Anda di halaman 1dari 5

SOP TATALAKSANA PELAYANAN TB

PARU (MIKROSKOPIS)
No Dokumen : /SOP.PKM/I/2018
Revisi : /
SOP
Tanggal Terbit : / /2018
Halaman : 1/5
UPT Puskesmas Encep
Sindangresmi Hermawan
1. Pengertian Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis.
2. Tujuan Untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah
kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberculosis (OAT)
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Sindangresmi Nomor 800/ /
/PKM.SDR/I/2018 tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi 1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
2. Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan
Nasional;
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019 Tentang
Puskesmas;
5. Prosedur Alat dan Bahan
1. Personal forder
2. Komputer
3. Kartu Berobat
4. Kartu BPJS
5. Alat Tulis
6. Langkah – 1. Pasien diperiksa oleh dokter di Ruang BP Umum
langkah 2. Apabila dari hasil pemeriksaan dokter, Gejala Klinis yang muncul
mengarah ke TB Paru maka pasien akan dianjurkan untuk
dilakukan pemeriksaan Sputum dan/atau rontgen (bila perlu)
3. Pasien diberi penjelasan sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak,
kondisi klinis dan hasil pemeriksaan rontgen
4. Pasien dikirim ke ruangan Poli TB Paru untuk diberikan Obat
OAT
5. Petugas TB Paru akan menjelaskan tentang tata cara minum obat
TB dan mencatat data diri pasien di TB01,dan Buku Register
6. Pemberian OAT sesuai panduan OAT yang digunakan di
Indonesia
Pengobatan TB yang adekuat harus memenuhi:
a. Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang tepat
mengandung minimal 4 macam obat untuk mencegah
terjadinya resistensi
b. Diberikan dalam dosis yang tepat
c. Diminum secara teratur dan diawasi secara langsung oleh
PMO (Pengeawas Minum Obat) sampai selesai pengobatan
d. Pengobatan diberikan dalam waktu yang cukup terbagi dalam
tahap awal dan tahap lanjutan untuk mencegah kekambuhan
e. Panduan OAT yang digunakan di Indonesia adalah :
1) Kategori 1, diberikan pada :
a) Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis.
b) Pasien TB paru terdiagnosis klinis
c) Pasien TB ekstra paru
2) Kategori 2, diberikan pada :
a) Pasien kambuh
b) Pasien gagal pada pengobatan dengan paduan OAT
kategori 1 sebelumnya
c) Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost
to follow-up)
3) Kategori Anak, diberikan pada :
a) Diberikan pada pasien anak berusia dibawah 12 tahun
f. Dosis Panduan pemberian OAT
1) Kategori 1
Berat Tahap intensif tiap Tahap lanjutan 3 kali
badan hari selama 56 hari seminggu selama 16
minggu
30-37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2 KDT
38-54 kg 3 tablet 4 KDT 3 tablet 2 KDT
55-70 kg 4 tablet 4 KDT 4 tablet 2 KDT
≥71 kg 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2 KDT

2) Kategori 2
Berat Tahap insentif tiap hari Tahap lanjutan 3
badan kali seminggu
Selama 56 hari Selama 28 hari Selama 20
minggu
30-37 kg 2 tab 4 KDT + 2 tab 4 KDT 2 tab 2 KDT + 2
500 mg injeksi tab Etambutol
Streptomisin
38-54 kg 3 tab 4 KDT + 3 tab 4 KDT 3 tab 2 KDT + 3
750 mg injeksi tab Etambutol
Streptomisin
55-70 kg 4 tab 4 KDT + 4 tab 4 KDT 4 tab 2 KDT +
1000 mg 4 tab Etambutol
injeksi
Streptomisin
≥71 kg 5 tab 4 KDT + 5 tab 4 KDT 5 tab 2 KDT + 5
1000mg tab Etambutol
injeksi
Streptomisin

4. Melakukan Rujukan pada pasien yang memenuhi kriteria rujukan


a. TB dengan komplikasi/ keadaan khusus (TB dengan
komorbid) seperti TB pada orang dengan HIV, TB dengan
penyakit metabolic, TB anak perlu dirujuk ke layanan
sekunder. Pasien TB yang telah mendapat advis dari layanan
spesialistik dapat melanjutkan pengobatan di fasilitas
pelayanan primer
b. Suspek TB-MDR harus dirujuk ke layanan sekunder

5. Melakukan pencatatan
a. Pengobatan yang telah diberikan dicatat direkam medic, dan
Register TB Paru
b. Setiap akhir bulan dilakukan penginputan di aplikasi SITB
secara Online
7. Bagan Alir

8. Hal Yang -
Perlu
Diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Balai Pengobatan (BP)
2. Poli TB Paru
10 Dokumen 1. Form TB01
. Terkait 2. Register TB Paru
3. SITB
No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl Mulai
Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai