Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN PREKLAMSI

BERAT
SOP/UKP/
No. Dokumen
PUSK-TG
SOP No. Revisi 01
Tanggal Terbit 10 – 01 - 2017
Halaman 1/3

Puskesmas dr. Imelda


Tanjung Gadang NIP. 19831129 201001 2 005

1. Pengertian Preeklamsi Berat adalah preeklamsi dengan tekanan darah sistolik ≥ 160
mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai protein urin 5
g/24 jam
Disebut preeklamsi berat bila ditemukan satu atau lebih gejala berikut:
1. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolic ≥ 110 mmHg
2. Protein urin +≥ 5g/24 jam atau ≥ 3 pada tes celup
3. Oliguria ( < 400 ml dalam 24 jam )
4. Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan
5. Nyeri epigastrium dan icterus
6. Oedema paru atau sianosis
7. Trombositopenia berat
8. Pertumbuhan janin terhambat
9. Kenaikan kadar kreatinin plasma
10. Hemolysis mikroangiopatik
11. Gangguan fungsi hepar
12. Sindrom HELLP
2. Tujuan Pasien terlayani sesuai dengan kebutuhannya

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor. 800/62/SK/PUSK TG / I-


2017, tentang Layanan Klinis
4. Referensi PERMENKES Nomor 13 Tahun 2015, tentang penyelenggaraan
pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas
5. Alat dan Bahan 1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Meteran untuk mengukur tinggi fundus
4. Doppler atau laenec
5. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah rutin dan urin
lengkap untuk menilai kadar protein urin
6. Kateter dan kantong urin
7. Set tabung oksigen
8. Infusset
9. Cairan infus Dektrosa 5%
10. MgSO4
11. Inform consent
12. Surat rujukan
6. Langkah –Langkah 1. Petugas melakukan anamnesa dan kajian terhada[ pasien
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan labor sederhana
3. Petugas menegakkan diagnosa utama dan diagnosa banding
4. Petugas memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan kepada
pasien dan keluarga serta tindakan yang harus dilakukan
5. Petugas meminta pasien atau keluarga untuk mengisi Inform
Consent/ persetujuan untuk tindakan
6. Petugas melakukan tindakan atau penanganan awal
Penatalaksanaan:
 Pasang kateter dan kantong urin
 Berikan MgSO4 2g intravena kemudian 2 g / jam dalam
drip infus dektrosa 5% untuk pemeliharaan sampai kondisi
atau tekanan darah stabil ( 140 – 150 mmHg ). Bila
kondisi belum stabil, obat tetap diberikan
 Syarat pemberian MgSO4 adalah refleks patella kuat,
frekuensi pernapasan > 16 kali permenit, dan diuresis >
100 cc dalam 4 jam sebelumnya ( 0,5 ml/kg BB/jam)
 Harus tersedia antidotum MgSO4 yaitu kalsium glukonas
10% yang dapat diberikan secara intravena dalam 3 menit
 Selama pemberian MgSO4 perhatikan dan periksa tekanan
darah, suhu dan pernafasan tiap jam
 Perlengkapan untuk penanganan kejang ( jalan nipas,
sedotan, masker dan balon Oksigen )
 Beri Oksigen 4 – 6 liter per menit
 Baringkan pasien pada sisi kiri untuk mengurangi resiko
aspirasi
 Monitoring input dab output cairan
 Berhentikan pemberian MgSO4 jika
- Frekuensi pernafasan < 16/ menit
- Refleks patella (-)
- Urin < 30 ml / jam dalam 4 jam terakhir
7. Petugas meminta persetujuan pasien dan keluarga untuk rujukan
8. Petugas segera merujuk pasien ke Rumah Sakit
7. Unit Terkait 1. R. Pelayanan Bersalin
2. R. Pelayanan Ibu
3. R. Pelayanan Pemeriksaan Umum
4. R. Pelayanan Gawat Darurat
5. R. Pelayanan Laboratorium
6. Ambulance
8. Dokumen Terkait 1. Rekam Medis Pasien
2. Register Kunjungan
3. Inform consent
4. Register Rujukan
9. Hal yang perlu 1. Kondisi Pasien
diperhatikan 2. Pengisian identifikasi pasien dan kartu kepesertaan yang
digunakan pasien
10. Rekaman Historis
Perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
1. Tanggal SOP Tgl 02 Jan 2016 10 Januari 2017
menjadi tgl 10 Jan
2017

dr. Dian K menjadi


2.
Nama Kapus dr. Imelda

Kebijakan SK menjadi tentang


3. layanan klinis
4. Unit layanan
Poli menjadi Ruang
pelayanan

Anda mungkin juga menyukai