0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
55 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas prosedur penanganan pendarahan ante-partum di Puskesmas Padaherang. Prosedur tersebut meliputi pemeriksaan pasien oleh dokter/bidan untuk menentukan sumber darah dan tanda-tanda syok, pemberian stabilisasi dan infus apabila ditemukan syok, serta rujukan ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
Dokumen ini membahas prosedur penanganan pendarahan ante-partum di Puskesmas Padaherang. Prosedur tersebut meliputi pemeriksaan pasien oleh dokter/bidan untuk menentukan sumber darah dan tanda-tanda syok, pemberian stabilisasi dan infus apabila ditemukan syok, serta rujukan ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
Dokumen ini membahas prosedur penanganan pendarahan ante-partum di Puskesmas Padaherang. Prosedur tersebut meliputi pemeriksaan pasien oleh dokter/bidan untuk menentukan sumber darah dan tanda-tanda syok, pemberian stabilisasi dan infus apabila ditemukan syok, serta rujukan ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
1.Pengertian Perdarahan Ante-partum adalah pendarahan pervaginam pada usia
kehamilan 20 minggu atau lebih dengan diagnosis banding seperti solusio plasenta, dan plasenta previa. 2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk penangangan ante-partum 3.Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Padaherang Nomor: 440/…-SK/PKM.PDH/I/2017 tentang pendarahaan ante-partum di UPTD Puskesmas Padaherang 4.Referensi a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. b. Permenkes no 75 tahun 2014 tentang Puskesmas. c. Buku saku pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. 5.Prosedur a. Pasien dating diterima oleh Dokter / Bidan di kamar bersalin. b. Dokter / Bidan melakukan inform consent. c. Dokter / Bidan melakuan anamnesis riwayat penyakit sekarang, seperti : Perdarahan per vaginam pada usia 20 minggu atau lebih. Perdarahan spontan tanpa aktivitas atau trauma padadaerah abdomen. Nyeri atau tanpa nyeri akibat kontraksi uterus. Beberapa faktor predisposisi : - Riwayat solusio plasenta. - Perokok. - Hipertensi. - Multiparitas. d. Dokter / Bidan melakukan pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan generalis serta pemeriksaan obstetric, seperti : PemeriksaanGeneralis : - Pemeriksaan Tanda – tanda vital meliputi kesadaran, suhu, nadi, tekanan darah dan frekuensi napas - Pemeriksaan menyeluruh dari kepala hingga kaki secara cepat PemeriksaanObstetri : - Periksa luar Menentukan bagian terbawah janin, menentukan letak janin ada kelainan atau tidak dan mengukur DJJ dengan doppler. - Periksa dalam (inspekulo) menentukan sumber pendarahan, apakah perdarahan berasal dari dalam ostium uteri atau hanya perdarahan yang berasal dari servix atau dinding vagina, serta menentukan jumlah perdarahannya. e. Dokter/ bidan melakukan penegakan diagnosis dengan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. f. Dokter/ bidan melakukan penatalaksaan, antara lain: Bila didapatkan ada tanda – tanda syok seperti akral dingin dan pucat, nadi>100x/menit teraba lemah dan tekanan darah sistolik < 90 mmhg maka hendaknya segara dilaukan stabilitasi keadaan umum sebelum pasien di rujuk kerumah sakit, dengan cara:
- Lakukan pemasangan infus 2 jalur intravena dengan menggunakan ringer laktat atau NaCl 0,9% dengan dosis loading secepatnya (kecepatan 1 L dalam 15 – 20 menit), dapat diulang kembali sampai maksimal 3L dalam 2 – 3 jam apabila keadaan pasien tidak membaik. - Lakukan pemasangan keteter untuk memantau urine output. Bila didapatkan tanda – tanda inpartu seperti cairan lender bercampur darah dan kontraksi uterus minimal terjadi 2 kali dalam 10 menit serta kehamilan lebih dari 37 minggu, lanjutkan dengan tatalaksana persalinan normal, kecuali pada pasien plasenta previa dan vasa previa. Jika kehamilan kurang dari 37 minggu sebaiknya pasien dirujuk ke rumah sakit. Bila tidak didapatkan tanda – tanda inpartu pikirkan perdarahan ente-parfum dan segera lakukan pemasangan infuse intravena lalu kemudian rujuk pasien kerumah sakit. Pada plasenta previa tidak disarankan untuk periksa dalam. g. Dokter/ bidan mendokumentasikan identitas psaien, hasil anamnesis, hasil pemeriksaan fisik, dan terapi yang diberikan kepada pasien di dalam rekam medis. h. Pasien di rujuk kerumah sakit untuk penanganan lebih lanjut. 6. Bagan Alir - 7. Hal – hal - yang perlu 8. Unit terkait a. Pelayanan bersalin b. Laboratorium 9. Dokumen a. Rekam medic b. Informed consent terkait c. Buku KIA diperhatikan d. Surat rujukan
Rekaman historis perubahan
Yang dirubah Isi Perubahan Tgl mulai Diberlakukan No