Anda di halaman 1dari 6

TUBERKULOSIS

No Dokumen :
445/VII.SOP.ICDX.001/402.102.03/2017
SOP No Revisi :0
TglTerbit : 23 Oktober 2017
Halaman : 1/5
UPT
dr. MARIA EVARISTA
PUSKESMAS NIP.19660716 200212 2 001
MADIUN
1. Pengertian Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium
tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru,
namun dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.Indonesia
merupakan negara yang termasuk sebagai 5 besar dari 22
negara di dunia dengan beban TB. Kontribusi TB di Indonesia
sebesar 5,8%. Saat ini timbul kedaruratan baru dalam
penanggulangan TB, yaitu TB Resisten Obat (Multi Drug
Resistance/ MDR).
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Menangani
TB Paru

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Madiun Nomor


445/VII.SK.001/402.102.03/2017 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis
4. Referensi Buku Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer Tingkat Pertama tahun 2015
5. Langkah- 1. Anamnesa
langkah
2. Pemeriksaan Fisik
3. Penegakan diagnosa: Penanganan TB Paru
4. Tatalaksana
Tujuan pengobatan
a. Menyembuhkan, mempertahankan kualitas hidup dan
produktifitas pasien.
b. Mencegah kematian akibat TB aktif atau efek lanjutan.
c. Mencegah kekambuhan TB.
d. Mengurangi penularan TB kepada orang lain.
e. Mencegah kejadian dan penularan TB resisten obat.
Prinsip-prinsip terapi
a. Praktisi harus memastikan bahwa obat-obatan tersebut
digunakan sampai terapi selesai.
b. Semua pasien (termasuk pasien dengan infeksi HIV)
yang tidak pernah diterapi sebelumnya harus mendapat
terapi Obat Anti TB (OAT) lini pertama sesuai ISTC
(Tabel 2).
1. Fase Awal selama 2 bulan, terdiri dari: Isoniazid,
Rifampisin, Pirazinamid, dan Etambutol.
2. Fase lanjutan selama 4 bulan, terdiri dari: Isoniazid
dan Rifampisin
3. Dosis OAT yang digunakan harus sesuai dengan
Terapi rekomendasi internasional, sangat dianjurkan
untuk penggunaan Kombinasi Dosis Tetap
(KDT/fixed-dose combination/ FDC) yang terdiri dari 2
tablet
(INH dan RIF), 3 tablet (INH, RIF dan PZA) dan 4
tablet (INH, RIF, PZA, EMB).
Tabel 2. Dosis Obat TB

Rekomendasi dosis dalam mg/kgBB


Obat Harian 3x seminggu
INH* 5(4-6) max 10(8-12) max 900
300mg/hr mg/dosis
RIF 10 (8-12) 10 (8-12) max 600
max 600 mg/dosis
mg/hr
PZA 25 (20-30) 35 (30-40) max 2400
max 1600 mg/dosis
mg/hr
EMB 15 (15-20) 30 (25-35) max 2400
max 1600 mg/dosis
mg/hr
Note: Tahap lanjutan di beberapa literatur dianjurkan untuk
setiap hari.
c. Untuk membantu dan mengevaluasi kepatuhan, harus
dilakukan prinsip pengobatan dengan:
1. Sistem Patient-centred strategy, yaitu memilih bentuk
obat, cara pemberian cara mendapatkan obat serta
kontrol pasien sesuai dengan cara yang paling
mampu laksana bagi pasien.
2. Pengawasan Langsung menelan obat (DOT/direct
observed therapy)
d. Semua pasien dimonitor respon terapi, penilaian terbaik
adalah followup mikroskopis dahak (2 spesimen) pada
saat:

2/5
1. Akhir fase awal (setelah 2 bulan terapi),
2. 1 bulan sebelum akhir terapi, dan pada akhir terapi.
3. Pasien dengan hasil pemeriksaan dahak positif pada
1 bulan sebelum akhir terapi dianggap gagal (failure)
dan harus meneruskan terapi modifikasi yang sesuai.
4. Evaluasi dengan foto toraks bukan merupakan
pemeriksaan prioritas dalam follow up TB paru.
e. Catatan tertulis harus ada mengenai:
1. Semua pengobatan yang telah diberikan,
2. Respon hasil mikrobiologi
3. Kondisi fisik pasien
4. Efek samping obat
f. Di daerah prevalensi infeksi HIV tinggi, infeksi
Tuberkulosis – HIV sering bersamaan, konsultasi dan
tes HIV diindikasikan sebagai bagian dari tatalaksana
rutin.
g. Semua pasien dengan infeksi Tuberkulosis-HIV harus
dievaluasi untuk:
1. Menentukan indikasi ARV pada tuberkulosis.
2. Inisasi terapi tuberkulosis tidak boleh ditunda.
3. Pasien infeksi tuberkulosis-HIV harus diterapi
Kotrimoksazol apabila CD 4 < 200.
Selama terapi : evaluasi foto setelah pengobatan 2 bulan
dan 6 bulan.
Pengobatan TB Anak

3/5
Gambar 1. Alur tatalaksana pasien TB Anak pada sarana
pelayanan kesehatan dasar
Tabel 3. OAT KDT pada anak (sesuai rekomendasi IDAI)

Berat 2 bulan tiap hari 4 bulan tiap hari


badan (kg) 3KDT Anak RHZ 2KDT Anak RH
(75/50/150) (75/50)
5-9 1 tablet 1 tablet
10-14 2 tablet 2 tablet
15-19 3 tablet 3 tablet
20-32 4 tablet 4 tablet
Keterangan:
a. Bayi dengan berat badan kurang dari 5 kg harus
dirujuk ke rumah sakit
b. Anak dengan BB >33 kg , harus dirujuk ke rumah
sakit.
c. Obat harus diberikan secara utuh, tidak boleh
dibelah.
d. OAT KDT dapat diberikan dengan cara : ditelan
secara utuh atau digerus sesaat sebelum diminum.

h. Sumber penularan dan Case Finding TB Anak


Apabila kita menemukan seorang anak dengan TB,
maka harus dicari sumber penularan yang
menyebabkan anak tersebut tertular TB. Sumber
penularan adalah orang dewasa yang menderita TB aktif
dan kontak erat dengan anak tersebut. Pelacakan
sumber infeksi dilakukan dengan cara pemeriksaan
radiologis dan BTA sputum (pelacakan sentripetal).
4/5
6. Diagram alir

Anamnesa

Pemeriksaan fisik

Penegakan diagnosa: Penanganan TB


Paru

Tatalaksana terapi
TB Paru
7. Unit Terkait
8. Dokumen
terkait
9. Rekaman Konseling Tanggal mulai
histori No dan Yang dirubah Isi perubahan
diberlakukan
perubahan edukasi

5/5
PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS MADIUN
Jalan Raya Puskesmas No. 9 Tiron Kecamatan Madiun
Telp. 0351 – 458271 Email : pkmmadiun@ymail.com
MADIUN 63151

Daftar Tilik Kesesuaian Prosedur


S0P TUBERKULOSIS
Sesuai Dengan
No Tahapan kegiatan/langkah Prosedur Keterangan
Ya Tidak
Apakah Petugas melakukan Anamnesa?
Apakah Petugas melakukan Penegakan
diagnosa: Penanganan terapi penyakit TB
paru?
Apakah Petugas memberikan tatalaksana
terapi penyakit TB paru?
Apakah Petugas melakukan edukasi dan
konseling ke pasien?

Complience rate (CR) = ................X 100%

Madiun,…………………..
Pelaksana / Audit

(…………………………………)

Anda mungkin juga menyukai