Bahan
- ObatTB
5. Alat dan Bahan
- Buku status pasien
- Lembar resep
I. Pasien dipersilahkan masuk ke ruang P2
2. Pasien diberi penjelasan sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak.
3. Pemberian OAT sesuai panduan OAT yang digunakan di
lndonesiaPengobatan TB yang adekuat harus memenuhi:
- Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang tepat
mengandung minimal 4 macam obat untuk mencegah
6. Langkah-langkah terjadinya resistensi.
- Diberikan dalam dosis yang tepat
- Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh
PMO(Pengawas Minum Obat) sampai selesai pengobatan.
- Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup
(lost to follow-up)
Kategori anak : 2(HRZ)/4(HR)
Paduan OAT Kategori-1 dan Kategori-2 disediakan dalam bentuk
paket obat kombinasi dosis tetap (OAT-KOT). Tablet OAT KOT ini terdiri
dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu tablet. Oosisnya
disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu
paket untuk satu pasien.
Paket Kombipak adalah paket obat lepas yang terdiri dari lsoniasid,
Rifampisin, Pirazinamid dan Etambutol yang dikemas dalam bentuk
blister. Paduan OAT ini disediakan program untuk digunakan dalam
pengobatan pasien yang terbukti mengalami efek samping pada
pengobatan dengan OAT KOT sebelumnya.
Paduan OAT Kategori Anak disediakan dalam bentuk paket obat
kombinasi dosis tetap (OAT-KOT). Tablet OAT KOT ini terdiri dari
kombinasi 3 jenis obat dalam satu tablet. Oosisnya disesuaikan dengan
berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu paket untuk satu
pasien.
2
Tahap intensif Tahap lanjutan 3 kali
Berat badan tiap hari selama seminggu selama
56 hari 16minggu
2 tablet 2
30-37 kg 2 tablet 4KDT
KOT
3 tablet 4 3 tablet 2
38-54 kg
KOT KOT
4 tablet 4 4 tablet 2
55-70 kg
KOT KOT
5 tablet 4 5 tablet 2
2:71 kg
KOT KOT
therapy)
3
pasien TB BTA positif merupakan suatu cara terpenting untuk menilai
hasil kemajuan pengobatan. Setelah pengobatan tahap awal, tanpa
memperhatikan hasil pemeriksaan ulang dahak apakah masih tetap BTA
positif atau sudah menjadi BTA negatif, pasien harus memulai
pengobatan tahap lanjutan(tanpa pemberian OAT sisipan apabila tidak
mengalami konversi) . Pada semua pasien TB BTA positif, pemeriksaan
ulang dahak selanjutnya dilakukan pada bulan ke 5. Apabila hasilnya
negatif, pengobatan dilanjutkan hingga seluruh dosis pengobatan selesai
dan dilakukan pemeriksaan ulang dahak kembali pada akhir pengobatan.
Ringkasan tindak lanjut berdasarkan hasil pemeriksaan ulang dahak
untuk memantau kemajuan hasil pengobatan:
I) Apabila hasil pemeriksaan pada akhir tahap awal negatif :
- Pada pasien baru maupun pengobatan ulang, segera
diberikan dosis pengobatan tahap lanjutan
- Selanjutnya lakukan pemeriksaan ulang dahak sesuai
jadwal (pada bulan ke 5 dan Akhir Pengobatan)
positif :
Pada pasien baru (mendapat pengobatan dengan paduan OAT
kategori 1) :
- Lakukan penilaian apakah pengobatan tidak teratur?. Apabila
tidak teratur, diskusikan dengan pasien tentang pentingnya
berobat teratur. Segera diberikan dosis tahap lanjutan (tanpa
memberikan OAT sisipan). Lakukan pemeriksaan ulang dahak
kembali setelah pemberian OAT tahap lanjutan satu bulan.
Apabila hasil pemeriksaan dahak ulang tetap positif, lakukan
pemeriksaan uji kepekaan obat.
- Apabila tidak memungkinkan pemeriksaan uji kepekaan obat,
4
Pusat Rujukan TB MDR
- Apabila tidak bisa dilakukan pemeriksaan uji kepekaan obat atau
s
• Suspek TB-MOR harus dirujuk ke layanan sekunder
I Pasien datang I
I Pasien mengambil nomor antrian di Loket I
Pasien menunggu di ruang tunggu sampai dipanggil petugas
I Loket
J
Pasien datang ke poli TB untuk mengambil hasil pemeriksaan
l
Menentukan tanggal pasien kontrol kembali ke layanan
I
Pasien mengambil obat farmasi
l
Patugas melaksanakan entry sebagai Kasus TBC di aplikasi
SITB
6
9. Dokumen terkait Rekam medis
No Yang diubah lsi perubahan Tanggal
diberlakukan
Nama kepala dr. Arma Roostina
1 puskesmas Heliantin diganti dr. A 18 Januari 2022
10. Rekaman historis
Arif Junaedi
perubahan