1. Pengertian Tuberkulosis merupakan penyakit yang menyerang paru-paru atau bagian
tubuh lainnya yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk mendiagnosa, pengobatan, pemantauan, evaluasi dan
tindak lanjut. 3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No.445.4/098/Kapus/III/2017 tentang Penatalksaan TB di Puskesmas Pondok Ranji. 4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 3. Peraturan Presiden RI Nomor 67 Tahun 2021 Tentang Penaggulangan TBC. 5. Prosedur 1. Pasien datang dan diperiksa di Poli Umum. 2. Jika curiga TB, pasien diarahkan ke Poli Paru 3. Petugas melakukan anamnesa dan melakukan pemeriksaan fisik 4. Untuk pasien dewasa, pasien diarahkan ke Laboratorium untuk pemeriksaan dahak mikroskopis sewaktu, pagi, sewaktu. 5. Diagnosis TB paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB (BTA. Minimal 2 hasil BTA positif, didiagnosis sebagai TB paru. Jika hanya 1 hasil BTA positif, lakukan pemeriksaan foto thorax atau pemeriksaan BTA SPS ulang. Jika BTA negative lakukan terapi antibiotic spektrum luas dan observasi 2 minggu lagi. 6. Klasifikasi pasienTB berdasarkan: Lokasi : TB paru atau TB ekstra paru Hasil pemeriksaan sputum: TB BTA positif atau TB BTA negative Tingkat keparahan penyakit: ringan atau berat Riwayat pengobatan TB sebelumnya: TB baru, TB relaps, TB default, MDR TB, TB pindahan . 7. Pengobatan TB Pengobatan TB di Puskesmas menggunakan strategi DOTS. Dosis OAT dewasa yang digunakan dengan Kombinasi Dosis Tetap (KDT/fixed-dose combination/ FDC) yang terdiri dari: o OAT Kategori 1 (2RHZE/4(RH)3) diberikan untuk pasien TB paru BTA positif, pasien TB paru BTA negative foto thorax positif, pasien TB ekstra paru o OAT Kategori 2 (2(RHZE)S/RHZE/5(RH)3E3 diberikan untuk pasien TB BTA positif relaps, pasien TB gagal, pasien dengan pengobatan setelah putus obat (default) 8. Akhir fase awal (setelah 2 bulan terapi) Cek Sputum BTA SPS. 1 bulan sebelum akhir terapi, dan pada akhir terapi cek sputum BTA SPS. Pasien dengan hasil pemeriksaan dahak positif pada 1 bulan sebelum akhir terapi dianggap gagal (failure) dan harus meneruskan terapi modifikasi yang sesuai
6. Unit Terkait 1. Poli umum, KIA, Lansia, UGD,Farmasi, Laboratorium
7. Dokumen 1. Rekam Medis Terkait 2. Register 3. Apoteker 8. Rekaman No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai Historis diberlakukan Perubahan 1