Anda di halaman 1dari 2

PENDARAHAN ANTE - PARTUM

No. Dokumen 440/ -SOP/PKM.PDH/I/2017

No. Revisi -

SOP Tanggal Terbit

Halaman 1/2

UPTD
SURYATI
Puskesmas
NIP.196909231991022002
Padaherang

1.Pengertian Perdarahan Ante-partum adalah pendarahan pervaginam pada usia


kehamilan 20 minggu atau lebih dengan diagnosis banding seperti solusio
plasenta, dan plasenta previa.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk penangangan ante-partum
3.Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Padaherang Nomor:
440/…-SK/PKM.PDH/I/2017 tentang pendarahaan ante-partum di UPTD
Puskesmas Padaherang
4.Referensi a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
b. Permenkes no 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.
c. Buku saku pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan.
5.Prosedur a. Pasien dating diterima oleh Dokter / Bidan di kamar bersalin.
b. Dokter / Bidan melakukan inform consent.
c. Dokter / Bidan melakuan anamnesis riwayat
penyakit sekarang, seperti :
 Perdarahan per vaginam pada usia 20 minggu atau lebih.
 Perdarahan spontan tanpa aktivitas atau trauma padadaerah
abdomen.
 Nyeri atau tanpa nyeri akibat kontraksi uterus.
 Beberapa faktor predisposisi :
- Riwayat solusio plasenta.
- Perokok.
- Hipertensi.
- Multiparitas.
d. Dokter / Bidan melakukan pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan
generalis serta pemeriksaan obstetric, seperti :
 PemeriksaanGeneralis :
- Pemeriksaan Tanda – tanda vital
meliputi kesadaran, suhu, nadi, tekanan darah dan frekuensi
napas
- Pemeriksaan menyeluruh dari kepala hingga kaki secara cepat
 PemeriksaanObstetri :
- Periksa luar
Menentukan bagian terbawah janin, menentukan letak janin ada
kelainan atau tidak dan mengukur DJJ dengan doppler.
- Periksa dalam (inspekulo) menentukan sumber pendarahan, apakah
perdarahan berasal dari dalam ostium uteri atau hanya perdarahan
yang berasal dari servix atau dinding vagina, serta menentukan jumlah
perdarahannya.
e. Dokter/ bidan melakukan penegakan diagnosis dengan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
f. Dokter/ bidan melakukan penatalaksaan, antara lain:
 Bila didapatkan ada tanda – tanda syok seperti akral dingin dan pucat,
nadi>100x/menit teraba lemah dan tekanan darah sistolik < 90 mmhg
maka hendaknya segara dilaukan stabilitasi keadaan umum sebelum
pasien di rujuk kerumah sakit, dengan cara:

- Pemberian oksigen nasal kanul 2 – 3 liter/ menit.


- Lakukan pemasangan infus 2 jalur intravena dengan menggunakan
ringer laktat atau NaCl 0,9% dengan dosis loading secepatnya
(kecepatan 1 L dalam 15 – 20 menit), dapat diulang kembali sampai
maksimal 3L dalam 2 – 3 jam apabila keadaan pasien tidak
membaik.
- Lakukan pemasangan keteter untuk memantau urine output.
 Bila didapatkan tanda – tanda inpartu seperti cairan lender
bercampur darah dan kontraksi uterus minimal terjadi 2 kali dalam
10 menit serta kehamilan lebih dari 37 minggu, lanjutkan dengan
tatalaksana persalinan normal, kecuali pada pasien plasenta
previa dan vasa previa. Jika kehamilan kurang dari 37 minggu
sebaiknya pasien dirujuk ke rumah sakit.
 Bila tidak didapatkan tanda – tanda inpartu pikirkan perdarahan
ente-parfum dan segera lakukan pemasangan infuse intravena
lalu kemudian rujuk pasien kerumah sakit. Pada plasenta previa
tidak disarankan untuk periksa dalam.
g. Dokter/ bidan mendokumentasikan identitas psaien, hasil anamnesis, hasil
pemeriksaan fisik, dan terapi yang diberikan kepada pasien di dalam rekam
medis.
h. Pasien di rujuk kerumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
6. Bagan Alir -
7. Hal – hal -
yang perlu
8. Unit terkait a. Pelayanan bersalin
b. Laboratorium
9. Dokumen a. Rekam medic
b. Informed consent
terkait
c. Buku KIA
diperhatikan d. Surat rujukan

Rekaman historis perubahan


Yang dirubah Isi Perubahan Tgl mulai Diberlakukan
No

2/3

Anda mungkin juga menyukai