelayanan.
2. Standart Puskesmas Propinsi Jawa Timur, Tahun 2003
1. Memindahkan ke ruang perawatan
Prosedur 2. Melakukan pengukuran Glukosa Darah Sewaktu atau GDS.
Jika nilai GDS <70 mg/dL maka berikan infus Dextrose 10%
1 sampai dengan 3 kolf / 24 jam dengan mempertimbangkan
kondisi pasien, terutama kondisi jantung dan ginjal pasien.
Jika jantung dan ginjal pasien sudah mengalami penurunan
fungsi maka Infus dekstrose 10% yang diberikan maksimal 1
kof / 24 jam. Hal ini bertujuan agar tidak membebani kerja
jantung dan ginjal pasien.
3. mamantau GDS pasien tiap 4 jam. Apabila GDS pasien sudah
>200 mg/dL maka infus dekstrose 10% digantikan menjadi
NaCl 0,9%. Jika selama perawatan gula darah pasien naik
>200 mg/dL maka harus dikoreksi dengan insulin kerja cepat
5 unit atau dapat diberikan obat hipergikemik oral seperti
gliquidone.

Pemantauan:
Selama dalam perawatan, gula darah pasien akan dipantau
menggunakan kurva gula darah harian dan diperiksa 3x sehari
yaitu sebelum sarapan, sebelum makan siang dan sebelum makan
malam selama 3x seminggu. Hasil kurva gula darah pasien ini
dapat menjadi pertimbangan untuk kepulangan pasien.
Unit terkait - Klinik Pratama Dharma Husada
SOP SYOK HIPOVOLEMIK

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/2

Klinik Pratama
Dharma Husada
Ditetapkan Oleh:
Standar Penanggung Jawab
Operasional Tanggal Terbit Klinik Pratama Dharma Husada
Prosedur (SOP) 2 Mei 2023

dr. Anis Bitriarno, M.MRS


NIP: -
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien yang mengalami
Pengertian
perdarahan berlebihan setelah pencabutan gigi
Tujuan Sebagai tindakan pedoman dokter gigi dalam melakukan tindakan
penatalaksanaan syok hipovolemik.
1. UU no 23 TH 1992 tentang kesehatan
Referensi 2. SK Menkes no 1333 TH 1999 tentang Penerapan Standart
Pelayanan Rumah Sakit
Alat :
Prosedur  Infus set
 IV Cath Jarum Besar 14 - 18
 Spigmomanometer
 Spuit
 Stetoskop
 Nasal kanul
 O2
 Catt Urin
 Urin Bag

Bahan :
 Cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau Ringer laktat)
 Cairan Koloid (HES, Darah)
 Handscone
 Alkohol swab

Langkah - langkah :
1. Kenali tanda syok ; nadi teraba halus dan tidak kuat angkat,
akral dingin, tekanan sistole < 90 mmHg atau tekanan arteri
rata-rata (mean arteri pressure) turun lebih dari 30 mmHg,
kesadaran, keadaan umum dan kenali sumber perdarahan
2. Bebaskan jalan napas pasien dengan segera dan stabilisasi
jika diperlukan, berikan terapi oksigen
3. Pasang IVFD jarum besar dan ambil sample darah
4. Berikan cairan dalam waktu singkat (guyur); tidak lebih dari
30- 60 menit pertama, bila diperlukan dapat di pasang dua
jalur intravena
5. Cairan yang pertama digunakan adalah cairan kristaloid
isotonik atau saline normal (Ringer laktat atau NaCl 0,9%).
Dapat doganti dengan Koloid sesuai derajat syok dan kondisi
pasien.
6. Guyur cairan awal 1-2 liter pada orang dewasa (20ml/kgBB
pada pasien anak)
7. Jika derajat syok pasien 1-2 cukup berikan cairan kristaloid,
jika derajat syok mencapai 3-4 berikan transfusi darah
8. Pasang urin kateter untuk menilai balance cairan pasien
9. Nilai kembali perfusi, TTV dan keadaran pasien serta luaran
Urin dan nilai respon pasien terhadap pemberian cairan
10. Jika nilai Hemodinamik naik (TD > 100, Nadi <100, akral
teraba hangat, Urin 1/2 ml/Kg BB/ Jam) maka observasi
tandatanda vital berkala dan tatalaksana penyakit yang
mendasarinya
11. Jika hemodinamik buruk, teruskan pemberian cairan 2-4 x
lost volume. Jika telah terjadi perbaikan hemodinamik
dilanjutkan dengan observasi tanda-tanda vital berkala dan
tatalaksana penyakit yang mendasarinya.
Unit terkait - Klinik Pratama Dharma Husada
SOP PENANGANAN KEJANG DEMAM

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1

Klinik Pratama
Dharma Husada
Ditetapkan Oleh:
Standar Penanggung Jawab
Operasional Tanggal Terbit Klinik Pratama Dharma Husada
Prosedur (SOP) 2 Mei 2023

dr. Anis Bitriarno, M.MRS


NIP: -
Kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh yang disebabkan
Pengertian
oleh proses ekstrakranial
Tujuan Prosedur ini bertujuan sebagai acuan penanganan pelanggan
dengan kejang demam
Peraturan Menteri Kesehatan Repulik Indonesias Nomor 75 tahun
Referensi 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
1. Petugas membebaskan jalan napas
Prosedur 2. Petugas meletakkan tongue spatel antara kedua rahang
supaya lidah tidak tergigit
3. Petugas melonggarkan pakaian pelanggan kejang demam
4. Petugas menempatkan pelanggan pada posisi supine
(terlentang-miring)
5. Petugas memberikan oksigen
6. Petugas memasang infus
7. Petugas memberikan obat-obatan anti kejang : a. BB < 10
kg : 0,5mg/kgBB minimal 2,5 mg atau stesolit supposutoria
2 5 mg b. BB > 10 kg : 0,5mg/kgBB minimal 7,5 mg atau
stesolit suppustoria 10 mg c. Bila dalam 20 menit tidak
berhenti dapat diulangi dengan dosis yang sama dan bila
dalam 20 menit tidak juga berhenti, ulangi dosis yang sama
tetapi IM
8. Jika tidak ada diazepam dapat diberikan fenobarbital
(luminal) im/iv dengan dosis : a. Usia < 1 thn : 50 mg,
dalam 15 menit tidak berhenti ulangi dengan dosis 30 mg b.
Usia > 1 thn : 75 mg, dalam 15 menit tidak berhenti ulangi
dengan dosis 50 mg
9. Petugas menurunkan panas dengan kompres air hangat, dan
berikan parasetamol 10-15 mg/kgBB tiap 4-6 jam atau
ibuproven 5-10 mg/kgBB tiap 4-6 jam
10. Petugas memberikan antibiotik
11. Petugas melakukan pencatatan ke dalam rekam medis dan
buku register harian rawat jalan Ruang Pemeriksaan Umum
Unit terkait - Klinik Pratama Dharma Husada
SOP PENANGANAN SYOK KARDIOGENIK

No. Dokumen No.Revisi Halaman: 1/1

Klinik Pratama
Dharma Husada
Ditetapkan Oleh:
Standar Penanggung Jawab
Operasional Tanggal Terbit Klinik Pratama Dharma Husada
Prosedur (SOP) 2 Mei 2023

dr. Anis Bitriarno, M.MRS


NIP: -
Penanganan Syok Kardiogenik Adalah kondisi kegagalan fungsi
Pengertian
hemodinamik sebagai akibat dari :
a. Cadiac Output yang tidak adekuat dikarenakan:
1. Myocardial : AMI, myocarditis akut, terminal failure
2. No myocardial : rupture katup, rupture cordatendiane
b. Kurangnya volume darah yang masuk ke dalam ventrikel
akibat dari:
1. Mekanik : tamponade, emboli paru massif
2. Fungsional : ektopik takikardi, aritmia berat
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas Unit
Gawat Darurat dalam penanganan syok Kardiogenik
1. PPGD EMS 118
Referensi 2. Penatalaksaan syok Emergensi Medical Cervise and
Training 119. Jakarta
a) Petugas kesehatan melakukan anamnesis seperti
Prosedur 1. Riwayat penyakit jantung sebelumnya
2. Sesak nafas
3. Batuk berdahak
b) Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan fisik apabila
ditemukan adanya :
1. Gelisah sampai tidak sadar
2. Akral dingin, keringat dingin berlebihan
3. Denyut nadi cepat dan kecil
4. Tekanan darah sistolik menurun
5. Pernapasan meningkat
6. Klinis edem paru : ronkhi basah halus di basal paru
7. Petugas kesehatan meninggikan posisi kaki apabila TD
systole <70 mmHg
c) Petugas kesehatan membebaskan jalan napas (ABC)
d) Petugas kesehatan memasang O2 3-4 lpm
e) Petugas kesehatan memasang infuse D5%
f) Petugas kesehatan merujuk pasien ke RS
Unit terkait - Klinik Pratama Dharma Husada

Anda mungkin juga menyukai