Anda di halaman 1dari 32

PREEKLAMSIA BERAT

 Definisi.
PE berat adalah preeklamsia dengan
tekanan darah sistolik 160 mmHg atau
lebih dan diastolik 110 mmHg atau lebih
disertai proteinuria lebih dari 5g/24jam.
 Diagnosis.
Digolongkan PE berat apabila ditemukan
satu atau lebih gejala sebagai berikut:
a. TD sistolik 160mmHg,atau lebih dan
diastolik 110mmHg atau lebih.
b. Proteinuria lebih 5gr/24 jam atau 4+.
c. Oliguria,produksi urin <500cc/24jam.
d. Kenaikan angguan visus dan serebral:
penurunan kesadaran, nyeri kepala,
skotoma, dan pandangan kabur.
e. Nyeri epigastrium atau nyeri pada
kwadran kanan atas abdomen akibat
peregangan kapsula Glisson.
f. Edema paru dan sianosis.
g. Hemolisis mikroangiopatik.
h. Trombositopenia berat, < 100.000/ml
atau penurunan trombosit dengan
cepat.
i. Gangguan fungsi hepar <kerusakan
hepatoselular>: kenaikan kadar alanin
dan aspartate aminotransferase.
j. Pertumbuhan janin terhambat.
k. Sindroma HELLP.
 Pembagian PEB.
1.PEB tanpa impending eklamsia.
2.PEB dengan impending eklamsia,yaitu disertai
gejala-gejala:
a. Nyeri kepala hebat.
b. Pandangan kabur.
c. Mual dan muntah.
d. Nyeri epigastrium.
e. Nyeri kuadran kanan atas abdomen.
f. Kenaikan progresif tekanan darah.
 Penatalaksanaan.
Meliputi:
a. Pencegahan kejang.
b. Pengobatan hipertensi.
c. Pengelolaan pemberian cairan.
d. Terapi suportif terhadap penyulit organ-
organ yang terlibat.
e. Saat yang tepat untuk persalinan.
 Penatalaksanaan.
Meliputi dua unsur yaitu:
1. Sikap terhadap penyakitnya yaitu terapi
medisinalis.
2. Sikap terhadap kehamilannya, yaitu
penanganan aktif dimana kehamilan di-
akhiri/terminasi.
 Pengobatan medisinalis.
> Rawat inap di Rumah Sakit, tirah bar-
ing.
> Pasang Infus, kontrol pemberian
cairan/input dan output.
> Pasang kateter menetap dan ukur urin
output.
> Pemberian antikejang.
Obat terpilih adalah Magnesium sulfat
<MgSO4>. Magnesium sulfat berkom-
petisi dengan kalsium, dimana kalsium
perlu dalam transmissi neuromuskular
pada sinaps. Kadar kalsium yang tinggi
dalam darah dapat menghambat kerja
magnesium sulfat.
 Cara pemberian MgSO4.
> Loading dose : initial dose.
Berikan 4 gr MgSO4 40% bolus intra-
vena selama 15 menit.
> Maintenance dose.
Berikan 6 gr MgSO4 40% dalam RL
500 cc habiskan dalam 6 jam atau 15 –
20 tetes permenit.
Maintenance dose dapat juga diberikan
dengan cara 4 gr MgSO4 40 % intra-
muskular tiap 4 jam boka-boki bergantian,
sampai 24 jam pospartum.
 Syarat pemberian MgSO4.
1. Harus tersedia antidotum MgSO4 yaitu
kalsium glukonas 10% untuk menga-
tasi intoksikasi diberikan iv selama 3
menit.
2. Refleks patella + kuat.
3. Frekuensi pernapasan > 16 kali/mnt,
tdk ada tanda-tanda distres pernapa- san.
 Magnesium sulfat dihentikan bila:
> Ada tanda-tanda intoksikasi.
> Setelah 24 jam pascapersalinan atau
24 jam setelah kejang terakhir.
 Antikonvulsan lain adalah:
> Tiopental sodium.
> Amobarbital sodium.
> Diazepam.
> Fenitoin.
 Pemberian diuretik.
> Tidak diberikan rutin.
> Diberikan bila terdapat edema paru-
paru, payah jantung kongestif, atau
edema anasarka.
 Diuretika dapat menyebabkan:
> Hipovolemia.
> Memperburuk perfusi uteroplasenta.
> Meningkatkan hemokonsentrasi.
> Dehidrasi pada janin.
> Menurunkan berat janin.
 Pemberian antihipertensi.
Antihipertensi diberikan bila sistolik 180
mmHg atau lebih dan/atau diastolik 110
mmHg atau lebih.

Antihipertensi terpilih adalah Nifedipin, do-


sis 10 – 20 mg per oral dapat diulangi
setelah 30 menit, maksimum 120 mg
dalam 24 jam.
 Pemberian nifedipin sublingual tidak dian-
jurkan karena efek vasodilatasi sangat
cepat, sehingga hanya boleh diberikan per
oral.
 Antihipertensi lain adalah clonidin < cat-
apres>, diberikan perinjeksi.
 Sikap terhadap kehamilannya.
1. Aktif.
Kehamilan segera diakhiri/terminasi
bersamaan dengan penanganan medisi-
nalis.
2. Konservatif<ekspektatif>.
Kehamilan dipertahankan bersamaan
dengan terapi medisinalis.
 Kriteria penanganan aktif adalah:
1. Ibu <terdapat satu/lebih>
> Kehamilan 37 minggu/lebih.
> Ada tanda/gejala impending E.
> Gagal terapi konservatif, klinis dan
laboratorium memburuk.
> Diduga solusio plasenta.
> Ggn fungsi hepar/ginjal.
> Inpartu, KPD, atau perdarahan.
2. Janin.<satu atau lebih>
> Tanda-tanda fetal distres/gawat
janin.
> Tanda-tanda Pertumbuhan Janin
Terhambat. <PJT>.
> NST nonreaktif dengan profil
biofisik abnormal.
> Oligohidramnion.
3. Laboratorium.
> Sindroma HELLP khususnya
penurunan trombosit dengan cepat/
tajam.
 Cara persalinan.
1. Belum inpartu.
a. Induksi persalinan bila skor Bishop
8 atau lebih. Dalam waktu 24 jam
harus dicapai kala II, bila tidak induksi
dianggap gagal dan dilakukan SC.
b. Indikasi SC.
> tdk ada indikasi P/V.
> Induksi gagal.
> Maternal distres.
> Gawat janin.
> Umur kehamilan < 33mg.
2. Inpartu.
a. Pantau jalannya persalinan
dengan Partograf.
b. Memperpendek kala II.
c. PG direkomendasikan SC.
d. Regional anestesia, epidural
anestesia, anestesi umum tdk dian-
jurkan.
 Perawatan konservatif.
A. Tujuan.
1. Mempertahankan kehamilan
sampai viable untuk dilahirkan.
2. Meningkatkan kesejahteraan bayi
baru lahir tanpa mempengarui ke-
selamatan ibu.
B. Indikasi.
Kehamilan < 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda
dan gejala-gejala impending eklamsia.
C. Terapi medikamentosa.
> Rawat RS.
> Pemberian MgSO4.
> Bila mencapai PE ringan dapat PBJ sete-
lah dirawat 2-3 hari.
> Pd kehamilan < 34 minggu diberikan
kortikosteroid selama 48 jam.
 Perawatan di RS.
1. Amati gejala klinis seperti nyeri kepala, pan-
dangan kabur, nyeri perut kanan atas, nyeri
epigastrium, kenaikan BB dengan cepat.
2. Timbang BB tiap hari.
3. Periksa proteinuria setiap 2 hari.
4. USG
5. Sedapat mungkin pertahankan sampai aterm
 Komplikasi ibu.
1. Perdarahan intrakranial, edema serebri,
edema retina dll.
2. Hematoma hepar, ruptur kapsul hepar.
3. Gagal ginjal, ATN.
4. DIC, trombositopenia.
5. Edema paru, iskemik jantung.
6. Asites,hipertensi tdk terkontrol.
 Komplikasi janin.
1. PJT.
2. Solusio plasenta.
3. Prematuritas.
4. KJDK.
5. Kematian neonatal.
6. Sepsis.
7. Serebral palsy.
------------------------

Anda mungkin juga menyukai