Anda di halaman 1dari 2

TUBERKULOSIS KELENJAR

No. Dokumen : 016 /UKP-UMUM/


405.09.03/2016
SOP No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 01 MARET 2016
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr.Abraham Reza Kautsar,


BABADAN MKes.
NIP.196707201998031005
1. Pengertian Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman tuberkulosis yaitu Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis
kelenjar adalah infeksi tuberkulosis pada kelenjar yang umumnya
ditularkan saat seseorang menghirup udara yang terkontaminasi.
2. Tujuan Sebagai bahan acuan petugas dalam menerapkan langkah-langkah
penatalaksanaan kasus tuberkulosis kelenjar.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Babadan Nomor 188.4/038/405.09.03/2016
tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan
praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pertama
5. Prosedur/ a. Petugas melakukan Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik
Langkah- b. Apabila dalam anamnesa pelanggan mengatakan sudah menderita
langkah batuk lebih dari 2 minggu, maka segera sarankan pasien melakukan
pemeriksaan laboratorium tes BTA
c. Petugas memberikan rujukan internal ke laboratorium
d. Apabila tes BTA menunjukkan hasil positif 1, positif 2 atau positif 3,
maka berikan pengobatan sesuai katagori I
e. Apabila hasil BTA positif pada pelanggan kambuh atau gagal atau
putus berobat, diobati kategori II
f. Apabila hasil tes BTA menunjukkan negative namun ada curiga TB beri
antibiotic spectrum luas. Bila ada perbaikan bukan TB. Bila tidak ada
perbaikan foto thorax.
g. Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap awal dan lanjutan
1) Tahap awal menggunakan paduan obat rifampisin, isoniazid,
pirazinamid dan etambutol.
a) Pada tahap awal pasien mendapat pasien yang terdiri dari 4
jenis obat (rifampisin, isoniazid, pirazinamid dan etambutol),
diminum setiap hari dan diawasi secara langsung untuk
menjamin kepatuhan minum obat dan mencegah terjadinya
kekebalan obat.
b) Bila pengobatan tahap awal diberikan secara adekuat, daya
penularan menurun dalam kurun waktu 2 minggu.
c) Pasien TB paru BTA positif sebagian besar menjadi BTA negatif
(konversi) setelah menyelesaikan pengobatan tahap awal.
Setelah terjadi konversi pengobatan dilanujtkan dengan tahap
lanjut.
2) Tahap lanjutan menggunakan panduan obat rifampisin dan
isoniazid
a) Pada tahap lanjutan pasien mendapat 2 jenis obat (rifampisin
dan isoniazid), namun dalam jangka waktu yg lebih lama
(minimal 4 bulan).
b) Obat dapat diminum secara intermitten yaitu 3x/minggu (obat
program) atau tiap hari (obat non program).
Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten
sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
6. Unit Terkait a. Pelayanan Umum
b. Pelayanan UGD
c. Kamar Obat
7. Diagram .
Alir/Flow
chart

8. Rekaman Historis
Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tanggal

2/2

Anda mungkin juga menyukai