SPO
c. Gagal ginjal.
a) Terapi suportif termasuk pemberian obat
antihipertensi
b) Bila terjadi peningkatan volume arah intra vaskuler,
batasi pemberian garam 1-2 gram per hari dan
batasi air (< 1 liter / hari)
c) Memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit
d) Nutrisi sesuai dengan pasien gagal ginjal, batasi
protein (-0,5 g/kgBB/hari), dan rendah karbohidrat
(-100 gram/hari)
e) Dialisis kalau ada indikasi:
i. Klinis uremia
ii. Peningkatan volume intravaskuler yang sulit
diatasi
iii. Hiperkalemia atau asidosis yang resisten
dengan perawatan konservatif
iv. Profilaksis dialisis bila : BUN >50-70 mg/dl
atau kreatinin > 6-7 mg / dl
f) Pasien eklampsia dengan gagal ginjal harus
dikonsultasikan kepada bagian Penyakit Dalam cq
Divisi Nefrologi.
d. Disseminated Intravascular Coagulation
a) Mempertahankan volume sirkulasi dan
memberikan pengganti komponen darah atau
faktor pembekuan sesuai dengan hasil
pemeriksaan darah.
b) Diberikan PRC; transfusi cepat sampai klinis
membaik atau hematokrit ≥ 25%. Berikan satu
ampul Calsium Glukonas setiap pemberian 5
kantong PRC
c) Cryoprecipitat, volume 35-40 cc
Diberikan bila fibrinogen < 100 mg/dl
Tiap unit meningkatkan fibrinogen 5-10 mg/dl.
d) Fresh Frozen Plasma (FFP), volume 250 cc
Diberikan untuk mengkoreksi PT, aPTT, dan
fibrinogen. Diberikan bila kadar fibrinogen kurang <
100 mg/dl atau < 150 mg/dl yang disertai dengan
tanda perdarahan. Diberikan 4 kantong pada awal,
kemudian diberikan lagi sesuai dengan kebutuhan
e) Platelet Konsentrat
Berikan bila kadar trombosit < 20.000 /mm3
meskipun tidak ada tanda perdarahan atau kadar
trombosit < 50.000 / mm3 bila disertai dengan
perdarahan
f) Persalinan segera dilakukan setelah syarat
terpenuhi.
Catatan: Pasien eklampsia dengan DIC harus
dikonsultasikan dengan Bagian Penyakit Dalam.
e. Ruptur hepar
Segera lakukan konsultasi Bagian Bedah Digestif untuk
dilakukan eksplorasi laparotomi.
f. Perdarahan intracranial.
g. Apabila dicurigai adanya perdarahan intracranial maka
dikonsulkan ke bagian Bedah Saraf.
h. Koma
Konsultasi ke Bagian Anestesi dan Rawat Intensif.
1. Penanganan Obstetri:
Sikap terhadap kehamilan:
a. Sikap dasar adalah semua kehamilan dengan eklampsia
harus diakhiri tanpa memandang umur kehamilan dan
keadaan janin, setelah kondisi ibu stabil.
Stabilisasi hemodinamik dan metabolisme ibu dicapai
dalam 4-8 jam setelah salah satu atau lebih keadaan di
bawah ini:
a) Setelah pemberian obat anti kejang terakhir.
b) Setelah kejang terakhir
c) Setelah pemberian obat-obat anti hipertensi terakhir.
d) Penderita mulai sadar (responsif dan orientasi).
b. Cara terminasi kehamilan:
a) Bila hasil KTG normal induksi persalinan dengan drip
Oksitosin; dengan syarat PS sama dengan atau lebih
dari 5
b) Seksio Sesaria bila:
i. Syarat drip oksitosin tidak dipenuhi atau adanya
kontraindikasi drip oksitosin
ii. PS < 5
iii. Persalinan (fase aktif) belum terjadi dalam waktu
12 jam pasca induksi
iv. Bila hasil KTG patologis
v. Umur hamil < 32 minggu (kurang dari 1/3 berhasil
induksi)
c. Perawatan pasca persalinan:
Bila persalinan terjadi pervaginam, monitoring tanda-
tanda vital dilakukan sebagaimana lazimnya.
Pemeriksaan laboratorium untuk monitoring dikerjakan setelah 24
jam persalinan.
1. Ruang Bersalin
2. IGD
3. Ruang Nifas
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Bedah Sentral
5. Ruang Perinatologi
6. Ruang HCU