Anda di halaman 1dari 6

PENJARINGAN SUSPEK TB

No.Dokumen :
No.Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS dr. Dwi Fenti Atri


BATUMARTA II NIP. 198505122014122005

Cara / metode menemukan secara cepat dan tepat kasus TB Paru


1. Pengertian dengan serangkaian kegiatan terdiri dari penjaringan suspek, diagnosa,
penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien.
Mendapatkan / menemukankasus TB melalui serangkaian kegiatan
2. Tujuan sehingga segera dapat dilakukan pengobatan agar sembuh dan tidak
menularkan penyakit kepada orang lain.
3. Kebijakan Keputusan kepala puskesmas tentang jenis jenis pelayanan
Depkes RI. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis. Jakarta:
4. Referensi
Kementrian Kesehatan. 2014
5. Prosedur/ 1. Pasien dipersilahkan masuk keruang BP
Langkah-langkah 2. Pasien diberi penjelasan sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak.
3. Pemberian OAT sesuaipanduan OAT yang digunakan di Indonesia
Pengobatan TB yang adekua tharus memenuhi:
- Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang tepat
mengandung minimal 4 macam obat untuk mencegah
terjadinya resistensi.
- Diberikan dalam dosis yang tepat
- Ditelan secara teratur dan diawasi secaralangsung oleh PMO
(Pengawas Minum Obat) sampai selesai pengobatan.
- Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup terbagi
dalam tahap awal dan tahap lanjutan untuk mencegah
kekambuhan

Panduan OAT yang digunakan di Indonesia adalah:

- Kategori 1 : 2 (RHZE) / 4 (HR) 3


Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
 Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis.

No. Dokumen PENYULUHAN SECARA INDIVIDU/KELUARGA Halaman1/ 6


 Pasien TB paru terdiagnosis klinis
 Pasien TB ekstra paru
- Kategori 2 : 2 (RHZE) S / (HRZE) / 5 (HR) 3 E3
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang
pernah diobati sebelumnya (pengobatan ulang):
 Pasien kambuh
 Pasien gagal pada pengobatan dengan paduan OAT
kategori 1 sebelumnya
 Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat
(lost to follow-up)
- Kategori anak : 2 (HRZ) / 4 (HR)

Paduan OAT Kategori-1 dan Kategori-2 disediakan dalam bentuk


paket obat kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri
dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya
disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam
satu pake tuntuk satu pasien.
Paket Kombipak adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid,
Rifampisin, Pirazinamid dan Etambutol yang dikemas dalam bentuk
blister. Paduan OAT in idisediakan program untuk digunakan dalam
pengobatan pasien yang terbukti mengalami efek samping pada
pengobatan dengan OAT KDT sebelumnya.
Paduan OAT Kategori Anak disediakan dalam bentuk paket obat
kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari
kombinasi 3 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan
berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu paket untuk satu
pasien.

Dosis Panduan OAT KDT Kategori 1


Berat Tahap intensif tiap Tahap lanjutan 3 kali
badan hari selama 56 hari seminggu selama 16
minggu
30-37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2 KDT
38-54 kg 3 tablet 4 KDT 3 tablet 2 KDT
55-70 kg 4 tablet 4 KDT 4 tablet 2 KDT
≥71 kg 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2 KDT

Dosis Panduan OAT KDT Kategori 2:


Berat Tahap insentif tiap hari Tahap lanjutan

No. Dokumen PENYULUHAN SECARA INDIVIDU/KELUARGA Halaman2/ 6


badan 3 kali seminggu
Selama 56 hari Selama 28 Selama 20
hari minggu
30-37 2 tab 4 KDT + 2 tab 4 KDT 2 tab 2 KDT + 2
kg 500 mg injeksi tab Etambutol
Streptomisin
38-54 3 tab 4 KDT + 3 tab 4 KDT 3 tab 2 KDT + 3
kg 750 mg injeksi tab Etambutol
Streptomisin
55-70 4 tab 4 KDT + 4 tab 4 KDT 4 tab 2 KDT +
kg 1000 mg injeksi 4 tab Etambutol
Streptomisin
≥71 5 tab 4 KDT + 5 tab 4 KDT 5 tab 2 KDT + 5
kg 1000mg injeksi tab Etambutol
Streptomisin

Untuk membantu dan mengevaluasi kepatuhan, harus dilakukan


prinsip pengobatan dengan:
 System patient-centred strategy, yaitu memilih bentuk obat,
cara pemberian, cara mendapatkan obat serta control pasien
sesuai dengan cara yang paling mampu dilasanakan pasien
 Pengawasan langsung menelan obat (DOT/ direct observed
therapy)

Pemantauan kemajuan dan hasil pengobatan pada orang dewasa


dilaksanakan dengan pemeriksaan ulang dahak secara mikroskopis.
Pemeriksaan dahak secara mikroskopis lebih baik dibandingkan dengan
pemeriksaan radiologis dalam memantau kemajuan pengobatan.
Untuk memantau kemajuan pengobatan dilakukan pemeriksaan dua
contoh uji dahak (sewaktu dan pagi). Hasil pemeriksaan dinyatakan
negative bila ke 2 contoh uji dahak tersebut negatif. Bila salah satu
contoh uji positif atau keduanya positif, hasil pemeriksaan ulang dahak
tersebut dinyatakan positif. Hasil dari pemeriksaan mikroskopis semua
pasien sebelum memulai pengobatan harus dicatat. Pemeriksaan ulang
dahak pasien TB BTA positif merupakan suatu cara terpenting untuk
menilai hasil kemajuan pengobatan. Setelah pengobatan tahap awal,
tanpa memperhatikan hasil pemeriksaan ulang dahak apakah masih
tetap BTA positif atau sudah menjadi BTA negatif, pasien harus
memulai pengobatan tahap lanjutan(tanpa pemberian OAT sisipan

No. Dokumen PENYULUHAN SECARA INDIVIDU/KELUARGA Halaman3/ 6


apabila tidak mengalami konversi). Pada semua pasien TB BTA positif,
pemeriksaan ulang dahak selanjutnya dilakukan pada bulan ke 5.
Apabila hasilnya negatif, pengobatan dilanjutkan hingga seluruh dosis
pengobatan selesai dan dilakukan pemeriksaan ulang dahak kembali
pada akhir pengobatan.
Ringkasan tindak lanjut berdasarkan hasil pemeriksaan ulang dahak
untuk memantau kemajuan hasil pengobatan:
1) Apabila hasil pemeriksaan pada akhir tahap awal negatif :
- Pada pasien baru maupun pengobatan ulang, segera
diberikan dosis pengobatan tahap lanjutan
- Selanjutnya lakukan pemeriksaan ulang dahak sesuai jadwal
(pada bulan ke 5 dan Akhir Pengobatan)
2) Apabila hasil pemeriksaan pada akhir tahap awal positif :
Pada pasien baru (mendapat pengobatan dengan paduan OAT
kategori 1) :
- Lakukan penilaian apakah pengobatan tidak teratur?.Apabila
tidak teratur, diskusikan dengan pasien tentang pentingnya
berobat teratur. Segera diberikan dosis tahap lanjutan (tanpa
memberikan OAT sisipan). Lakukan pemeriksaan ulang dahak
kembali setelah pemberian OAT tahap lanjutan satu bulan.
Apabila hasil pemeriksaan dahak ulang tetap positif, lakukan
pemeriksaan uji kepekaan obat.
- Apabila tidak memungkinkan pemeriksaan uji kepekaan obat,
lanjutkan pengobatan dan diperiksa ulang dahak kembali pada
akhir bulan ke 5 (menyelesaikan dosis OAT bulan ke 5 ).

Pada pasien dengan pengobatan ulang (mendapat pengobatan dengan


paduan OAT kategori 2):
- Lakukan penilaian apakah pengobatan tidak teratur? .Apabila
tidak teratur, diskusikan dengan pasien tentang pentingnya
berobat teratur.
- Pasien dinyatakan sebagai terduga pasien TB MDR
- Lakukan pemeriksaan uji kepekaan obat atau dirujuk ke RS
Pusat Rujukan TB MDR
- Apabila tidak bias dilakukan pemeriksaan uji kepekaan oba tatau
dirujuk ke RS Pusat Rujukan TB MDR, segera diberikan dosis
OAT tahap lanjutan (tanpa pemberian OAT sisipan) dan diperiksa
ulang dahak kembali pada akhir bulan ke 5 (menyelesaikan dosis
OAT bulan ke 5 ).

No. Dokumen PENYULUHAN SECARA INDIVIDU/KELUARGA Halaman4/ 6


3) Pada bulan ke 5 atau lebih :
- Baik pada pengobatan pasien baru atau pengobatan ulang
apabila hasil pemeriksaan ulang dahak hasilnya negatif, lanjutkan
pengobatan sampai seluruh dosis pengobatan selesai diberikan
- Apabila hasil pemeriksaan ulang dahak hasilnya positif,
pengobatan dinyatakan gagal dan pasien dinyatakan sebagai
terduga pasien TB MDR .
- Lakukan pemeriksaan uji kepekaan obat atau dirujuk ke RS
Pusat Rujukan TB MDR
- Pada pasien baru (mendapat pengobatan dengan paduan OAT
kategori 1), pengobatan dinyatakan gagal. Apabila oleh karena
suatu sebab belum bias dilakukan pemeriksaan uji kepekaan
atau dirujuk ke RS Pusat Rujukan TB MDR, berikan pengobatan
paduan OAT kategori 2 dariawal.
- Pada pasien TB dengan pengobatan ulang (mendapat
pengobatan dengan paduan OAT kategori 2) pengobatan
dinyatakan gagal. Harus diupayakan semaksimal mungkin agar
bias dilakukan pemeriksaan uji kepekaan atau dirujuk ke RS
Pussat Rujukan TB MDR. Apabila oleh karena suatu sebab
belum bias dilakukan pemeriksaan uji kepekaan atau dirujuk ke
RS Pusat Rujukan TB MDR, berikan penjelasan, pengetahuan
dan selalu dipantau kepatuhannya terhadap upaya PPI
(Pencegahandan Pengendalian Infeksi).

4. Melakukan rujukan pada pasien yang memenuhi kriteria rujukan


 TB dengan komplikasi / keadaan khusus (TB dengan
komorbid) seperti TB pada orang dengan HIV, TB dengan
penyakit metabolic, TB anak perlu dirujuk pelayanan
sekunder. Pasien TB yang telah mendapat advis dari layanan
spesialistik dapat melanjutkan pengobatan di fasilitas
pelayanan primer.
 Suspek TB-MDR harus dirujuk pelayanan sekunder

5. Melakukan pencatatan mengenai


 Semua pengobatan yang telah diberikan
 Respon hasil mikrobiologi
 Kondisi fisik pasien
 Efek samping obat

No. Dokumen PENYULUHAN SECARA INDIVIDU/KELUARGA Halaman5/ 6


6. Unit Terkait

7. Dokumen Terkait

8. Bagan Alir

No. Dokumen
engakdiosTBPmbuh,lptOAr12w(-)j5+DR>cIL
_
1. Balai pengobatan ( BP )

M
2. P2M ( pemberantasan penyakit menular)

PENYULUHAN SECARA INDIVIDU/KELUARGA Halaman6/ 6

Anda mungkin juga menyukai