Anda di halaman 1dari 4

HIPERURISEMIA

S No. : 00/UKP/2021
Dokumen
O No. Revisi :
P Tgl terbit : 00/00/2021
Halaman :
PUSKESMAS dr. Destifika
SUKA MAKMUR
Andriani Hasibuan

1. Pengertian
Hipehiperuricemia adalah suatu Kondisi dimana kadar asam urat dalam darah
melebihi “normal” yaitu lebih dari 7,0 mg/dl pada pria, dan 6,0 mg/dl
pada wanita , hal ini terjadi akibat meningkatnya produksi ataupun
menurunnya pembuangan asam urat, atau kombinasi dari keduanya.

2. Tujuan Sebagai bahan acuan petugas dalam tatalaksana hiperuricemia

3. Kebijakan Surat keputusan kepala UPT Puskesmas Suka Makmur


nomor 445/C.VII.0001/SK/402.102.08/01/2017
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis *uskesmas Suka Makmur

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


nomor HK.02.02/MENKES/514/2015
tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

5. Prosedur / 1. Petugas menanyakan keluhan


langkah- a. Bengkak pada sendi
langkah b. Nyeri sendi yang mendadak, biasanya timbul pada malam hari.
c. Bengkak disertai rasa panas dan kemerahan.
d. Demam, menggigil, dan nyeri badan.
Apabila serangan pertama, 90% kejadian hanya pada 1 sendi dan
keluhan dapat menghilang dalam 3-10 hari walau tanpa pengobatan.
2. Petugas menanyakan faktor resiko
a. Usia dan jenis kelamin
b. Obesitas
c. Alkohol
d. Hipertensi
e. Gangguan fungsi ginjal
f. Penyakit-penyakit metabolik
g. Pola diet
h. Obat: aspirin dosis rendah, diuretik, obat-obat TBC
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
Arthritis monoartikuler dapat ditemukan, biasanya melibatkan sendi
metatarsophalang 1 atau sendi tarsal lainnya.
Sendi yang mengalami inflamasi tampak kemerahan dan bengkak.
4. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang
a. X ray: Tampak pembengkakan asimetris pada sendi dan kista
subkortikal tanpa erosi
b. Kadar asam urat dalam darah > 7 mg/dl.
5. Petugas menegakkan diagnosis klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
untuk diagnosis definitif gout arthritis adalah ditemukannya kristal
urat (MSU) di cairan sendi atau tofus.
6. Petugas membuat gambaran klinis
a. Hiperurisemia asimptomatis
Keadaan hiperurisemia tanpa manifestasi klinis berarti. Serangan
arthritis biasanya muncul setelah 20 tahun fase ini.
b. Gout arthritis, terdiri dari 3 stadium, yaitu:
1) Stadium akut
2) Stadium interkritikal
3) Stadium kronis
4) Penyakit Ginjal
7. Petugas melakukan penatalaksanaan
a. Mengatasi serangan akut dengan segera
Obat: analgetik, kolkisin, kortikosteroid
1) Kolkisin (efektif pada 24 jam pertama setelah serangan nyeri
sendi timbul.
Dosis oral 0,5-0.6 mg per hari dengan dosis maksimal 6 mg.
2) Kortikosteroid sistemik jangka pendek (bila NSAID dan
kolkisin tidak berespon baik) seperti prednisone 2-3x5
mg/hari selama 3 hari
3) NSAID seperti natrium diklofenak 25-50 mg selama 3-5 hari
b. Program pengobatan untuk mencegah serangan berulang
Obat: analgetik, kolkisin dosis rendah
c. Mengelola hiperurisemia (menurunkan kadar asam urat) dan
mencegah komplikasi lain
1) Obat-obat penurun asam urat
Agen penurun asam urat (tidak digunakan selama serangan
akut).
Pemberian Allupurinol dimulai dari dosis terendah 100 mg,
kemudian bertahap dinaikkan bila diperlukan, dengan dosis
maksimal 800 mg/hari.
Target terapi adalah kadar asam urat < 6 mg/dl.
2) Modifikasi gaya hidup
 Minum cukup (8-10 gelas/hari).
 Mengelola obesitas dan menjaga berat badan ideal.
 Hindari konsumsi alkohol
 Pola diet sehat (rendah purin)
8. Petugas menentukan kriteria rujukan
a. Apabila pasien mengalami komplikasi atau pasien memiliki
penyakit komorbid
b. Bila nyeri tidak teratasi
6. Diagram alir Menanyakan keluhan

Menanyakan faktor resiko

Melakukan pemeriksaan fisik

Melakukan pmeriksaan penunjang

Menegakkan diagnostik klinis

Membuat gambaran klinis

Melakukan penatalaksanaan

Menentukan kriteria rujukan

7. Unit terkait Poli umum


Laboratorium
Apotek
8. Dokumen Rekam medic
terkait Resep
9. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
perubahan diberlakukan
historis

Anda mungkin juga menyukai