Anda di halaman 1dari 3

SOP EKLAMPSIA

No. No. Revisi Halaman


Dokumen 1/3
Jl. Stadion Patroman
Kav III No 5
Kota Banjar

Tanggal Ditetapkan :
Terbit Direktur RSU Banjar Patroman
SPO

dr. Suci Dara


Eklampsia adalah kelainan akut pada ibu hamil saat hamil
tua, persalinan atau masa nifas, ditandai dengan timbulnya
PENGERTIAN
kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukan
gejala-gejala pre eklampsi.
Untuk mengatasi kejang, mencegah komplikasi, memperbaiki
TUJUAN keadaan umum ibu dan terminasi kehamilan pada saat yang
tepat.
1. Umur kehamilan lebih dari 20 minggu
2. Tanda-tanda pre eklampsi (hipertensi, proteinuria)
KEBIJAKAN 3. Kejang-kejang dan koma, saat persalinan atau
sampai 10 hari saat nifas
4. Kejang-kejang disertaidengan gangguan fungsiorgan.
PROSEDUR 1. Obat-obat untuk anti kejang
a. Mgso4, protocol sama dengan pemberian mgso4
pada pre eklampsi berat, diteruskan sampai dengan
24 jampasca persalinan atau 6 jam bebas kejang
b. Syarat :
- Refleksi patella harus positif
- Tidak ada tanda-tanda depresi pernapasan (respirasi
lebih dari 16x/mnt)
- Produksi urine tidak kurang dari 25 cc/jam atau 150
cc/6 jam
- Apabila ada tanda-tanda kejang lagi, diberikan sekali
lagi mgso4, dan bila masih timbul kejang lagimaka
diberikan pentotal 5 mg/KgBB iv pelan-pelan
- Bila ada tanda-tanda keracunan mgso4, diberikan
antidotum calcciumgluconas 10% 10 cc iv pelan-
pelan selama 3 menit atau lebih
- Apabila diluar sudah diberikan pengobatan diazepam,
maka dilanjutkan pengobatan dengan mgso4
2. Mencegah komplikasi
a. Obat-obat antihipertensi,bila systole lebih atau sama
dengan 180 mmHg atau diastole lebih atau sama
dengan 110 mmHg digunakan injeksi 1 ampul
klonodin (lihat pre eklampsi berat)
b. Diuretika, hanya diberikan atas indikasi :
- Edema paru
- Kelainan fungsi ginjal (bila factor pre renal sudah
diatasi) diberikan furosemide injeksi 40mg/im
c. Kardiotonika, diberikan atas indikasi:
- Adanya tanda-tanda payah jantung
- Edema paru diberikan digitalisasi cepat dengan
cedilanid
d. Antibiotika, diberikan ampisilin 3x1 gr iv
e. Antipiretika, diberikan xylomidon 2 cc/im dan atau
kompres alcohol
3. Memperbaiki keadaan ibu
a. Infuse RL / D5 %
b. Pasang CVP untuk pemantauan keseimbangan
cairan
c. Pemberian kalori (D5 %)
d. Koreksi keseimbangan asam basa (pada keadaan
asidosis maka diberikan Na.Bic / meylon 50 meq/iv
4. Perawatan penderita dengan koma
a. Monitoring kesadaran dan dalamnya koma memakai
Glassgow-pittsburg coma scale
b. Pada perawatan koma, perlu diperhatikan
pencegahan dekubitus dan makanan penderita
c. Pada koma yang lama, bila nutrisi tidak mungkin,
cukup diberikan dalam bentuk naso gastric tube
(NGT)
5. Pengobatan Obstetrik
a. Sikap dasar adalah semua kehamilan dengan
eklampsi harus diakhiri tanpa memandang umur
kehamilan dan keadaan janin
b. Kehamilan diakhiri bila sudah terja stabilisasi
(pemulihan). Stabilisasi hemodinamik dan metabolism
ibu dicapai dalam 4-8 jam setelah salah satu atau
lebih keadaan dibawah ini :
- Setelah pemberian obat anti kejang terakhir
- Setelah kejang terakhir
- Setelah pemberian obat-obat anti hipertensi terakhir
- Penderita mulai sadar (responsive dan orientasi)
c. Cara terminasi kehamilan
- Induksi persalinan bila hasil KTG normal
- Drip oksitosin dengan syarat PS atau sama dengan
atau lebih dari 5
- Seksio sesaria bila :
 Syarat drip oksitosin tidak dipenuhi atau adanya
kontraindikasidrip oksitosin
 Persalinan belum terjadi dalam waktu 12 jam
 Bila hasil KTG patologi
d. Perawatan pasca persalinan
- Bila persalinan terjadi pervaginam, monitoring tanda-
tanda vital dilakukan sebagaimana lazimnya
- Pemeriksaan laboratorium dikerjakan setelah 24 jam
persalinan
UNIT TERKAIT PONEK, Ruang Bersalin, Ruang Nifas, Poli Klinik Kebidanan

Anda mungkin juga menyukai