Anda di halaman 1dari 6

Pre Eklamsia terbagi atas 2 yaitu :

 PRE EKLAMSIA RINGAN


PENGERTIAN Tekanan darah antara 140/90 mmHg sampai < 160/110
mmHg
 PRE EKLAMSIA BERAT (PEB)
KLINIS :
- TD > 160/110 mmHg.
- Protein urin (+)
 Untuk mencegah terjadinya komplikasi (eklampsi) dan
progresifitas penyakit
 Mencegah terjadinya komplikasi dan progresifitas penyakit
TUJUAN
 Melahirkan bayi dengan komplikasi minimal
 Agar tidak ada keluhan kecemasan dari pasien, suami dan keluarga.
 Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar

KEBIJAKAN Mengacu pada standar operasional asuhan kebidanan


1. Persiapan alat :
 ATK dan status pasien
 Pengukur Tekanan Darah (tensimeter)
 Stetoscope
 Surat ijin tindakan
2. Persiapan pasien :
PROSEDUR  Pasien, suami dan keluarga diberitahu maksud
dan tujuan dilakukan tindakan.
 Pasien, suami dan keluarga diberi penjelasan
tentang langkah-langkah tindakan yang akan
dilakukan.
3. Persiapan Obat :
 MgSO4 40 %, Calcium Glukonas 10%
 Diazepam inj 10 mg
1. Observasi keadaan janin.
a. Pemeriksaan kardiotokografi (CTG) bila kehamilan > 36 mg.
b. Pemeriksaan USG
PELAKSANAAN
c. Bila terdapat tanda-tanda insufisiensi plasenta / gawat
janin TERMINASI KEHAMILAN.
2. Observasi keadaan ibu ,lihat komplikasi / progresifitas penyakit

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN PREEKLAMSI RINGAN ,


BERAT DAN EKLAMSI
PELAKSANAAN  PRE EKLAMSIA RINGAN
1. Pasien tidak perlu dirawat.
2. Dianjurkan banyak istirahat di rumah.
3. Antenatal secara teratur dan lebih ketat.
Diberikan obat anti hypertensi : - Nifedipin 3 x 10 mg kalau
perlu.
4. Diit tinggi kalsium-- - -2 gr/hari.
5. Rawat bila ada hal-hal lain seperti : infertilitas primer maupun
sekunder atau penyulit lain. (lihat kasus per kasus).
6. Observasi 2 minggu, bila tidak ada perbaikan pikirkan
kemungkinan terminasi

 PRE EKLAMSIA BERAT / EKLAMSIA


1. Pemberian MGSO4 sesuai protokol (lihat protokol pemberian
MgSO4).
2. Pemberian obat anti hypertensi, target penurunan tensi 25%
dari tensi awal(masuk) :
a. Nifedipin 3 x 10 mg
 Dapat diberikan peroral.
 Bila 1 jam setelah pemberian obat, TD tidak turun
dapat diberikan.
 Tambahan 10 mg oral, dosis maksimal 80 mg/ 24 jam.
 Bila dianggap perlu dapat ditambah.
b. Nicardipine
Bila tekanan darah tidak turun/persisten terhadap nifedipin
oral. Nicardipine dilarutkan dalam NaCL atau glukosa 5%
sehingga larutan 0,01%-0,02% (0,1-0,2 mg/dl). Diberikan
infus drip dengan kecepatan 0,5-6 mikrogram/kg BB/menit
sampai penuruna tekanan darah yang dikehendaki.

3. Observasi keadaan umum ibu.


a. TD, nadi, suhu, pernapasan setiap 30 menit.
b. Cek laboratorium PEB: DPL, UL, SGOT/PT,Ureum,
Kreatinin, GDS
c. Tanda-tanda perburukan, seperti :
 Muntah
 Pusing
 Mata berkunang-kunang
 HELLP Syndrome : Hemolisis (urine hematuria)
Elevated Liver Enzym
Low Platelet
 TD tidak turun atau semakin naik dengan pengobatan
adekuat
 Tanda-tanda perdarahan otak (lateralisasi, parese)
PELAKSANAAN 4. Bila preterm dan tekanan darah membaik atau normal serta
penyakit tidak progresif maka setelah dilakukan pematangan
paru pasien boleh rawat jalan dan kontrol setiap
minggu.Terminasi dilakukan bila PEB preterm dengan keadaan
tensi yang tidak membaik kemungkinan dilakukan terminasi.
5. Observasi kemajuan persalinan sesuai dengan Partograf bila
sudah inpartu.
6. Penjelasan kepada keluarga mengenai kemungkinan tindakan
operasi.
7. Surat ijin dilakukannya tindakan.

Terminasi kehamilan
1. SC bila PEB fase laten atau PEB dengan komplikasi
2. Pervaginam bila PEB fase aktif atau bayi lahir dalam waktu 12
jam
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN EKLAMSI

KLINIS
PENGERTIAN  Kejang dalam kehamilan, persalinan atau Post partum.
 Tekanan Darah umumnya > 160 / 100 mmHg
 Pasca kejang tidak sadar / ngorok.
 Untuk mencegah terjadinya komplikasi yang berat akibat kejang.
 Agar dapat memberikan pertolongan dengan segera.
TUJUAN
 Agar tidak ada keluhan kecemasan dari pasien, suami dan keluarga.
 Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar.
KEBIJAKAN Mengacu pada standar operasional asuhan kebidanan
1. Persiapan Alat dan obat : Trolley Emergency lengkap
2. Persiapan petugas : Tim Emergency yang selalu siap
3. Persiapan pasien :
PROSEDUR
 Suami dan keluarga diberitahu maksud dan tujuan dilakukan
tindakan.
 Suami dan keluarga diberi penjelasan tentang langkah-langkah
tindakan yang akan dilakukan.
1. Pasang infuse dan berikan obat anti kejang MgSO4 4 gr bolus
i.v/10 menit, bila kejang berulang dapat diberikan Magnesium
sulfat 2 gr bolus
i.v selama 10 menit. Bila kejang berulang dapat diberikan injeksi
PELAKSANAAN diazepam 10 mg iv atau Luminal 125 mg/i.m, lanjutkan dosis
magnesium sulfat maintenance 2 gr/jam (6 gr dalam infuse RL 500
cc).
2. Jaga jalan nafas agar teteap baik.
Mulut diganjal dengan spatel/gudel agar bebas, mudah menghisap
lender. Bahu pasien diganjal dengan kain setebal 5 cm agar leher
defleksi sedikit, tetapi kepala harus tetap lebih tinggi.
3. Beri Oksigen 4-6 ltr/mnt.
4. Berikan Nifedipin 10 mg oral bila pasien sadar yang dapat diulang
tiap 3-6 jam agar TD Diastolik 110 mmHg. Bila pasien tidak sadar
dan tekanan darah > 160 mmHg beri Nicardipine sesuai protokol.
5. Koreksi Asidosis.
6. Pemeriksaan Neurologik dan Reflek pupil untuk menentukan
kerusakan atau perdarahan otak.
7. Dalam waktu < 6 jam kehamilan harus diakhiri baik per Abdominal
maupun per Vaginam.
8. Penjelasan kepada keluarga tentang keadaan pasien dan rencana
tindakan.
Surat ijin tindakan.
STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR PEMERIAN MgSO4 PADA PREEKLAMSIA DAN
EKLAMSIA

Memberikan obat MgSo4 baik secara Intra Vena bolus maupun melalui
PENGERTIAN infuse sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Untuk mencegah terjadinya kejang pada pasien dengan Pre
Eklamsia dan kejang ulang pada eklampsi.
TUJUAN
 Untuk mencegah komplikasi yang ditimbulkan akibat pemberian
obat.
 Agar tidak ada keluhan kecemasan dari pasien, suami dan keluarga.
 Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar.
KEBIJAKAN Mengacu pada standar operasional asuhan kebidanan
PETUGAS Bidan dan Mahasiswa.
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
 Obat MgSO4
 Spuit 5 cc dan 10 cc
 Set pasang infus
 Cairan infuse
 Biknat dan mylon bila perlu
 Set pasang Dower Catheter.
 Urine Bag.
 Sepasang sarung tangan.
 Bengkok.
2. Persiapan pasien :
 Pasien, suami dan keluarga diberitahu maksud
dan tujuan dilakukan tindakan.
 Pasien, suami dan keluarga diberi penjelasan
tentang langkah-langkah tindakan yang akan
dilakukan.
3. Persiapan obat :
 Magnesium sulfat 20%, 40%
 Calcium glukonas 10%
 Infus RL
 Nifedipine tab 10 mg
 Inj Nicardipine
 Inj Diazepam 10 mg
INDIKASI :
 Pre Eklamsia berat
 Eklamsia Iminens
 Eklamsia

SYARAT :
 Pernapasan > 16x / menit.
 Reflek patella ( + )
 Diuresis cukup (25 ml / jam)
 Urine berwarna jernih
 Antidotum tersedia.
CARA PEMBERIAN :
MgSO4 40% = 10 gram MgSO4 dalam 25 ml.
MgSO4 20% = 5 gram MgSO4 dalam 25 ml.
3. Pertama kali diberikan 4 gr bolus i.v MgSO4 dalam 10
menit. (MgSO4 40% sebanyak 5 ml atau MgSO4 20%
sebanyak 10 ml)
4. Dilanjutkan dengan 12 gr MgSO4 dalam RL 5% untuk 6 jam (28
tts/mnt) 2 gr/jam.
5. Kolf berikutnya tetap diberikan 12 gr MgSO4 dalam Dextrose 5%
untuk 6 jam.

KEJANG ULANG
6. Magnesium sulfat diberikan 2 gr bolus i.v dalam 10 menit.
7. Bila kejang berulang lagi dapat diberikan diazepam 10 mg i.v
bolus atau phemobarbital 125 mg i.m
8. Pemberian MgSO4 tetap dilanjutkan dengan dosis dan
tetesan maintenance.

PENGHENTIAN PEMAKAIAN
1. Bila ada tanda-tanda keracunan obat.
2. Setelah 24 jam pengobatan.
3. 12 jam Post Partum PEB atau 24 jam postpartum eklampsi.

TANDA-TANDA KERACUNAN
1. Paralysis total
2. Depresi pernapasan
3. Hypotensi

ANTIDOTUM
1 ampul Calcium Glukonas 10% (10 cc) diberikan i.v selama 3 menit.

Anda mungkin juga menyukai