Anda di halaman 1dari 4

VAGINITIS

S No. : 00/UKP/2021
Dokumen
O No. Revisi :
P Tgl terbit : 00/00/2021
Halaman :
PUSKESMAS dr. Destifika
SUKA MAKMUR
Andriani Hasibuan

1. Pengertia Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang ditandai dengan adanya
n pruritus, keputihan, dispareunia, dan disuria.
2. Tujuan Prosedur ini sebagai acuan dalam melakukan penanganan terhadap pasien
dengan Vaginitis
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Patihan No.090/ /401.103.3/2016 Tentang
Uraian Tugas Pokok, Fungsi Dan Wewenang Pejabat Fungsional Pada
Puskesmas Patihan Kota Madiun

4. Refrensi Permenkes RI no 5 tahun 2014

5. Alat dan . Peralatan laboratorium sederhana untuk pemeriksaan cairan vagina


bahan 2. Kertas lakmus
6. Prosedur / 1. Tanyakan keluhan
langkah Bau adalah keluhan yang paling sering dijumpai.
2. Gejala klinis
a. Bau
b. Gatal (pruritus)
c. Keputihan
d. Dispareunia
e. Disuria
3. Faktor Risiko
a. Pemakai AKDR
b. Penggunaan handuk bersamaan
c. Imunosupresi
d. Diabetes melitus
e. Perubahan hormonal (misal : kehamilan)
f. Penggunaan terapi antibiotik spektrum luas
g. Obesitas.
4. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya iritasi,eritema atau
edema pada vulva dan vagina. Mungkin serviks juga dapat tampak
eritematous.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan mikroskopik cairan atau sekret vagina.
b. Pemeriksaan pH cairan vagina.
c. Pemeriksaan uji whiff: Jika positif berarti mengeluarkan
mengeluarkan bau seperti anyir (amis) pada waktu
ditambahkan larutan KOH.
6. Penegakan Diagnostik(Assessment)
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
penunjang.
Vaginitis harus dicari penyebabnya, dengan menilai perbedaan tanda
dan gejala dari masing-masing penyebab, dapat pula dengan menilai
secara mikroskopik cairan vagina.

Sindrom
Kriteria
diagnostik
Normal Vaginosis Vaginosis Vulvovaginitis
Bakterialis Trikomoniasis Kandida

pH Vagina 3,8-4,2 > 4,5 >4,5 >4,5 (usually)

Cairan Putih, Tipis,homogen, Kuning-hijau, Putih seperti


Vagina jernih putih,abu-abu, berbuih, keju, kadang-
halus lengket, sering lengket,tambah kadang
kali bertambah banyak tambah
banyak banyak.
Uji whiff - + ± -

Bau amis Tidak ada Ada Mungkin ada Tidak ada


(KOH)

KU Tidak ada Keputihan, bau Keputihan Gatal/panas,


busuk berbuih, bau keputihan
(mungkin busuk, pruritus
tambah tidak vulva, disuria
enak setelah
senggama),
kemungkinan
gatal
Pemeriksaan Laktobasili, Clue cell Trikomonas, Kuncup
mikroskopik sel-sel dengan bakteri leukosit > 10 jamur,
epitel kokoid yang lapangan hifa,
melekat, tidak pandangan luas pseudohifa
ada leukosit (preparat
basah
dengan KOH)

7. Penatalaksanaan
a. Menjaga kebersihan diri terutama daerah vagina
b. Hindari pemakaian handuk secara bersamaan
c. Hindari pemakaian sabun untuk membersihkan daerah vagina
yang dapat menggeser jumlah flora normal dan dapat merubah
kondisi pH daerah kewanitaan tersebut.
d. Jaga berat badan ideal
e. Farmakologis:
1) Tatalaksana Vaginosis Bakterialis
• Metronidazol 500 mg peroral 2 x sehari selama 7
hari
• Metronidazol pervagina 2 x sehari selama 5 hari
• Krim Klindamisin 2% pervagina 1 x sehari selama 7
hari
2) Tatalaksana Vaginosis trikomonas
• Metronidazol 2 g peroral (dosis tunggal)
• Pasangan seks pasien sebaiknya juga diobati
3) Tatalaksana vulvovaginitis kandida
4) Flukonazol 150 mg peroral (dosis tunggal)
8. Konseling dan Edukasi
Memberikan informasi kepada pasien, dan (pasangan seks) suami,
mengenai
faktor risiko dan penyebab dari penyakit vaginitis ini sehingga pasien
dan
suami dapat menghindari faktor risikonya. Dan jika seorang wanita
terkena
penyakit ini maka diinformasikan pula pentingnya pasangan seks
(suami)
untuk dilakukan juga pemeriksaan dan terapi guna pengobatan secara
keseluruhan antara suami-istri dan mencegah terjadinya kondisi yang
berulang.
9. Kriteria Rujukan: -

7. Diagram
alir
8. Unit Poli umum
terkait Kia
Poned
9. Dokumen Rekam medic
terkait Resep
10. Rekaman No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai
perubaha diubah diberlakukan
n historis

Anda mungkin juga menyukai