Anda di halaman 1dari 2

PERDARAHAN ANTE PARTUM

No. : 440/ /SOP/PKM-RBT /


Dokumen /2023
S
No Revisi :
O
Tanggal : 2023
P
terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas dr Ricky Apriandy Mursal
Ttd
Simpang Nip.19820422201001101
…………………………….
Rambutan 5

1. Pengertian Perdarahan Ante-partum adalah pendarahan pervaginam pada usia kehamilan 20


minggu atau lebih dengan diagnosis banding seperti solusio plasenta, plasenta previa
dan vasa previa.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan perdarahan ante-


partum

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas No ....... 2019 Tentang

4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
2. Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.
Buku saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.

5. Alat dan
1. ALAT dan BAHAN :
Bahan
1. Stetoskop
2. Tensimeter
3. termometer
4. Doppler
5. Kapas DTT
6. Spekulum vagina
7. SarungTangansteril
8. Rekammedis
9. Alat tulis

6. Langkah - 1. Pasien dating diterima oleh Dokter / Bidan di kamar bersalin.


langkah 2. Dokter / Bidan melakukan inform consent.
3. Dokter / Bidan melakuan anamnesis riwayat penyakit sekarang, seperti :
 Perdarahan per vaginam pada usia 20 minggu atau lebih.
 Perdarahan spontan tanpa aktivitas atau trauma padadaerah abdomen.
 Nyeri atau tanpa nyeri akibat kontraksi uterus.
 Beberapa faktor predisposisi :
- Riwayat solusio plasenta.
- Perokok.
- Hipertensi.
- Multiparitas.
4. Dokter / Bidan melakukan pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan generalis
serta pemeriksaan obstetric, seperti :
 PemeriksaanGeneralis :
- Pemeriksaan Tanda – tanda vital meliputi kesadaran, suhu, nadi,
tekanan darah dan frekuensi napas
- Pemeriksaan menyeluruh dari kepala hingga kaki secara cepat
 PemeriksaanObstetri :
- Periksa luar
Menentukan bagian terbawah janin, menentukan letak janin ada
kelainan atau tidak dan mengukur DJJ dengan doppler.
- Periksa dalam (inspekulo)
Menentukan sumber perdarahan, apakah perdarahan berasal dari dalam
ostium uteri atau hanya perdarahan yang berasal dari servix atau
dinding vagina, serta menentukan jumlah perdarahannya.
5. Dokter/ Bidan melakukan penegakkan diagnosis dengan berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik.

6. Dokter / Bidan melakukan penatalaksanaan, antara lain :


 Bila didapatkan ada tanda – tanda syok seperti akral dingin dan pucat, nadi>
100x/menit teraba lemah dan tekanan darah sistolik< 90 mmhg maka
hendaknya segera dilakukan stabilisasi keadaan umum sebelum pasien di
rujuk kerumah sakit, dengan cara :

- Pemberian oksigen nasal kanul 2 – 3 Liter / menit.


- Lakukan pemasangan infus 2 jalur intravena dengan menggunakan
ringer laktat atau NaCl 0,9% dengan dosis loading secepatnya (kecepatan
1 L dalam 15 – 20 menit), dapat diulang kembali sampai maksimal 3 L
dalam 2 – 3 jam apabila keadaan pasien tidak membaik.
- Lakukan pemasangan kateter untuk memantau urine output.
 Bila didapatkan tanda – tanda inpartu seperti cairan lender bercampur darah
dan kontraksi uterus minimal terjadi 2 kali dalam 10 menit serta kehamilan
lebih dari 37 minggu, lanjutkan dengan tatalaksana persalinan normal,
kecuali pada pasien plasenta previa dan vasa previa. Jika kehamilan kurang
dari 37 minggu sebaiknya pasien dirujukke rumah sakit.
 Bila tidak didapatkan tanda – tanda inpartu pikirkan perdarahan ante-
partum dan segera lakukan pemasangan infuse intravena lalu kemudian
rujuk pasien kerumah sakit. Pada plasenta previa tidak disarankan untuk
periksa dalam.
7. Dokter / Bidan mendokumentasikan identitas pasien, hasil anamnesis, hasil
pemeriksaan fisik, dan terapi yang diberikan kepada Pasien di dalam rekam
medis.
1. Pasien di rujuk kerumah saki tuntuk penanganan lebih lanjut
7. Diagram Alir -

8. Unit terkait
1. Rekam medic
2. Informed consent
3. Buku KIA
4. Surat rujukan

Rekaman Historis

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl

Anda mungkin juga menyukai