Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN TUBERKULOSIS

(TB)

No. Dokumen : SOP/Yanis/01/2017


No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :12 Juni 2017
Halaman : 1/1

UPT PUSKESMAS ERLINA, SST. MM


LARANGAN NIP.19710501 199003 2 002
KAB. PAMEKASAN

1. Pengertian Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TB
menyerang paru, namun dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
Indonesia merupakan negara yang termasuk sebagai 5 besar dari 22
negara di dunia dengan beban TB. Kontribusi TB di Indonesia sebesar
5,8%. Saat ini timbul kedaruratan baru dalam penanggulangan TB, yaitu TB
Resisten Obat (Multi Drug Resistance/ MDR).

2. Tujuan Sebagai tujuan petugas dalam penerapan langkah-langkah untuk


Menangani TB Paru

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Larangan Nomor


440/035/432.302.14/2019 Tentang Kebijakan Layanan Klinis

4. Referensi Kepmenkes no 514 Tahun 2015 Tentang Panduan Praktek Klinis bagi
Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

5. Prosedur 1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik
3. Penegakan diagnosa: Penanganan TB Paru
4. Tatalaksana
Tujuan pengobatan
a. Menyembuhkan, mempertahankan kualitas hidup dan produktifitas
pasien.
b. Mencegah kematian akibat TB aktif atau efek lanjutan.
c. Mencegah kekambuhan TB.
d. Mengurangi penularan TB kepada orang lain.
e. Mencegah kejadian dan penularan TB resisten obat.

Prinsip-prinsip terapi
a. Praktisi harus memastikan bahwa obat-obatan tersebut digunakan
sampai terapi selesai.
b. Semua pasien (termasuk pasien dengan infeksi HIV) yang tidak
pernah diterapi sebelumnya harus mendapat terapi Obat Anti TB
(OAT) lini pertama sesuai ISTC (Tabel 2).
1. Fase Awal selama 2 bulan, terdiri dari: Isoniazid, Rifampisin,
Pirazinamid, dan Etambutol.
2. Fase lanjutan selama 4 bulan, terdiri dari: Isoniazid dan Rifampisin
3. Dosis OAT yang digunakan harus sesuai dengan Terapi
rekomendasi internasional, sangat dianjurkan untuk penggunaan
Kombinasi Dosis Tetap (KDT/fixed-dose combination/ FDC) yang
terdiri dari 2 tablet
(INH dan RIF), 3 tablet (INH, RIF dan PZA) dan 4 tablet (INH, RIF,
PZA, EMB).

1
PENATALAKSANAAN TUBERKULOSIS
(TB)

No. Dokumen: SOP/Yanis/01/2017


No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit:12 Juni 2017
Halaman : 1/2

UPT PUSKESMAS ERLINA, SST. MM


LARANGAN NIP.19710501 199003 2 002
KAB. PAMEKASAN

Tabel 2. Dosis Obat TB


Rekomendasi dosis dalam mg/kgBB
Obat Harian 3x seminggu
INH* 5(4-6) max 10(8-12) max 900
300mg/hr mg/dosis
RIF 10 (8-12) max 10 (8-12) max 600
600 mg/hr mg/dosis
PZA 25 (20-30) max 35 (30-40) max 2400
1600 mg/hr mg/dosis
EMB 15 (15-20) max 30 (25-35) max 2400
1600 mg/hr mg/dosis
Note: Tahap lanjutan di beberapa literatur dianjurkan untuk setiap hari.
a. Untuk membantu dan mengevaluasi kepatuhan, harus dilakukan prinsip
pengobatan dengan:
1. Sistem Patient-centred strategy, yaitu memilih bentuk obat, cara
pemberian cara mendapatkan obat serta kontrol pasien sesuai dengan
cara yang paling mampu laksana bagi pasien.
2. Pengawasan Langsung menelan obat (DOT/direct observed therapy)
b. Semua pasien dimonitor respon terapi, penilaian terbaik adalah followup
mikroskopis dahak (2 spesimen) pada saat:
1. Akhir fase awal (setelah 2 bulan terapi),
2. 1 bulan sebelum akhir terapi, dan pada akhir terapi.
3. Pasien dengan hasil pemeriksaan dahak positif pada 1 bulan sebelum
akhir terapi dianggap gagal (failure) dan harus meneruskan terapi
modifikasi yang sesuai.
4. Evaluasi dengan foto toraks bukan merupakan pemeriksaan prioritas
dalam follow up TB paru.
c. Catatan tertulis harus ada mengenai:
1. Semua pengobatan yang telah diberikan,
2. Respon hasil mikrobiologi
3. Kondisi fisik pasien
4. Efek samping obat
d. Di daerah prevalensi infeksi HIV tinggi, infeksi Tuberkulosis – HIV sering
bersamaan, konsultasi dan tes HIV diindikasikan sebagai bagian dari
tatalaksana rutin.
e. Semua pasien dengan infeksi Tuberkulosis-HIV harus dievaluasi untuk:
1. Menentukan indikasi ARV pada tuberkulosis.
2. Inisasi terapi tuberkulosis tidak boleh ditunda.
3. Pasien infeksi tuberkulosis-HIV harus diterapi Kotrimoksazol apabila CD
4 < 200.
Selama terapi : evaluasi foto setelah pengobatan 2 bulan dan 6 bulan.
Pengobatan TB Anak

2
PENATALAKSANAAN TUBERKULOSIS
(TB)

No. Dokumen : SOP/Yanis/01/2017


No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :12 Juni 2017
Halaman : 1/3

UPT PUSKESMAS ERLINA, SST. MM


LARANGAN NIP.19710501 199003 2 002
KAB. PAMEKASAN

6. DiargramAlir
Anamnese

Pemeriksaan fisik

Penegakan diagnosa

tatalaksana

7. Unit Terkait 1. Ruang Gawat Darurat


2. Ruang Pemeriksaan Umum
3. Ruang Rawat Inap
8. Rekaman Historis No Yang Diubah Perubahan Diberlakukan Tanggal

3
PENATALAKSANAAN TUBERKULOSIS (TB)

No. Dokumen: SOP/Yanis/01/2017


DAFTAR No Revisi :
TILIK Tanggal Terbit:12 Juni 2017
Halaman : 1/3

UPT PUSKESMAS ERLINA, SST. MM


LARANGAN NIP.19710501 199003 2 002
KAB. PAMEKASAN

Unit : UPT Puskesmas Larangan

Nama Petugas :

Tanggal Pelaksanaan :

No. Kegiatan Ya Tidak

1. Apakah petugas melakukan anamese terhadap pasien ?

2. Apakah petugas melakukan Pemeriksaan fisik terhadap pasien?

3. Apakah petugas Penegakan diagnosa Penanganan TB Paru?

4. Apakah petugas Tatalaksana meliputi;

Compliance rate (CR) : ……………………………….%………………………………..,………….


Pelaksana / Auditor

…………………………
NIP: …………………..

Anda mungkin juga menyukai