Anda di halaman 1dari 6

PENJARINGAN SUSPEK TB

No. Dokumen : /SOP/PKM-SKM/I/2022

No. Revisi :

SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

UPTD PUSKESMAS SATRIYA UTAMA, S. Kep


TALANG JAWA NIP. 19650430 198603 1 004

Cara / metode menemukan secara cepat dan tepat kasus TB Paru dengan

1. Pengertian serangkaian kegiatan terdiri dari penjaringan suspek, diagnosa, penentuan


klasifikasi penyakit dan tipe pasien.
Mendapatkan/menemukan kasus TB melalui serangkaian kegiatan sehingga

2. Tujuan segera dapat dilakukan pengobatan agar sembuh dan tidak menularkan penyakit kepada
orang lain.

3. Kebijakan Kebijakan Kepala UPTD Puskesmas Talang Jawa Nomor …….. tentang pelayanan
laboratorium di UPTD Puskesmas Talang Jawa
Depkes RI. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis. Jakarta: Kementrian
4. Referensi
Kesehatan.
1. Pasien dipersilahkan masuk ke ruang BP
2. Pasien diberi penjelasan sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak.
3. Pemberian OAT sesuai panduan OAT yang digunakan di Indonesia
Pengobatan TB yang adekuat harus memenuhi:
- Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang tepat
mengandung minimal 4 macam obat untuk mencegah terjadinya
resistensi.
- Diberikan dalam dosis yang tepat
- Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO
(Pengawas Minum Obat) sampai selesai pengobatan.
Prosedur/Langkah- - Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup terbagi dalam
5.
langkah
tahap awal dan tahap lanjutan untuk mencegah kekambuhan

Panduan OAT yang digunakan di Indonesia adalah:

- Kategori 1 : 2(RHZE)/4(HR)3
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
 Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis.
 Pasien TB paru terdiagnosis klinis
 Pasien TB ekstra paru

No. Dokumen /SOP- /I/2022 PENYULUHAN SECARA INDIVIDU/KELUARGA Halaman 1/ 6


- Kategori 2 : 2(RHZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang pernah
diobati sebelumnya (pengobatan ulang):
 Pasien kambuh
 Pasien gagal pada pengobatan dengan paduan OAT
kategori 1 sebelumnya
 Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to
follow-up)
- Kategori anak : 2(HRZ)/4(HR)

Paduan OAT Kategori-1 dan Kategori-2 disediakan dalam bentuk paket obat
kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau
4 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan
ini dikemas dalam satu paket untuk satu pasien.
Paket Kombipak adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid, Rifampisin,
Pirazinamid dan Etambutol yang dikemas dalam bentuk blister. Paduan OAT ini
disediakan program untuk digunakan dalam pengobatan pasien yang terbukti
mengalami efek samping pada pengobatan dengan OAT KDT sebelumnya.
Paduan OAT Kategori Anak disediakan dalam bentuk paket obat kombinasi dosis
tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 3 jenis obat dalam satu
tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam
satu paket untuk satu pasien.

Dosis Panduan OAT KDT Kategori 1


Berat badan Tahap intensif tiap Tahap lanjutan 3 kali
hari selama 56 hari seminggu selama 16
minggu
30-37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2 KDT
38-54 kg 3 tablet 4 KDT 3 tablet 2 KDT
55-70 kg 4 tablet 4 KDT 4 tablet 2 KDT
≥71 kg 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2 KDT

Dosis Panduan OAT KDT Kategori 2:

Berat Tahap insentif tiap hari Tahap lanjutan 3


badan kali seminggu
Selama 56 hari Selama 28 hari Selama 20
minggu
30-37 2 tab 4 KDT + 2 tab 4 KDT 2 tab 2 KDT + 2
kg 500 mg injeksi tab Etambutol
Streptomisin
38-54 3 tab 4 KDT + 3 tab 4 KDT 3 tab 2 KDT + 3

No. Dokumen /SOP- /I/2022 PENYULUHAN SECARA INDIVIDU/KELUARGA Halaman 2/ 6


kg 750 mg injeksi tab Etambutol
Streptomisin
55-70 4 tab 4 KDT + 4 tab 4 KDT 4 tab 2 KDT +
kg 1000 mg injeksi 4 tab Etambutol
Streptomisin
≥71 kg 5 tab 4 KDT + 5 tab 4 KDT 5 tab 2 KDT + 5
1000mg injeksi tab Etambutol
Streptomisin

Untuk membantu dan mengevaluasi kepatuhan, harus dilakukan prinsip


pengobatan dengan:
 System patient-centred strategy, yaitu memilih bentuk obat, cara
pemberian, cara mendapatkan obat serta kontrol pasien sesuai dengan cara
yang paling mampu dilasanakan pasien
 Pengawasan langsung menelan obat (DOT/direct observed therapy)

Pemantauan kemajuan dan hasil pengobatan pada orang dewasa dilaksanakan


dengan pemeriksaan ulang dahak secara mikroskopis. Pemeriksaan dahak secara
mikroskopis lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan radiologis dalam memantau
kemajuan pengobatan.
Untuk memantau kemajuan pengobatan dilakukan pemeriksaan dua contoh uji
dahak (sewaktu dan pagi). Hasil pemeriksaan dinyatakan negatif bila ke 2 contoh uji
dahak tersebut negatif. Bila salah satu contoh uji positif atau keduanya positif, hasil
pemeriksaan ulang dahak tersebut dinyatakan positif. Hasil dari pemeriksaan
mikroskopis semua pasien sebelum memulai pengobatan harus dicatat. Pemeriksaan
ulang dahak pasien TB BTA positif merupakan suatu cara terpenting untuk menilai
hasil kemajuan pengobatan. Setelah pengobatan tahap awal, tanpa memperhatikan hasil
pemeriksaan ulang dahak apakah masih tetap BTA positif atau sudah menjadi BTA
negatif, pasien harus memulai pengobatan tahap lanjutan(tanpa pemberian OAT sisipan
apabila tidak mengalami konversi). Pada semua pasien TB BTA positif, pemeriksaan
ulang dahak selanjutnya dilakukan pada bulan ke 5. Apabila hasilnya negatif,
pengobatan dilanjutkan hingga seluruh dosis pengobatan selesai dan dilakukan
pemeriksaan ulang dahak kembali pada akhir pengobatan.
Ringkasan tindak lanjut berdasarkan hasil pemeriksaan ulang dahak untuk
memantau kemajuan hasil pengobatan:
1) Apabila hasil pemeriksaan pada akhir tahap awal negatif :
- Pada pasien baru maupun pengobatan ulang, segera diberikan dosis
pengobatan tahap lanjutan
- Selanjutnya lakukan pemeriksaan ulang dahak sesuai jadwal (pada
bulan ke 5 dan Akhir Pengobatan)

No. Dokumen /SOP- /I/2022 PENYULUHAN SECARA INDIVIDU/KELUARGA Halaman 3/ 6


2) Apabila hasil pemeriksaan pada akhir tahap awal positif :
Pada pasien baru (mendapat pengobatan dengan paduan OAT kategori 1) :
- Lakukan penilaian apakah pengobatan tidak teratur?. Apabila tidak teratur,
diskusikan dengan pasien tentang pentingnya berobat teratur. Segera diberikan
dosis tahap lanjutan (tanpa memberikan OAT sisipan). Lakukan pemeriksaan
ulang dahak kembali setelah pemberian OAT tahap lanjutan satu bulan.
Apabila hasil pemeriksaan dahak ulang tetap positif, lakukan pemeriksaan uji
kepekaan obat.
- Apabila tidak memungkinkan pemeriksaan uji kepekaan obat, lanjutkan
pengobatan dan diperiksa ulang dahak kembali pada akhir bulan ke 5
(menyelesaikan dosis OAT bulan ke 5 ).

Pada pasien dengan pengobatan ulang (mendapat pengobatan dengan paduanOAT


kategori 2):
- Lakukan penilaian apakah pengobatan tidak teratur?. Apabila tidak teratur,
diskusikan dengan pasien tentang pentingnya berobat teratur.
- Pasien dinyatakan sebagai terduga pasien TB MDR
- Lakukan pemeriksaan uji kepekaan obat atau dirujuk ke RS Pusat Rujukan
TB MDR
- Apabila tidak bisa dilakukan pemeriksaan uji kepekaan obat atau dirujuk ke RS
Pusat Rujukan TB MDR, segera diberikan dosis OAT tahap lanjutan (tanpa
pemberian OAT sisipan) dan diperiksa ulang dahak kembali pada akhir bulan
ke 5 (menyelesaikan dosis OAT bulan ke 5 ).

3) Pada bulan ke 5 atau lebih :


- Baik pada pengobatan pasien baru atau pengobatan ulang apabila hasil
pemeriksaan ulang dahak hasilnya negatif, lanjutkan pengobatan sampai
seluruh dosis pengobatan selesai diberikan
- Apabila hasil pemeriksaan ulang dahak hasilnya positif, pengobatan
dinyatakan gagal dan pasien dinyatakan sebagai terduga pasien TB MDR .
- Lakukan pemeriksaan uji kepekaan obat atau dirujuk ke RS Pusat Rujukan TB
MDR
- Pada pasien baru (mendapat pengobatan dengan paduan OAT kategori 1),
pengobatan dinyatakan gagal. Apabila oleh karena suatu sebab belum bisa
dilakukan pemeriksaan uji kepekaan atau dirujuk ke RS Pusat Rujukan TB
MDR, berikan pengobatan paduan OAT kategori 2 dari awal.
- Pada pasien TB dengan pengobatan ulang (mendapat pengobatan dengan
paduan OAT kategori 2), pengobatan dinyatakan gagal. Harus diupayakan
semaksimal mungkin agar bisa dilakukan pemeriksaan uji kepekaan atau
dirujuk ke RS Pussat Rujukan TB MDR. Apabila oleh
karena suatu sebab belum bisa dilakukan pemeriksaan uji kepekaan

No. Dokumen /SOP- /I/2022 PENYULUHAN SECARA INDIVIDU/KELUARGA Halaman 4/ 6


atau dirujuk ke RS Pusat Rujukan TB MDR, berikan penjelasan, pengetahuan
dan selalu dipantau kepatuhannya terhadap upaya PPI (Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi).

4. Melakukan rujukan pada pasien yang memenuhi kriteria rujukan


 TB dengan komplikasi/ keadaan khusus (TB dengan komorbid) seperti
TB pada orang dengan HIV, TB dengan penyakit metabolic, TB anak
perlu dirujuk ke layanan sekunder. Pasien TB yang telah mendapat advis
dari layanan spesialistik dapat melanjutkan pengobatan di fasilitas
pelayanan primer.
 Suspek TB-MDR harus dirujuk ke layanan sekunder

5. Melakukan pencatatan mengenai


 Semua pengobatan yang telah diberikan
 Respon hasil mikrobiologi
 Kondisi fisik pasien
 Efek samping obat

1. Balai pengobatan (BP)


6. Unit Terkait
2. P2M (pemberantasan penyakit menular)

7. Dokumen Terkait _

No. Dokumen /SOP- /I/2022 PENYULUHAN SECARA INDIVIDU/KELUARGA Halaman 5/ 6


Menegakkan
diagnosis TB

Pasien kambuh, Pasien TB baru


gagal pengobatan BTA (+), pasien
TB
OAT kategori 1, atau paru terdiagnosis
pasien putus obat klinis, atau TB
ekstra paru
Pemberian OAT
katerogi 2
Pemberian OAT
kategori I
Pemeriksaan dahak
seletah pengobatan
OAT tahap awal Pemeriksaan dahak setelah
pengobatan OAT
tahap awal
BTA (-) BTA (+)
Mulai pengobatan tahap
8. Bagan Alir Mulai pengobatan suspek TB- lanjutan baik hasil
BTA tahap lanjutan MDR (-) maupaun BTA (+)

Pemeriksaan
dahak pada akhir pemeriksaan
uji kepekaan
bulan ke-5 Pemeriksaan
dahak pada
obat atau
akhir bulan ke-5
dirujuk
BTA (-)
BTA (+)
BTA (+) BTA (-)
lanjutkan
ngobatan suspek TB Lanjutkan
pe MDR -> cek uji pengobatan sampai
gagal
kepekaan obat selesai
atau Rujuk
cek uji kepekaan
obat, rujuk atau
mulai OAT kategori
2

Yang Tgl. Mulai


No diubah Isi perubahan
Rekaman Historis Perubahan
9.
Perubahan

No. Dokumen /SOP- /I/2022 PENYULUHAN SECARA INDIVIDU/KELUARGA Halaman 6/ 6

Anda mungkin juga menyukai