Anda di halaman 1dari 5

RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH MAYONG JEPARA

Jl.Pegadaian No. 12 Mayong, Jepara 59465, Telp. (0291) 4256500/Fax (0291) 4256556, Email:
rspkumuhammadiyah77@yahoo.com

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)


EKLAMPSIA

1. Pengertian Suatu keadaan kejang atau penurunan kesadaran pada preeclampsia atau
(Definisi) preeklamsia berat.

2. Indikasi Dilakukan anamnesis pada pasien/keluarganya


1. Adanya gejala-gejala : gangguan serebra, gangguan penglihatan, dispneu,
nyeri dada, mual muntah sebelum kejang atau penurunan kesadaran, kejang
dan penurunan kesadaran
2. Penyakit terdahulu : adanya hipertensi dalam kehamilan, penyakit autoimun,
penyakit hepar dan penyakit ginjal
3. Riwayat penyakit keluarga : ditanyakan riwayat kehamilan dan penyulitnya
pada ibu dan saudara perempuannya
4. Riwayat gaya hidup : keadaan lingkungan sosial, apakah merokok dan minum
alkohol
5. Gerak janin
6. Keluhan sehubungan dengan kehamilan : kontraksi, nyeri abdomen,
pengeluaran pervaginam

3. Pemeriksaan Fisik 1. Gangguan airway, breathing dan circulation


2. Penilaian kesadaran dengan skor GCS
3. Gangguan serebral
4. Gangguan penglihatan
5. Kardiovaskuler : evaluasi tekanan darah, suara jantung,
6. Paru : auskultasi paru untuk mendiagnosis edema paru
7. Abdomen : palpasi untuk menentukan adanya nyeri pada hepar
8. Ekstremitas : evaluasi lateralisasi
9. Refleks : adanya klonus
10. Penilaian saturasi oksigen
11. Pemeriksaan obstetri dasar
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH MAYONG JEPARA
Jl.Pegadaian No. 12 Mayong, Jepara 59465, Telp. (0291) 4256500/Fax (0291) 4256556, Email:
rspkumuhammadiyah77@yahoo.com

4. Kriteria Diagnosis Ditemukannya kejang atau penurunan kesadaran pada preeklampsia.


Kriteria diagnosis preeklampsia dapat ditegakkan bila ditemukan tanda-tanda di
bawah ini:
a. Tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darahdiastolik ≥ 90
mmHg pada dua kali pemeriksaan dengan selang waktu 4 jam kecuali bila
tekanan darah ≥ 160/110 maka tidak perlu pemeriksaan ulang.
b. Proteinuria > 0,3 g/24 jam atau protein/creatinine ratio ≥ 0,3 mg/dL.
Kriteria diagnosis preeklampsia berat bila pada preeklampsia ditemukan salah
satu hal dibawah ini :
- Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 110
mmHg pada dua kali pemeriksaan dengan selang waktu 4 jam.
- Trombositopeni : ≤ 100.000/uL
- Insufisiensi renal : creatinine serum > 1,1 mg/dL atau meningkat
sebanyak 2 kali.
- Kerusakan hepar : fungsi hepar meningkat sebanyak 2 kali atau nyeri
epigastrium persisten
- Edem pulmonum
- Gangguan penglihatan atau serebral
- Pertumbuhan janin terhambat

5. Diagnosis kerja Eklampsia

6. Diagnosis banding Stroke


Epilepsi
7. Pemeriksaan - Laboratorium : darah rutin, GDS, elektrolit, fungsi hepar, fungsi ginjal, studi

penunjang koagulasi, LDH (bila ada), HbsAg, urin rutin


- Pemeriksaan janin : USG dan NST untuk menilai taksiran berat janin, jumlah
air ketuban, kesejahteraan janin
- Pemeriksan analisa gas darah bila pemeriksaan saturasi oksigen <92 % atau
ditemukan edem paru.

8. Terapi a. Pengelolaan kejang


- Jika belum ada akses intravena maka kejang dibiarkan sampai berhenti
jika belum ada akses intravena. Jaga agar pasien tidak jatuh dengan
memasang pengaman tempat tidur dan mencederai lidahnya dengan
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH MAYONG JEPARA
Jl.Pegadaian No. 12 Mayong, Jepara 59465, Telp. (0291) 4256500/Fax (0291) 4256556, Email:
rspkumuhammadiyah77@yahoo.com

pemasangan spatel lidah. Jaga agar tidak terjadi aspirasi dengan


memiringkan ibu ke satu sis. Jika kejang tidak berhenti atau ada henti
nafas maka dilakukan intibasi endotracheal.
- Jika sudah ada akses intravena maka dapat diberikan MgSO4 2 g yang
dapat diulang sampai 2 kali pemberian. Jika tidak berespon terhadap
MgSO4 maka dapat diberikan phenitoin, diazepam atau midazolam.
b. Pengelolaan antepartum pasca kejang teratasi
Obervasi dan manajemen inisial di UGD red zone :
- Evaluasi ibu: gejala, temuan klinis (sesuai pemeriksaan fisik), saturasi
oksigen dan pemeriksaan laboratorium
- Monitor denyut jantung janin dan kontraksi
- Pemberian oksigen dengan masker rebreathing 6 – 8 L/menit
- Pemberian MgSO4
Dosis loading MgSO4 4 g selama 5 – 10 menit, dilanjutkan dengan dosis
pemeliharaan 2 g/jam atau 1g/jam. Perhatikan syarat pemberian MgSO4.
- Komplikasi edem paru hampir sering ditemukan. Bila ditemukan ada
takipnea, takikardi dan saturasi < 93 persen dan ditemukan adanya ronkhi
basal halus pada paru maka dapat diberikan furosemid 20 – 40 mg IV dan
kolaborasi dengan Ts SPJP.
- Komplikasi edem otak juga dapat ditemukan. Bila terjadi penurunan
kesadaran, kejang berulang dan ada defisit neurologi maka diperlukan
konsultasi dengan neurologi.
- Pemberian antihipertensi awal bila tekanan darah ≥ 160/110 mmHg,
setengah jam setelah pemberian MgSO4.
- Pilihan pertama antihipertensi adalah Nifedipin 10 mg oral dapat diulang
15 – 30 menit dengan dosis maksimal 30 mg. Terapi oral yang lain
adalah metildopa 500 mg tiap 6 – 8 jam.
- Jika terapi oral gagal maka dikonsulkan dengan Ts SpJP dan dapat
diberikan preparat lain secara intravena yaitu nicardipin. Nicardipin infus
yaitu 3 mg/jam, dan dapat dititrasi 0,5 mg/jam hingga maksimum 10
mg/jam atau hingga penurunan tekanan arterial rata –rata sebesar 25%
tercapai. Kemudian dosis dapat dikurangi dan disesuaikan sesuai dengan
respon.
- USG: pertumbuhan janin, jumlah cairan ketuban dan bila memungkinkan
penilaian kesejahteraan janin. Gangguan denyut jantung janin dapat
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH MAYONG JEPARA
Jl.Pegadaian No. 12 Mayong, Jepara 59465, Telp. (0291) 4256500/Fax (0291) 4256556, Email:
rspkumuhammadiyah77@yahoo.com

ditemukan pada 15 menit pasca kejang.


- Dapat dimulai pemberian kortikosteroid di UGD pada usia kehamilan 28
– 34 minggu.
- Perawatan di HCU / ICU atau kamar bersalin sesuai kondisi klinis
pasien.

c. Terminasi kehamilan
- Dilakukan terminasi kehamilan tanpa memandang usia kehamilan
setelah stabilisasi terlebih dahulu.
- Pilihan cara terminasi kehamilan secara perabdominal, kecuali sudah
kala II dapat dilakukan persalinan pervaginam dengan peringan kala II
(Ekstraksi Vakum)

d. Pengelolaan postpartum
- Pengawasan nifas
- Pemberian MgSO4 diberikan dalam 24 jam post partum
- Antihipertensi tetap diberikan bila tekanan darah ≥ 140/90
- Pengawasan tanda dan gejala perburukan setiap saat selama 72 jam
postpartum.
- Diit sesuai kondisi pasien
- Mobilisasi dapat dilakukan secara bertahap
- Pemberian ASI eksklusif jika tidak ditemukan penyulit decomp cordis kiri
akut NYHA IV.
- Perhatikan variasi klinik yang kemungkinan akan banyak ditemukan.
9. Edukasi 1. Dokter yang merawat pasien tersebut harus :
a. Memberikan penjelasan mengapa harus dilakukan perawatan terhadap
kehamilan dengan eklampsia dalam kehamilan
b. Memberikan informasi dan penjelasan tentang tata cara perawatan dalam
rawat inap dan rawat jalan yang akan dilakukan.
c. Menjelaskan risiko yang mungkin terjadi baik yang diduga maupun yang
tidak diduga sebelumnya.
d. Memberikan informasi tentang prognosis penyakit
e. Memberikan kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk mendapatkan
penjelasan ulang.
f. Meminta persetujuan tertulis untuk tindakan medik yang harus diambil
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH MAYONG JEPARA
Jl.Pegadaian No. 12 Mayong, Jepara 59465, Telp. (0291) 4256500/Fax (0291) 4256556, Email:
rspkumuhammadiyah77@yahoo.com

selama perawatan dengan menandatangani lembar persetujuan tindakan


medik.

10. Prognosis Dubia ad gonam / malam tergantung kondisi janin dan ibu

Diagnosis : I
11. Tindakan evidens Terapi : I

12. Indicator medis - Klinis ibu


- Laboratorium ibu
- USG Obstetri
13. Kepustakaan 1. Hypertension in pregnancy. American College Obstetrics and gynecologic
2013
2. Pedoman nasional pengelolaan klinis preeklampsia 2012
3. Sibai BM. A stepwise approach to managing eclampsia and other hypertensive
emergencies. OBG Manag. Oct 2013;25(10):35-48.
4. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rause DJ, Spancy CY.
Williams obstetrics. 23 ed. New York: Mc Graw Hill; 2010. p.706-47
5. Pedoman pengelolaan hipertensi dalam kehamilan di Indonesia. Edisi kedua
tahun 2005 oleh Kelompok kerja penyusunan “Pedoman pengelolaan hipertensi
dalam kehamilan di Indonesia” Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI.
6. Working Group on High Blood Pressure on Pregnancy. Report of the National
High Blood Pressure Education Program. Am J Obstet Gynecol 2000;183:S1-
S21

Anda mungkin juga menyukai