Anda di halaman 1dari 2

TATALAKSANA KASUS TBC

No. Dokumen : 180/140/.02.16/SOP-PPN/2022


No.Revisi :1

SOP Tanggal : 31 Desember 2022


Terbit
Halaman : 1/2

UPTD
PUSKESMAS NON
Syachril M., A.Md. Kep, SKM
RAWAT INAP
INDRALOKA 19740413 199803 1003
JAYA

1. Pengertian Suatu kegiatan pelayanan puskesmas yang dilakukan kepada


penderita TBC dalam upaya mengeliminasi penyakit TBC
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penerapan langkah -langkah untuk
penatalaksanaan TBCyaitu untuk menyembuhkan pasien, mencegah
kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan
mencegah terjadinya resistensi terhadap Obat Anti Tuberculosis
(OAT)
|3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Indraloka Jaya
Nomor 440/083/SKIL02. 16/Tubaba/2022 Tentang Indikator Dan
Target Kinerja Pengendalian Tuberculosis
4. Referensi Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2021
tentang Penanggulangan Tuberkulosis
2 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67
tahun 2016 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis
5. Langkah-langkah 1. Pasien melakukan pendaftaran.
2. Petugas melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital di kajian awal.
3. Petugas mempersilahkan pasien masuk ke ruang poli tbc.

petugas memberikan edukasi jika politbc buka setiap hari rabu.


4. Petugas / dokter menganamnesa dan memeriksa pasien.
4. Petugas memberikan edukasi cara pemeriksaan dahak dan
pemberian form laboratorium untuk pengambilan pot dahak
untuk dilakukan Tes Cepat Molekuler atau dengan pemeriksaan
dahak mikroskopis langsung.
5. Petugas memberi penjelasan sesuai dengan hasil pemeriksaan
dahak jika hasil sudah keluar,
Petugas memberikan edukasi jika hasil dahak positif akan
dilakukan pengobatan di puskesmas.
7. Petugas memilah kategori pengobatan pasien, SO ataupun RO
8 Petugas memeriksakan laboratorium lain untuk pasien
pengobatan TBC dengan pemeriksaan HIV dan DM.
9 Petugas memberikan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) sesuai

kategori.
10. Pemberian OAT sesuai panduan OAT yang digunakan di
Indonesia Pengobatan TB yang adekuat harus memenuhi
a. Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang
tepat mengandung minimal 4 macam obat untuk mencegah
terjadinya resistensi.
b. Diberikan dalam dosis yang tepat

C. Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung Oleh


PMO (Pengawas Minum Obat) sampai selesai pengobatan.
d. Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup
terbagi dalam tahap awal dan tahap lanjutan untuk
mencegah kekambuhan

Panduan O¤T yang digunakan di Indonesia adalah:


Kategori 1:2(RHZE)y4(HR)3 atau 2(HRZE)4(HR)
Kategori 2: 2(HRZE)SI(HRZE) / 5(HR)3E3
2(HRZE)S/(HRZE)5(HR)E atau

Kategori Anak 2(HRZ)/4(HR) atau2HRZE(S)4-10HR


Panduan OAT untuk TB Resistan Obat: terdiri dari OAT
lini ke-2 yaitu , Kanamisin, Sikloserin, Kapreomisin,
Levofloxasin, Etionamide, Sikloferin, Moxifloxasin, PAS,
Bedaquilin, Clofazimin, Linezolid, Delamanid dan obat TB
baru lainnya serta OAT tini-l, yaitu pirazinamid dan
etambutol.

Pengobatan TB dengan panduan OAT Iini pertama yang


digunakan di Indonesia dapat diberikan dengan dosis
harian maupun dosis intermitten (diberikan 3 kali
perminggu) dengan dosis terapiyang direkomendasikan.

Dosis Panduan OAT KDT Kategori 1


Berat badan Tahap intensif tiap Tahap lanjutan 3
hari selama 56 hari kali seminggu
selama

2 tablet 4KDT 2 tablet 2 KDT


30-37 kg
3 tablet 4KOT 3 tablet 2 KDT
38-54 kg
4 tablet 4 KDT 4 tablet 2 KOT
55-70 kg
71 kg 5 tablet 4 KOT 5tablet 2 KDT

Anda mungkin juga menyukai