Anda di halaman 1dari 69

Mini project

EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT


PADA PASIEN TUBERKULOSIS (TB) PARU DI PUSKESMAS
GUNTING SAGA
Oleh:
dr. Yossy Novriance Siburian
OUTLINE

1 Pendahuluan

2 Tinjauan Pustaka

3 Metodologi Penelitian

4 Hasil Penelitian

5 Kesimpulan & Saran


2
LATAR BELAKANG
IB
BA
Tuberkulosis paru atau TB paru adalah penyakit sistem
pernafasan yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini juga dapat
menginfeksi organ lain, seperti organ pencernaan, organ
limfaretikular, kulit, sistem saraf pusat, sistem
muskuloskeletal, hati, dan sistem reproduksi.
Tahun 2016, terdapat 10,4 juta kasus insiden TB. Asia Tenggara
dan Afrika menyumbang 67% dari kasus TB di dunia

Tahun 2017, insidensi TB 391 per 100.000 penduduk dan


prevalensi 619 per 100.000 penduduk.

Tahun 2018, terdapat 472 kasus di Kabupaten Labuhan Batu


Utara
WHO merekomendasikan
pelaksanaan strategi Directly Kepatuhan terhadap pengobatan
observed Treatment Shortcourse jangka panjanng tuberkulosis
(DOTS) pada tahun 1995 dengan merupakan kunci dalam pengendalian

lima komponen kunci tuberkulosis.


Angka keberhasilan pengobatan
pasien TB sebesar 82,7% pada Tingkat kepatuhan pasien penderita

tahun 2020, lebih rendah TB dalam menjalani pengobatan

dibandingkan tahun sebelumnya merupakan salah satu faktor dominan

yang mencapai 82,9%. yang dapat menjadi parameter


keberhasilan pengobatan TB
Bagaimana tingkat kepatuhan pasien TB Paru
dalam menjalani pengobatan di Puskesmas
Gunting Saga ?
Tujuan Penelitian

UMUM
Mengetahui tingkat kepatuhan penggunaan obat pada pasien TB Paru dalam menjalani
pengobatan di Puskesmas Gunting Saga

KHUSUS
1. Mengetahui tingkat kepatuhan penggunaan obat pada pasien TB paru dalam menjalani
pengobatan di Puskesmas Gunting Saga berdasarkan motivasi dan pengetahuan.
2. Mengetahui hubungan antara faktor sosial ekonomi (biaya pengobatan, biaya
transport, jarak rumah, dan dukungan keluarga) dengan tingkat kepatuhan penggunaan
obat pada pasien TB paru di Puskesmas Gunting Saga.
3. Mengetahui hubungan antara faktor kompleksitas regimen (lama berobat dan efek
samping pengobatan) dengan tingkat kepatuhan penggunaan obat pada pasien TB paru
di Puskesmas Gunting Saga.
Manfaat Penelitian

INSTANSI TERKAIT

MASYARAKAT DAN RESPONDEN

PENELITI
02
B
BA

TINJAUAN PUSTAKA
2
PROFIL PUSKESMAS GUNTING SAGA

E1
ID
SL

Puskesmas Gunting Saga mencakup 8 desa dan 1 kelurahan dengan luas wilayah 248,99
km2
Total Jumlah Penduduk : 44.069 jiwa
Jumlah Penduduk laki-laki : 22.130 jiwa
Jumlah Penduduk perempuan : 21.939 jiwa
Jumlah kepala keluarga : 10.746 jiwa
JUMLAH KASUS TB PARU DI PUSKESMAS

3
E1
GUNTING SAGA
ID
SL

No. Bulan Jumlah


1. Januari 9
2. Februari 6
3. Maret 4
4. April -
5. Mei 7
6. Juni 3
7. Juli 3
4
DEFINISI TB PARU

E1
ID
SL

Tuberkulosis paru atau TB paru adalah penyakit menular di sistem


pernafasan yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah
pemajanan. Dalam jaringan tubuh, bakteri ini dapat dormant,
tertidur lama selama beberapa tahun.
5
ETIOLOGI DAN TRANSMISI TB PARU

E1
ID
SL
6
EPIDEMIOLOGI TB PARU

E1
ID
SL
• Secara global, pada tahun 2020, sekitar 10 juta orang diestimasikan
terinfeksi TB di seluruh dunia.
• jumlah kasus baru TB paling banyak terjadi di Asia tenggara dengan
43% kasus baru, lalu Afrika sebanyak 25% dan Pasifik Barat sebanyak
18%.
• insidensi TB di Indonesia mencapai 316 per 100.000 penduduk di
tahun 2018.
• Menurut data nasional maupun data setiap provinsi, jumlah kasus laki-
laki lebih tinggi daripada perempuan
7
FAKTOR RISIKO TB PARU

E1
ID
SL
• Memiliki kontak erat dengan orang dengan penyakit TB aktif yang infeksius
• Berada di tempat dengan risiko tinggi terinfeksi TB (contoh: lembaga
permasyarakatan, fasilitas perawatan jangka panjang)
• Petugas kesehatan
• Orang dengan HIV positif dan penyakit imunokompromis lain
• Orang yang mengonsumsi obat imunosupresan dalam jangka waktu panjang
• Perokok
• Konsumsi alkohol tinggi
• Anak usia < 5 tahun dan lansia
PATOGENESIS TB PARU
9
KLASIFIKASI TB

E1
ID
SL

LOKASI ANATOMI

• TB Paru
• TB Ekstra Paru

RIWAYAT PENGOBATAN

• Kasus Baru
• Kasus dengan riwayat pengobatan sebelumnya
0
KLASIFIKASI TB

E2
ID
SL

UJI KEPEKAAN OBAT

• Monoresistensi
• Poliresistensi
• TB MDR
• TB XDR dan TB RR

STATUS HIV
• HIV Positif
• HIV Negatif
• HIV tidak diketahui
1
DIAGNOSIS TB PARU

E2
ID
SL
ANAMNESIS
• Batuk berdahak ≥ 2 minggu
• Batuk berdahak dapat bercampur darah
• Dapat disertai nyeri dada
• Sesak nafas
• Malaise
• Penurunan berat badan
• Menurunnya nafsu makan
• Menggigil
PEMERIKSAAN FISIK
• Kelainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus superior terutama daerah apeks dan
segmen posterior (S1 dan S2), serta daerah apeks lobus inferior (S6)
• Suara napas bronkial, amforik, suara napas vesikuler yang melemah, ronki basah kasar/halus,
dan/atau tanda-tanda penarikan paru, diafragma, dan mediastinum.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
BAKTERIOLOGIS 1

2 KULTUR SPUTUM

GENE XPERT MTB/RIF


ASSAY
3

4 RADIOLOGIS

TUBERKULIN/MANTOUX 5

22
ALUR DIAGNOSIS
TB
PENATALAKSANAAN TB PARU

TUJUAN PENGOBATAN TB PARU

MENYEMBUHKAN, MEMPERTAHANKAN
KUALITAS HIDUP DAN PRODUKTIVITAS PASIEN

CEGAH KEMATIAN

CEGAH KEKAMBUHAN DAN


MENGURANGI PENULARAN

CEGAH PERKEMBANGAN DAN


PENULARAN RESISTEN OBAT

24
5
PRINSIP PENGOBATAN TB

E2
ID
SL
• Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang tepat mengandung
minimal 4 macam obat untuk mencegah terjadinya resistensi
• Diberikan dalam dosis yang tepat
• Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO (pengawas
menelan obat) sampai selesai masa pengobatan.
• Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup terbagi dalam tahap
awal serta tahap lanjutan untuk mencegah kekambuhan.
6
TAHAPAN PENGOBATAN TB PARU

E2
ID
SL

TAHAP AWAL (INTENSIF)

TAHAP LANJUTAN
7
E2
ID
SL
  Dosis Rekomendasi 3 kali per minggu
Berat Badan (Kg) Fase Intensif setiap Fase Lanjutan setiap
Harian
hari dengan KDT hari dengan KDT RH
RHZE (150/75/400/275) (150/75)
dosis maksimum dosis maksimum
(mg/kgBB) (mg) (mg/kgBB) (mg)

Isoniazid 5 (4-6) 300 10 (8-12) 900

Rifampisin 10 (8-12) 600 10 (8-12) 600   Selama 8 minggu Selama 16 minggu


Pirazinami 25 (20-30) - 35 (30-40) -
d 30-37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet
Etambutol 15 (15-20) - 30 (25-35) -

Streptomisi 15 (12-18) - 15 (12-18) - 38-54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet


n
≥ 55 kg 4 tabelt 4KDT 4 tablet
8
E2
PEMANTAUAN RESPON PENGOBATAN

ID
SL
 Supervisi yang kurang baik pada fase inisial dan
ketaatan pasien yang buruk.
 Kualitas OAT yang buruk.
 Dosis OAT dibawah kisaran yang
direkomendasikan
 Resolusi lambat karena pasien memiliki kavitas
besar dan jumlah kuman yang banyak
 Adanya penyakit komorbid yang menganggu
ketaatan pasien atau respons terapi.
 Penyebab TB pada pasien adalah M.tuberculosis
resisten obat yang tidak memberikan respons
terhadap terapi OAT lini pertama.
HASIL PENGOBATAN
TIDAK DIEVALUASI
DAN KEBERHASILAN
PENGOBATAN
PENGOBATAN MENINGGAL
LENGKAP

SEMBUH PUTUS OBAT


PENGOBATAN GAGAL
29
Efek Samping Kemungkinan Obat Penyebab Pengobatan

0
E3
BERAT    

ID
SL
Ruam kulit dengan atau tanpa gatal Streptomisin, isoniazid, rifampisin, pirazinamid Hentikan OAT

Tuli Streptomisin Hentikan streptomisin

Pusing vertigo dan nistagmus Streptomisin Hentikan streptomisin

Ikterik tanpa penyakit hepar (hepatitis) streptomisin, isoniazid, rifampisin, pirazinamid Hentikan OAT

Bingung (curigai gagal hati imbas obat bila Isoniazid, pirazinamid, rifampisin Sebagian besar Hentikan OAT
terdapat ikterik) OAT

Gangguan penglihatan (singkirkan penyebab Etambutol Hentikan etambutol


lainnya)

t
oin
rP
we
Syok, purpura, gagal ginjal akut (sangat jarang Rifampisin Hentikan rifampisin

Po
terjadi, akibat gangguan imunologi)

of
er
ow
Oliguria Streptomisin Hentikan streptomisin

eP
Th
Efek Samping Kemungkinan Obat Penyebab Pengobatan

1
E3
RINGAN   Lanjutkan OAT dan cek dosis OAT

ID
Anoreksia, mual, nyeri perut Pirazinamid, rifampisin, isoniazid Berikan obat dengan bantuan sedikit makanan atau

SL
menelan OAT sebelum tidur, dan sarankan untuk
menelan pil secara lambat dengan sedikit air. Bila
gejala menetap atau memburuk, atau muntah
berkepanjangan atau terdapat tanda tanda perdarahan,
pertimbangkan ETD mayor dan rujuk kedokter ahli
segera

Nyeri sendi Isoniazid Aspirin atau obat anti inflamasi non steroid, atau
parasetamol

Rasa terbakar, kebas atau kesemutan di tangan Isoniazid Piridoksin 50-75 mg/hari
dan kaki

Rasa mengantuk Isoniazid Obat dapat diberikan sebelum tidur

t
Air kemih berwarna kemerahan Rifampisin Pastikan pasien diberitahukan sebelum mulai minum

oin
rP
obat dan bila hal ini terjadi adalah normal.

we
Po
Sindrom flu (demam, menggigil, malaise, sakit Pemberian rifampisin intermiten Ubah pemberian rifampisin intermiten menjadi setiap

of
er
kepala, nyeri tulang) hari

ow
eP
Th
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS TB

2
E3
PARU
ID
SL
KOMPLIKASI
• Relaps, bronkiektasis, kerusakan paru yang ekstensif, acute
respiratory distress syndrome (ARDS), penyebaran milier ke
organ lain seperti meningitis TB, dan pneumotoraks

PROGNOSIS
• Prognosis TB paru yang lebih buruk adalah pasien berusia
lanjut, pasien bayi dan anak-anak, pasien yang terlambat
diobati, pasien dengan gangguan imunitas tubuh, pasien
dengan gangguan pernapasan berat, serta pasien
dengan multi-drug resistant TB (MDR-TB).
KEPATUHAN MINUM OBAT

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

INTRINSIK EKSTRINSIK

• MOTIVASI
• DUKUNGAN SOSIAL
• KEYAKINAN, SIKAP, DAN
KEPRIBADIAN
• DUKUNGAN DARI
• PENDIDIKAN TENAGA MEDIS
• KEPRIBADIAN • KUALITAS INTERAKSI
• PERSEPSI • PERUBAHAN MODEL
• KEADAAN FISIK TERAPI
• KEMAMPUAN

33
4
PENGUKUR KEPATUHAN

E3
ID
SL KUISIONER MMS (MODIFIED MORISKY SCALE)

Pertanyaan Jawaban

1. Apakah Anda pernah lupa minum obat ? Ya (0)


Tidak (1)
2. Apakah Anda kurang memperhatikan aturan pakai obat ? Ya (0)
Tidak (1)
3. Ketika kondisi membaik, apakah Anda berhenti minum obat ? Ya (0)
Tidak (1)
4. Ketika kondisi memburuk, apakah Anda berhenti minum obat ? Ya (0)
Tidak (1)
5. Apakah Anda mengetahui manfaat jangka panjang dari Ya (1)
pengobatan Anda dengan pemberitahuan dokter/apoteker? Tidak (0)
6. Apakah Anda pernah lupa mengambil obat Anda sesuai dengan Ya (0)
waktu yang ditentukan ? Tidak (1)
5
PENGUKUR KEPATUHAN

E3
ID
SL
CASE MANAGEMENT ADHERENCE GUIDELINES
6
KERANGKA KONSEP

E3
ID
SL
03
B
BA

METODOLOGI PENELITIAN
8
DESAIN PENELITIAN

E3
ID
SL

Analitikal dengan
menggunakan pendekatan
cross sectional
9
TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

E3
ID
SL

TEMPAT

Puskesmas Gunting WAKTU

Saga
Juni – Agustus
2022
0
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

E4
ID
SL

POPULASI TARGET
Seluruh Pasien TB Paru

POPULASI TERJANGKAU
Pasien TB Paru di Puskesmas
Gunting Saga

SAMPEL
Pasien yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi
1
PEMILIHAN SAMPEL

E4
ID
SL

Cara pengambilan sampel : Metode purposive sampling


2
KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI

E4
ID
SL

INKLUSI

• Pasien yang terdiagnosa TB paru dan pasien yang sedang dalam masa
pengobatan di Puskesmas Gunting Saga
• Usia > 17 tahun
• Bersedia menjadi responden dan mengikuti prosedur penelitian

EKSKLUSI

• Pasien tidak bersedia mengisi kuisioner dan diambil datanya


Variabel Definisi Hasil Ukur Skala

3
Motivasi Suatu dorongan yang menyebabkan seseorang a. Rendah : Skor 0-1 Ordinal

DEFINISI OPERASIONAL

E4
berperilaku dengan cara tertentu untuk mencapai b. Tinggi : Skor >1

ID
suatu tujuan tertentu

SL
Pengetahuan Hal-hal yang diketahui oleh responden dalam hal a. Rendah : Skor 0-1 Ordinal
ini mengenai penyakit dan cara pengobatan TB b. Tinggi : Skor >1
paru  

Kepatuhan Perilaku pasien yang sesuai dengan ketentuan, a. Kepatuhan Rendah : Motivasi Rendah- Ordinal
instruksi, atau saran yang diberikan oleh tenaga Pengetahuan Rendah
medis, khususnya dalam mengikuti instruksi b. Kepatuhan Sedang-1 : Motivasi tinggi-
penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) sesuai Pengetahuan Rendah
dengan aturan pakai yang tepat, kepatuhan untuk c. Kepatuhan Sedang-2 : Motivasi Rendah-
selalu minum obat, dan ketepatan waktu untuk Pengetahuan Tinggi
datang mengambil obat. d. Kepatuhan Tinggi : Motivasi tinggi-
Pengetahuan tinggi

Umur Lama hidup responden sejak lahir hingga ulang a. 17-25 tahun Ordinal
tahun terakhir
b. 26-45 tahun
c. 46-65 tahun
d. >65 tahun
Variabel Definisi Hasil Ukur Skala

4
Jenis Kelamin Jenis kelamin responden a. Laki-laki Nominal

E4
b. Perempuan

ID
 
Pendidikan
SL Jenjang sekolah formal sesuai sistem pendidikan a. Tidak tamat SD
nasional yang terakhir diikuti dan ditamatkan b. SD
Ordinal

c. SMP
d. SMA
e. Perguruan Tinggi
 

Pekerjaan Pekerjaan yang dilakukan responden a. Tidak Bekerja Nominal


b. Petani
c. Wiraswasta
d. Karyawan
 

Penghasilan Upah yang didapat dari hasil pekerjaan yang a. ≤ Rp 1.000.000 Ordinal
dilakukan responden b. >Rp. 1.000.000
 
5
INSTRUMEN PENELITIAN

E4
ID
SL KUISIONER MMS (MODIFIED MORISKY SCALE)

Pertanyaan Jawaban

1. Apakah Anda pernah lupa minum obat ? Ya (0)


Tidak (1)
2. Apakah Anda kurang memperhatikan aturan pakai obat ? Ya (0)
Tidak (1)
3. Ketika kondisi membaik, apakah Anda berhenti minum obat ? Ya (0)
Tidak (1)
4. Ketika kondisi memburuk, apakah Anda berhenti minum obat ? Ya (0)
Tidak (1)
5. Apakah Anda mengetahui manfaat jangka panjang dari Ya (1)
pengobatan Anda dengan pemberitahuan dokter/apoteker? Tidak (0)
6. Apakah Anda pernah lupa mengambil obat Anda sesuai dengan Ya (0)
waktu yang ditentukan ? Tidak (1)
6
INSTRUMEN PENELITIAN

E4
ID
SL
CASE MANAGEMENT ADHERENCE GUIDELINES
KUISIONER FAKTOR KEPATUHAN

7
E4
PASIEN
ID
SL

FAKTOR SOSIAL
EKONOMI

FAKTOR YANG
BERKAITAN
DENGAN PASIEN

KOMPLEKSITAS REGIMEN
ALUR PENELITIAN DAN CARA
PASIEN TB PARU PUSKESMAS KERJA
GUNTING SAGA 1

2 KRITERIA INKLUSI

INFORMED CONSENT 3

4 BERSEDIA

ANALISA DATA DAN HASIL


PENELITIAN
5

48
9
ANALISIS DATA

E4
ID
SL

ANALISIS ANALISIS
UNIVARIAT BIVARIAT
04
B
BA

HASIL & PEMBAHASAN


RESPONDEN YANG MEMENUHI

1
E5
KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI
ID
SL

Pasien dewasa yang terdiagnosis TB paru yang sedang menjalani pengobatan di


Puskesmas Gunting Saga didapatkan sebanyak 32 orang.
2
E5
ANALISIS UNIVARIAT
ID
SL
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

3
4.
4
0
% 6
5.
6
0
%
Laki-laki Perempuan
3
E5
ID
SL
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Responden
50

45 43.8
40
37.5
35

30

25

20

15

10
9.4 9.4
5

0
17-25 Tahun 26-45 Tahun 46-65 Tahun > 65 Tahun
4
E5
ID
SL
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
70

62.5
60

50

40

30

20
15.6 15.6
10

3.1 3.1
0
Tidak Tamat SD SD SMP SMA Perguruan
Tinggi
5
E5
ID
SL
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Penghasilan

PEKERJAAN PENGHASILAN
50

45 43.8
40

35

30
40.6
59.4
25

20
15.6 15.6 15.6
15

10
9.4
5

0
Tidak Bekerja Petani Wiraswasta Karyawan Lainnya ≤ Rp 1.000.000 > Rp 1.000.000
6
E5
ID
SL
Distribusi Tingkat Motivasi Responden

21.9

78.1

Rendah Tinggi
7
E5
ID
SL
Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden

18.8

81.3

Rendah Tinggi
8
EVALUASI KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT

E5
PASIEN TB PARU DI PUSKESMAS GUNTING SAGA
ID
SL Motivasi

Kuadran II Kuadran IV
6 Pasien 19 Pasien
(18,8%) (59,4%)

Pengetahuan

Kuadran III
Kuadran I
7 Pasien
0 pasien
(21,9%)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN

9
E5
PENGGUNAAN OBAT PASIEN TB PARU DI PUSKESMAS

ID
GUNTING SAGA
SL FAKTOR SOSIAL EKONOMI

HUBUNGAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNA OBAT PASIEN TB PARU

    Tingkat Kepatuhan Total Nilai p dan


Rendah- Tinggi rg
Sedang

Biaya Tidak ada 1 2 3 p>0,05


Transport
Ada 12 17 29
Total 13 19 32
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN

0
E6
PENGGUNAAN OBAT PASIEN TB PARU DI PUSKESMAS

ID
GUNTING SAGA
SL FAKTOR SOSIAL EKONOMI

HUBUNGAN JARAK RUMAH MENUJU PUSKESMAS DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNA OBAT PADA
PENDERITA TB PARU

    Tingkat Kepatuhan Total Nilai p


Rendah- Tinggi dan rg
Sedang

Jarak Rumah ≤3 km 1 5 6 p>0,05


>3 km 12 14 26
Total 13 19 32
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN

1
E6
PENGGUNAAN OBAT PASIEN TB PARU DI PUSKESMAS

ID
GUNTING SAGA
SL FAKTOR SOSIAL EKONOMI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPATUHAN BEROBAT PADA PENDERITA TB PARU

    Tingkat Kepatuhan Total Nilai p


Rendah- Tinggi
Sedang

Dukungan Kurang 0 2 2  p<0.05


Keluarga Cukup 3 7 10

Baik 10 10 20
Total 13 19 32
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN

2
E6
PENGGUNAAN OBAT PASIEN TB PARU DI PUSKESMAS

ID
GUNTING SAGA
SL FAKTOR MOTIVASI DAN PENGETAHUAN PASIEN/YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PASIEN
TINDAKAN YANG DILAKUKAN JIKA EFEK SAMPING MUNCUL

9.4

40.6

50

Hentikan Obat Datang ke Puskesmas Lanjutkan Obat


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN

3
E6
PENGGUNAAN OBAT PASIEN TB PARU DI PUSKESMAS

ID
GUNTING SAGA
SL FAKTOR MOTIVASI DAN PENGETAHUAN PASIEN/YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PASIEN
WAKTU PENGAMBILAN OBAT
60

50
50

40.6
40

30

20

10
9.4

0
Bila Obat Habis Satu Hari Sebelum Tidak Jelas Acuan Waktu
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN

4
E6
PENGGUNAAN OBAT PASIEN TB PARU DI PUSKESMAS

ID
GUNTING SAGA
SL FAKTOR REGIMEN PENGOBATAN YANG KOMPLEKS

HUBUNGAN LAMA PENGOBATAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN BEROBAT PADA PENDERITA TB PARU

    Tingkat Kepatuhan Total Nilai p

Rendah- Tinggi    
Sedang

Lama Fase Intensif 4 8 12 p>0,05


Pengobatan
Fase Lanjutan 9 11 20

Total 13 19 32
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN

5
E6
PENGGUNAAN OBAT PASIEN TB PARU DI PUSKESMAS

ID
GUNTING SAGA
SL FAKTOR REGIMEN PENGOBATAN YANG KOMPLEKS

HUBUNGAN EFEK SAMPING PENGOBATAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN BEROBAT PADA PASIEN TB PARU

    Tingkat Kepatuhan Total Nilai p

Ringan- Tinggi    
Sedang

Efek Ada 13 16 29 p > 0,05


Samping Tidak Ada 0 3 3

Total 13 19 32
03
B
BA

KESIMPULAN & SARAN


7
KESIMPULAN

E6
ID
SL
• Tingkat kepatuhan penggunaan Obat Anti Tuberkulosis pasien TB paru di Puskesmas
mayoritas adalah timgkat kepatuhan tinggi sebesar 59,4%.
• Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan penggunaan
obat pasien TB pari di Puskesmas Gunting Saga.
• Tidak terdapat hubungan antara lama pengobatan dan efek samping dengan tingkat
kepatuhan berobat pasien TB paru di Puskesmas Gunting Saga.
8
SARAN

E6
ID
SL

• Untuk mempertahankan kepatuhan pasien yang telah tinggi tersebut, maka dapat
diadakan diskusi atau konseling lanjut antara pasien penderita TB paru dengan petugas
kesehatan dan juga melibatkan keluarga pasien agar dapat senantiasa memberikan
dukungan yang baik kepada pasien dalam menjalani pengobatan sampai tuntas.
• Petugas kesehatan senantiasa memberikan informasi tentang TB, motivasi dan
mempunyai cukup waktu untuk konsultasi sehingga pasien merasa nyaman dan yakin
terhadap pengobatan yang sedang dijalani.
• Petugas kesehatan senantiasa memberikan informasi meliputi cara dan waktu yang
tepat untuk minum obat, cara menyimpan obat, manfaat pengobatan, serta efek
samping yang muncul setelah minum obat.
That’s all. Thank you! 

Anda mungkin juga menyukai