TATA LAKSANA
TUBERKULOSIS
Disampaikan oleh
Dr. Inet Fyndianne M, Sp.P,FISQua
16-17 Oktober 2023
Trio Azana Style Hotel
1
PENDAHULUAN
Data tahun 2021: TBC merupakan penyakit menular paling mematikan pada urutan kedua di
dunia setelah Covid-19 dan urutan ke-13 penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Indonesia berada pada posisi KEDUA jumlah penderita TBC terbanyak di dunia setelah India,
diikuti oleh China, Filipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh dan Republik Demokratik Kongo
(WHO, 2022). (Tahun 2020, Indonesia berada pada posisi ketiga dunia)
Kasus TBC di Indonesia diperkirakan 969.000 (satu orang setiap 33 detik) naik 17% dari
tahun 2020.
Insidensi kasus TBC di Indonesia adalah 354 per 100.000 penduduk (terdapat 354 penderita
TBC setiap 100.000 penduduk (WHO, 2022)
2
WHO
Global Tuberculosis Report 2022
3
PATOGENESIS TB
4
PRINSIP TATA LAKSANA TBC
1. Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan obat yang meliputi minimal
empat macam obat untuk mencegah terjadinya resistensi OAT.
3. OAT ditelan secara teratur dan diawasi oleh pengawas menelan obat (PMO)
hingga masa pengobatan selesai.
4. OAT harus diberikan dalam jangka waktu yang cukup, meliputi tahap awal/
fase intensif dan tahap lanjutan.
• Pada umumnya lama pengobatan TB paru tanpa komplikasi dan komorbid adalah 6 bulan.
• Pada TB ekstraparu dan TB dengan komorbid, pengobatan dapat > 6 bulan.
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberkulosis di Indonesia. PDPI. 2021
5
PANDUAN TATA LAKSANA TBC
Pada tahap awal/fase intensif, OAT diberikan setiap hari bertujuan untuk
menurunkan secara cepat jumlah kuman TB dan meminimalisasi risiko
penularan (berkurang setelah dua minggu pertama tahap awal
pengobatan).
• Tahap awal juga memperkecil pengaruh sebagian kecil kuman TB yang mungkin sudah resisten
terhadap OAT sejak sebelum dimulai pengobatan.
• Durasi pengobatan tahap awal pada pasien TB sensitif obat (TB-SO) adalah dua bulan.
KOMBIPAK/LEPASAN
(dikemas dalam bentuk
blister)
7
DOSIS OAT
Pengobatan selanjutnya
disesuaikan dengan hasil
uji kepekaan.
9
TATA LAKSANA
TUBERKULOSIS
EKSTRA PARU
(TBEP)
10
TUBERKULOSIS EKSTRA PARU (TBEP)
Gambaran histopatologi
Pemeriksaan mikrobiologi
Tanda dan gejala klinis (Aspirasi jarum halus
( TCM, PCR, kultur)
/FNAB atau biopsi lesi)
Pemeriksaan penunjang
Foto Toraks (harus
lain: analisis cairan
dilakukan) untuk
pleura/cairan pericard /
mengetahui apakah ada
LCS, Adenosin Deaminase
TBC paru
(ADA), IGRA, dll
12
TEST MANTOUX (TST) &
IGRA
13
Manajemen Kasus TBEP
Dilakukan pemeriksaan foto toraks untuk memastikan koeksistensi TBC paru
Pasien dengan TBEP, paduan obat selama 6-9 bulan (2 bulan RHZE diikuti dengan 4-7
bulan RH)
TB sistem saraf pusat (tuberkuloma atau meningitis) dan TB tulang dan sendi, paduan
OAT diberikan selama 9-12 bulan atau lebih
Tindakan Bedah diindikasikan pada TBEP dengan komplikasi (spondilitis TB, empyema
TB, endometriosis TB, dll)
WHO merekomendasikan
Kortikosteroid pada TB Kortikosteroid yang
pericardial dan TB diberikan adalah:
meningitis
Deksametason 0,2-0,4
mg/kg selama 2 minggu Prednison 1mg/kg selama Tapering off selama 3-5
kemudian di tapering off 3 minggu kemudian di minggu
selama 6-8 minggu
16
TATA LAKSANA
EFEK SAMPING
OAT
17
EFEK SAMPING OAT MAYOR
18
EFEK SAMPING OAT MINOR
19
TATA LAKSANA ALERGI OAT
Apabila gatal tanpa kemerahan dan tidak ada penyebab lain, maka pengobatan simptomatis menggunakan
antihistamin. Pengobatan dengan OAT dapat diteruskan dengan observasi.
Apabila terjadi kemerahan pada kulit maka OAT harus dihentikan. Jika reaksi tersebut sudah berkurang dan
sembuh maka OAT dapat dicoba satu per satu, dimulai dengan OAT yang jarang menimbulkan alergi
(desensitisasi).
Jika saat reintroduksi ditemukan obat penyebab alergi, obat harus dihentikan.
Kontraindikasi desensitisasi: reaksi hipersentivitas yang tidak dimediasi oleh IgE (Sindrom Steven-Johnson).
21
Contoh multi-step daily dose escalation dengan rifampisin
22
TATA LAKSANA HEPATITIS IMBAS
OBAT
Pengobatan TB dihentikan sampai fungsi hepar Kembali normal (ditandai dengan
SGPT < dua kali batas atas nilai normal) dan gejala klinis (mual atau nyeri perut)
menghilang.
• Apabila tidak memungkinkan tes fungsi hepar, tunggu 2 minggu setelah kuning atau jaundice dan
nyeri/tegang perut menghilang.
Apabila hepatitis imbas obat teratasi maka dilakukan reintroduksi OAT (American
Thoracic Society):
• 1. Sebaiknya dimulai dengan Rifampisin dengan atau tanpa etambutol.
• 2. Setelah 3-7 hari dan dibuktikan tidak terdapat peningkatan SGPT, maka Isoniazid dapat diberikan.
• 3. Jika pada proses reintroduksi terdapat peningkatan SGPT, maka obat terakhir yang direintroduksi
merupakan penyebab hepatitis imbas obat dan harus dihentikan.
• 4. Pada pasien dengan riwayat hepatitis imbas obat yang berat dan dapat menoleransi Rifampisin
dan Isoniazid, Pirazinamid tidak perlu dicoba untuk direintroduksi.
23
Nutrisi Untuk Pasien TB (1)
Pemberian makanan dalam porsi kecil 6 kali perhari untuk menggantikan porsi biasa tiga kali per hari.
Bentuk dan rasa makanan seyogyanya merangsang nafsu makan dengan kandungan energi dan protein cukup.
Minuman tinggi kalori dan protein dapat mencukupi peningkatan kebutuhan kalori dan protein.
Bahan-bahan makanan rumah tangga, sepetri gula, minyak nabati, mentega kacang, telur dan bubuk susu kering non lemak
dapat dipakai untuk pembuatan bubur, sup, kuah daging, atau minuman berbahan susu untuk menambah kandungan kalori
dan protein tanpa menambah besar ukuran makanan.
Minimal 500-750 ml per hari susu atau yogurt yang dikonsumsi untuk mencukupi asupan vitamin D dan kalsium secara
adekuat.
Alkohol harus dihindarkan karena hanya mengandung kalori tinggi, tidak memiliki
vitamin dan dapat memperberat fungsi hepar.
Menjaga asupan cairan yang adekuat (minum minimal 6-8 gelas per hari).
25
TERAPI PEMBEDAHAN
Pembedahan dibutuhkan
dalam pengobatan Pada limfadenitis TB yang
komplikasi pada keadaan besar dan berisi cairan
Pembedahan dapat
seperti hidrosefalus, maka diperlukan
dipertimbangkan sebagai
obstruksi uropati, tindakan drainase atau
pengobatan dalam TB
perikarditis konstriktif aspirasi / insisi sebagai
ekstraparu.
dan keterlibatan saraf salah satu tindakan
pada TB tulang belakang terapeutik dan diagnosis.
(TB spinal).
26
TERAPI PEMBEDAHAN
Tindakan invasif
1. Indikasi
2. lndikasi relatif (Selain
mutlak
Pembedahan)
27
EVALUASI PENGOBATAN (1)
28
EVALUASI PENGOBATAN (2)
29
TATA LAKSANA
TUBERKULOSIS
ANAK
30
Rejimen tata laksana TBC SO ANAK
Diagnosis Fase Fase
Intensif Lanjutan
● TBC paru pada remaja usia ≥15 tahun tanpa 2RHZE 4HR
memandang
klasifikasi dan keparahan
● TBC paru terkonfirmasi bakteriologis 2HRZE 4HR
● TBC paru kerusakan luas
● TBC paru dengan HIV
● TBC ekstra paru kecuali meningitis TBC, TBC tulang & milier
Piridoksin
- Diberikan pada: malnutrisi berat, HIV, dan DM
- dosis 0,5-1 mg/kg/hari
Tanda Bahaya pada
Anak
Tata ruang udara ruang isolasi
kelas S (standar)
Merupakan sistem yang menjamin udara bergerak dan terjadi pertukaran antar udara di dalam
Gedung dengan udara dari luar.
Ruangan dirancang dengan ventilasi yang baik dengan pembuangan udara terkontaminasi yang
efektif, penurunan konsentrasi droplet nuclei infeksius sehingga dapat mengurangi risiko infeksi
Pertukaran udara direkomendasikan air changes per hours (ACH) ≥ 12x/jam, dan arah aliran udara
yang diharapkan dapat dicapai dengan ventilasi alami atau mekanis.
38
Tidak dianjurkan memasang kipas angin pada langit-langit (ceiling fan) dan tidak menggunakan AC
sentral.
39
Sistem Tata Udara Pada Kelas N
(Tekanan Negatif)
Suhu ruang isolasi 24-26o C
Pertukaran udara 12x per jam atau 145 liter per detik per udara supply
40
41
Menghitung ACH
42
REKOMENDASI
TATA LAKSANA
TUBERKULOSIS
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana
Tuberkulosis, 2020
43
Rekomendasi
Rekomendasi WHO untuk pengobatan TB HIV pada fase intensif dan lanjutan
diberikan setiap hari, tidak direkomendasikan terapi intermiten (Rekomendasi A)
Durasi pengobatan tuberkulosis saluran urogenital adalah 6 bulan untuk kasus tanpa
komplikasi. Terapi 9-12 bulan diberikan pada kasus dengan komplikasi (kasus kambuh,
imunospresi dan HIV/AIDS)
Paduan obat terapi lini pertama tuberkulosis sistem saraf pusat diberikan selama 9-12 bulan.
Dosis kortikosteroid untuk dewasa (>14 tahun) dapat dimulai dari metil prednisolon 0,4 mg/kgBB/hari atau
prednison/deksametason/ prednisolone dengan dosis setara selama 6-8 minggu lalu tappering off
Indikasi bedah: hidrosefalus, abses serebral tuberkulosis dan tuberkulosis vertebra dengan paraparesis
Dekompresi bedah segera harus dipertimbangkan pada lesi ekstradural yang menyebabkan paraparesis
(Rekomendasi A)
Foto toraks dilakukan pada pasien TB ekstraparu untuk memastikan koeksistensi TB paru.
Paduan terapi adekuat dapat dimulai tanpa menunggu hasil biakan bila histologi dan gambaran
klinis sesuai dengan diagnosis tuberkulosis.
Pasien dengan TB ekstraparu, paduan obat selama 6-9 bulan (2 bulan INH, RIF, PZA, dan EMB diikuti
dengan 4-7 bulan INH dan RIF)
TB sistem saraf pusat (tuberkuloma atau meningitis) dan TB tulang dan sendi, OAT diberikan selama
9-12 bulan.
Pemeriksaan serologi, LED dan hitung jenis yang limfositer tidak direkomendasikan untuk diagnostik TB
pada pasien dewasa maupun anak.
Uji tuberculin merupakan alat diagnosis yang paling baik untuk membuktikan adanya infeksi TB
(Rekomendasi A)
Sistem skoring hanya digunakan di fasilitas Kesehatan primer yang terbatas, baik keterbatasan tenaga
medis maupun perangkat diagnosis
Kasus yang meragukan harus dirujuk ke fasilitas Kesehatan yang lebih lengkap
Untuk fasilitas layanan kesehatan yang lebih lengkap, system skoring dapat digunakan sebagai penapisan
awal, namun harus dilengkapi dengan pemeriksaan diagnosis yang lebih lengkap.
Pasien dengan infeksi HIV yang setelah dievaluasi dengan seksama, tidak menderita
TB aktif harus diobati TB laten dengan INH 6-9 bulan.
Anak berusia <5 tahun dan individu semua usia dengan infeksi HIV yang memiliki
kontak erat dengan pasien TB aktif dan setelah dievaluasi seksama, tidak menderita
TB aktif, harus diobati TB laten dengan INH 6 bulan atau 3HP. (Rekomendasi A)
Kelompok risiko tinggi lain TB laten: kanker dalam kemoterapi, steroid jangka panjang,
DM, imunosupresan lain, hemodialisa, transplantasi organ, mendapat TNFα
(Rekomendasi B)
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis, 2020 48
DEFINISI HASIL PENGOBATAN
SEMBUH
• Hasil pemeriksaan bakteriologis positif pada awal pengobatan dan menjadi negatif diakhir pengobatan
dan salah satu dari pemeriksaan sebelumnya
LENGKAP
• Menyelesaikan pengobatan lengkap, hasil pemeriksaan negatif sebelum akhir pengobatan, namun tidak
ada bukti hasil pemeriksaan bakteriologis
GAGAL
• Hasil pemeriksaan dahak tetap positif atau kembali positif pada bulan kelima atau lebih selama masa
pengobatan, adanya bukti resistensi obat
MENINGGAL
• Meninggal akibat apapun sebelum atau masa pengobatan
PUTUS OBAT
• Terputus 2 bulan berturut-turut
TIDAK DIEVALUASI
• Tidak diketahui hasil akhir pengobatannya
49
KESIMPULAN
TB masih merupakan beban Kesehatan di dunia, Indonesia peringkat kedua dunia
TBEP semakin meningkat seiring meningkatnya infeksi HIV dan penyakit imunokompromais lainnya
Diagnosis TBEP dilakukan sesuai lokasi lesi tuberculosis, dilakukan pemeriksaan TCM untuk jaringan dan
LCS
Berdasarkan hasil penelitian meta analisis WHO merekomendasikan paduan standar untuk TB paru kasus
baru adalah 2RHZE/4RH (Rekomendasi A)
Pengobatan TBEP dengan pemberian OAT 6 bulan, atau diperpanjang sampai 9– 18 bulan tergantung lesi
tuberculosis
50
Terima Kasih
51
DISKUSI
• Puskesmas Gombong II
Untuk klien ILTB, jika dalam perjalanannya kemudian muncul gejala, tatalaksana berikutnya
bagaimana?
Klien ILTB tetap harus diobservasi selama menjalankan TPT. Klien tersebut tetap harus dilakukan
pemeriksaan TBC secara terstandar menggunakan TCM apabila di perjalanannya ditemukan gejala
TBC. Idealnya tidak boleh mengobati TBC tanpa dilakukan penegakan diagnosis melalui bakteriologis
(TCM). Dokter diharapkan dapat memberikan edukasi terkait proses pengambilan spesimen pada
pasien. Apabila bergejala, maka diobati terlebih dahulu sesuai dengan gejala yang muncul.
Skrining TBC-DM dilakukan dengan rontgen dan dilanjutkan dengan TCM. Program Nasional belum
mengakomodir skrining TBC-DM menggunakan Tuberkulin. TBC disebut sebagai “the great imitator”
yang menjadikan gambaran rontgennya dapat menyerupai diagnosis lainnya. Jika ada pasien DM
dengan gejala mengarah ke TBC, maka dapat dilakukan pemeriksaan diagnosis menggunakan TCM.
52
DISKUSI
• Puskesmas Pejagoan
Investigasi kontak kasus TBC antara pasien dewasa (sudah dicek TCM dengan hasil negatif,
apakah tetap perlu dicari ILTBnya? Apabila skoring anak hasilnya =6, apakah perlu dilakukan
foto thorax?
Tuberkulin Skin Test dapat diberikan pada klien tanpa gejala. Apabila diTCM, menandakan
bahwa terdapat gejala. Jika bergejala dengan TCM negatif, maka dilakukan pemeriksaan
penunjang lain. Jika kontak erat serumah tanpa gejala dengan TST positif, maka dapat
dilakukan pemberian TPT. Penting untuk melakukan edukasi terkait penularan TBC (melalui
percikan dahak-batuk/bersin: minimal menggunakan masker selama 2 bulan, menunggu
evaluasi BTA negatif)
Penegakan diagnosis pada anak tidak terlalu menitikberatkan pada jumlah skor. Melainkan
mempertimbangkan gejala klinis dan kontak. Apabila masih ragu, maka dapat dirujuk untuk
pemeriksaan rontgen.
53